Part.15

35 14 2
                                    

Saat kakinya berjalan beberapa langkah ke depan, Gisel merasa kepalanya sangat pusing

"Gisel!! You must be strong, nggak boleh pingsan di sini." Batin Gisel pada dirinya sendiri, sembari memijat pelan kepalanya yang terasa pusing
"Ayo dong Gisel lo harus kuat!!."Gisel kembali membatin dan terus berusaha untuk jalan

Ya begitulah, kalau tubuh sudah lemas tidak bisa di ajak kompromi lagi.
Tiba-tiba tubuh Gisel oleng dan hampir terjatuh, tapi untungnya ditangkap cepat oleh Revan

Dan posisinya sekarang, tubuh mungil Gisel berada dalam pelukan Revan. Mata keduanya kini saling menatap

"Makanya kalo di bilangin jangan keras kepala." Tutur Revan tiba-tiba, saat mereka sedang bertatapan Sontak membuat Gisel menjadi salting.
Revan tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Pasti Gisel akan membantah untuk pergi ke UKS bersamanya, Revan dengan cepat langsung menggendong tubuh Gisel dan membawanya ke UKS.

Entah kenapa Gisel sama sekali tidak memberontak saat di gendong oleh Revan, biasanya juga kalo tanganya saja yang dipegang oleh Revan, sudah pasti Revan akan diomeli. Mungkin karena dia merasa kalau jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, ditambah tubuhnya yang benar-benar lemas, membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Sampai di UKS, Revan langsung membaringkan Gisel di atas brankar.

"Lo jagain dia dulu, gue mau kekantin." Perintah Revan pada salah satu siswi petugas PMR di Ruang UKS

Revan langsung pergi menuju kekanti dan Gisel yang terbaring di atas brankar hanya terdiam dengan wajahnya yang pucat, sambil sesekali memijat pelan kepalanya yang masih terasa pusing

Beberapa menit kemudian Revan kembali ke UKS dengan membawa air mineral dan bubur ayam.

"Nih lo makan dulu." Pinta Revan sembari menyodorkan air dan bubur ke Gisel

Gisel yang tadinya dalam posisi tidur, memaksakan dirinya untuk duduk dan bantal yang menjadi sandarannya

"Buka mulut lo." Ucap Revan, yang sudah menyodorkan sendok berisi bubur ke mulut Gisel

"Gue bisa mak--." Ketika Gisel hendak menyebutkan huruf A, otomatis mulutnya terbuka dan itu di jadikan peluang bagi Revan, agar bisa menyuapkan bubur. Dengan cepat Revan langsung memasukan sendok ke mulut Gisel, kini mulut Gisel di penuhi dengan bubur dan mulutnya sangat berlepotan.

Melihat mulut Gisel yang belepotan dengan bubur, Revan langsung mengambil tisu di atas nakas untuk membersihkan bubur yang berlepotan di mulut Gisel

Saat Revan hendak  membersihkan mulut Gisel,malah Gisel menghindarkan kepalanya

"Mau ngapain lo?." Hardik Gisel saat bubur di mulutnya sudah ia telan secara paksa

Tanpa menggubris ucapan Gisel, Revan menarik pundak gisel kedalam dekapannya dan posisinya sekarang, kepala Gisel berada di bawah keteknya Revan.
Perlahan-lahan Revan mulai membersihkan mulut Gisel yang belepotan, and Gisel tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Kini mata Gisel hanya menatap wajah Revan yang begitu dekat dengannya.
Setelah Revan selesai membersihkan mulut Gisel, ia tersadar bahwa Gisel sedari tadi menatap wajahnya

"Mau sampai kapan liatin gue terus??," tanya Revan tiba-tiba

"Ng..gak ada yang liatin kok." Ucap Gisel sedikit canggung dan langsung mendorong tubuh Revan, agar menjauh darinya.

"Nih buka lagi mulut lo." Pinta Revan lagi sembari menyodorkan sendok ke Gisel

Tidak mau kejadian tadi terulang lagi, Gisel langsung merampas mangkuk dari tangan Revan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia takut kalau ia berbicara Revan akan menyuapkan bubur ke mulutnya

RevGis Where stories live. Discover now