Part.20

22 3 0
                                    

"Nyaman banget peluknya?." Sindir Revan, saat kaca helm nya ia naikan, agar suaranya bisa didengar oleh Gisel

Menyadari akan ucapan Revan, Gisel dengan cepat langsung melepaskan pelukannya dari Revan

"A..ap..apaan sih lo?." Tutur Gisel gelagapan.
Wajahnya berubah begitu merah, bahkan sampai sedikit memanas.

"Gue turun sini aja!!." Sembur Gisel dan langsung turun dari motor Revan.
Ia benar-benar dibuat kesal oleh Revan

Dengan posisi Gisel yang sedang emosi, membuatnya tidak menyadari kalau Revan sedang menatap perubahan wajahnya dengan sedikit senyuman "Kenapa muka lo jadi merah gitu?," tanya Revan

Dengan cepat Gisel menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya dan berbalik membelakangi Revan.

"Astaga...Gisel come on!!. Tarik nafaaaaaaaas..buaaaang.." Batin Gisel, sembari mengatur nafasnya agar tidak terbawa suasana

Selang 5 menit kemudian, tiba-tiba sebuah kalimat keluar dari mulut Revan dengan suara yang begitu santai
"Udah.. nggak usah caper."

Caper..caper..caper and caper!!.
Ingat CAPER bukan BAPER.
Kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Gisel, membuat emosinya tak bisa terbendung lagi. Sampai akhirnya dengan sangat terpaksa ia harus melepaskan kedua tangannya dari wajahnya dan kemudian ia berbalik menatap wajah Revan dengan tatapan yang begitu tajam.

"Apa tadi lo bilang barusan?, gue caper?. Heh!! lo itu buta, atau bego sih?. Lo bisa membedakan raut wajah orang yang lagi caper sama orang yang lagi emosi nggak??." Sosor Gisel dengan tatapan yang begitu tajam saking emosinya

Bukannya takut, Revan malah mejawab ucapan Gisel dengan begitu santai
"Bisa. Raut wajah lo sekarang menunjukan bahwa lo sedang jatuh cinta pada pandangan pertama." Jawab Revan sambil menatap manik mata Gisel

Raut wajah Gisel kini mulai tak menentu. Antara dia sedang menahan emosi atau malu, semua tercampur baur didalamnya.

Dan apakah ucapan Revan tadi akan membuat Gisel baper??. Oh tentunya tidak sama sekali!!, justru membuatnya semakin emosi

"Alah..,lo kira gue bakal klepek-klepek sama gombalan basi lo itu??. Tidak sama sekali MANUSIA KULKAAAS!!!." Timpal Gisel dengan penuh penekanan sambil melerok pada Revan

"Nggak usah kegeeran, siapa yang ngegombalin lo??." Ucap Revan dengan menaikan sebelah alisnya

"Ya tadi barusan??."

"Tadi kan lo nanya perbedaan raut wajah, makanya gue jawab."

Gisel semakin geram mendengar jawaban dari Revan
"Udalah..Capek gue lama-lama ngomong sama orang nggak jelas kaya lo!!"

"Capek?. Istirahat!!"

Menyerah..!! Me-nye-rahh!!. Gisel sudah sangat menyerah.
Revan sama sekali tak mau kalah. Ia terus menjawab semua ucapan yang dituturkan oleh Gisel

"Ah..udah. Gue mau pulang!!" Pekik Gisel dengan emosi yang membara

Tanpa menunggu lama setelah mengucapkan kalimat itu, Gisel memutar dan berjalan membelakangi Revan. Sekarang yang ia rasakan adalah ingin pergi dan tidak ingin melihat wajah orang yang membuatnya kesal sedari tadi.

"Dasar manusia nggak jelas. Dia pikir dia ganteng apa?"

"Ah..kesel banget gue."

"Gimana gue nggak kesal coba?, tiap kali gue ngomong pasti dia ngejawab terus."

"Kalo dia cewek, udah gue cubit itu mulutnya."

Bersamaan dengan kaki yang terus melangkah, mulut Gisel juga tak henti-hentinya mengomeli Revan.

RevGis Where stories live. Discover now