Airin meletakan coffe tiramitsu di atas meja tepat di hadapan Taehyung, membuat pria itu menghentikan sejenak aktifitas nya.

"Duduk dulu" Ajak Taehyung ketika Airin ingin beranjak meninggalkan nya.

Apa yang terjadi semalam membuat Airin merasa canggung dengan pria itu, bagai mana tidak bayangkan jika kalian tidur seolah memohon ingin di temani tapi lantas bukan karena ingin menyerah kan diri, itu terlalu murahan. tapi karena ketakutan yang mungkin membawa keberuntungan.

"Soal tadi malam, lupakan saja"

Taehyung menarik sudut bibir nya, sembari menyesap coffe racikan Airin" kau lucu ya, saat tidur" Taehyung tetap memokuskan pandangan nya pada televisi dengan sedikit senyuman jenaka yang sontak membuat Airin membulatkan mata nya.

"Apa aku ileran? Atau aku memukul mu?" tanya Airin panik, padahal sebelum nya mereka juga pernah tidur bersama, tapi kali ini rasa nya beda—canggung.

"Tidak, hanya saja kau memeluk ku begitu erat"

Airin merona seketika—salah tingkah dan malu "maaf kan aku Kim aku tidak ber—"

"Tapi aku suka" Taehyung memotong cepat lantas membuat Airin diam dan kehilangan kata-kata untuk berucap dan lebih membuang pandangan pada lantai lalu beralih ke televisi.

Laki-laki itu seolah mampu membolak balikan perasaan Airin, pandai merayu memang.

"Taehyung!"

"Hmm"

Taehyung hanya berdehem sembari mengamati wajah sang gadis yang sedari tadi hanya menunduk.

"Aku kangen Jungki, kenapa dia belum pulang?"

Taehyung tidak langsung menjawab lebih memilih merebah kan tubuh nya dengan berbantalkan paha Airin dan melipat tangan di depan dada yang sontak membuat gadis itu terkesip.

"Dengan ku tidak ya?" Taehyung bertanya dengan mata terpejam, memang pandai mencuri kesempatan dalam kesempitan, nakal seperti Taehyung yang dulu Airin kenal.

"Rin?"

Taehyung masi memejamkan mata nya, sementara Airin menahan mati-matian rasa gugup yang bergejolak.

"Apa ada kesempatan ke dua untuk ku?"

Tak perlu mencerna terlalu lama, Airin mengerti maksud dari Taehyung, dan memilih tersenyum simpul saat ke dua manik mereka bertemu "ku rasa tidak perlu mengulang untuk ke dua kali" Airin menjeda kalimat nya sembari menyisir pelan rambut Taehyung yang sedikit panjang "sekali saja cukup."

Lantas membuat hati Taehyung nyeri mengingat bagai mana diri nya mencari gadis itu selama ini, berakhir dengan penolakan secara langsung.

"Benar, sungguh tidak memberi ku kesempatan lagi?" Taehyung benar-benar ingin memastikan, memang seharus nya kesempatan ke dua itu ada, namun apakah untuk nya tidak berlaku.

"Kau sudah memiliki istri dan anak, dan seharusnya kau menganggap ku sebagai baby sitter anak mu, tidak lebih."

"Jika aku tidak memiliki istri dan anak apa kau menerima ku?"

Airin tidak menjawab, apa yang Taehyung katakan sukses membuat airin bungkam, bohong jika ia mengatakan tidak mencintai Taehyung, tapi di sisi lain dia membenci pria itu.

Cinta dan benci memang beda tipis.

"Aku tidak bisa, Taehyung"

Airin merasa ragu atas ucapan nya, namun bagai mana pun mungkin ini adalah pilihan yang tepat.

Taehyung menghela nafas dan merubah posisi nya menjadi duduk, Airin bisa melihat raut tak bersahabat dari Taehyung namun dengan sejuta keputusasaan di sana, Taehyung mengusap wajah hingga ke rambut nya lalu menatap airin yang membuat gadis itu bergidik, jujur Airin merasa bersalah.

Hiraeth | Kth  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang