45✓

821 66 2
                                    

Happy reading^

[][][]

Rindu menggebu

Menginginkan temu yang tak kunjung kesampaian

Kau kemana?

Katanya, pergimu takkan lama

Tapi hingga kini, tak jua kembali dalam rengkuhku

Mungkin salah ketika aku terlalu memaksa

Kau merasa terkekang?

Saat ku tanya,

hanya bisu yang kudengar

Hanya angin yang berani berbisik,

katanya cinta juga butuh penantian

Aku mencoba percaya

Meski kadang, pertahananku tak selamanya bisa menahan badai

Kadang goyah

Merasa putus asa pada waktu yang terus mengulur temu kita

Padamu, aku merindu

Hanya tiga kata yang ingin ku sampaikan

Ku mohon, dengarkan

Aku mencintaimu, Aerosha

Kertas itu Sagara lipat. Lalu ia masukkan ke dalam wadah. Tidak banyak yang bisa ia lakukan selain menanti. Menunggu, dan membuat orang lain percaya bahwa cinta punya keajaiban.

Seberapa keras orang lain menentang, sekeras itu juga Sagara meyakinkan bahwa yang ia katakan adalah benar.

Sagara yakin jika Oshanya masih hidup. Ia jelas masih mengingat janji yang sudah mereka sepakati, tidak saling meninggalkan! Ya! Sagara percaya.

Sagara melihat bagaimana Oshanya terbujur kaku. Ia melihat wajah yang selalu memberi penolakan itu memejam dengan suhu dingin bagai es. Sagara melihatnya, tapi selalu menutup mata dan telinga. Ya! Tidak pernah mau percaya pada kenyataan itu.

Pemuda itu memakai jaket kulit miliknya. Kemudian meraih tas abu-abu kebanggaannya. Menyampirkan tas itu di pundaknya yang lebar.

Tanpa sarapan. Ia berangkat. Tentunya setelah pamit pada orangtuanya. Dan menciumi si gembul Sandra.

Sekarang semuanya berbeda. Keluarganya, kebiasaannya, semuanya berubah!

Sagara bukan lagi anak tunggal. Ia punya adik. Perempuan, dan dia cantik. Baru dua bulan, tapi sudah memiliki banyak penggemar.

Sandra Abinaya Gannendra.

Matanya sepekat malam, dengan bibir mungil menggemaskan. Kehadiran Sandra sedikit mengisi ruang rindunya. Sandra menebar kebahagian dimana-mana. Kedatangannya seperti cahaya.

"Kakk Sagaaa.."

Sagara menghela napas.

"Selamat pagi kak.."

Ia tak merespon. Hanya melirik, lalu kembali melangkah menuju kelas. Tak menghiraukan Zea yang membuntutinya.

"Aku bawa roti coklat lohh.. spesial rasa sayang, hhe... dimakan ya kak! Pasti kakak belum sarapan,"kata Zea sembari menyodorkan kotak bekalnya pada Sagara.

"Lagi puasa ngomong ya?"gadis itu mengembungkan pipi. Mungkin jika pria lain yang melihat, mereka akan gemas sendiri. Tapi tidak dengan Sagara.

Sepertinya... dia mulai kehabisan topik.

AEROSHA [COMPLETED]Where stories live. Discover now