11 • Tentang Mereka

904 199 18
                                    

Kabut yang terlihat samar-samar menghiasi pagi ini

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Kabut yang terlihat samar-samar menghiasi pagi ini. Cuaca yang dingin dan gerimis yang juga ikut serta. Tampak murid-murid beberapa mengenakan payung atau hanya menerobos hujan dengan memakai kedua tangannya untuk menghalau hujan.

Jaehyun yang mengenakan payung turun dari mobil, membuka payung lipatnya yang berwarna hitam dan berjalan menuju lobby utama sekolah. Disusul Winwin yang menerobos hujan dengan rompi merah sekolah yang memayunginya.

"Woi! Bareng gue aja!!" seru Jaehyun setelah melihat Winwin melewatinya dengan cepat.

"Nanggung!"

"Ck. Anak itu." Jaehyun menggelengkan kepalanya.

Sedangkan Doyoung dan Dhisa yang turun dari mobil seperti biasa. Tapi kali ini, Bunda mereka ikut mengantarkan.

"Ingat! Fokus! Jangan buat Bunda malu," kata Bunda dengan pakaian dress rapi.

"Iya, Bun," jawab Doyoung dan Dhisa.

Mereka segera membuka payung mereka. Tak seperti biasa, Dhisa tampak melamun dan selalu menghindari saudara kembarnya itu, Doyoung. Ia berjalan di belakang Doyoung dengan jarak yang sedikit jauh. Menundukkan kepalanya sambil melihat aspal sekolah yang basah kuyup.

Melihat saudaranya itu tak berjalan di sampingnya, Doyoung memberhentikan langkahnya. Reflek Dhisa pun menghentikan langkahnya. Doyoung membalikkan badannya dan berjalan mendekat ke Dhisa.

"Ngapain lo? Karena semalem? Ayolah gak papa. Mending fokus buat ujian nanti."

Dhisa menatap Doyoung, "He'em."

"Apa mau gue temenin bolos sekolah?" tanya Doyoung sambil menggandeng pundak Dhisa untuk berjalan bersama.

"Ya kali, Doy. Bisa-bisa kita di usir dari rumah sama bunda." Dhisa menghela napas Panjang sambil menyikut perut Doyoung.

"Bener juga."

Tak lama Jeana datang ke arah Doyoung dan Dhisa dengan penampilannya sedikit berbeda. Tetap dengan baju seragam yang dilipat sampai ke lengan, dasi yang terlihat tak rapih, dan rompi sekolah yang ia letakkan di belakang punggung, tetapi yang tak pernah terlihat dari Jeana adalah rambutnya. Rambutnya digerai dan dia sampirkan ke pundak kanannya. Bahkan ada sebuah jepit yang merapikan poninya ke samping.

"Lo Jeana, Choi Jeana kan?" tanya Dhisa heran melihat rambut Jeana yang asing dimatanya.

"Kenapa?" tanya Jeana dengan perlahan melihat sekujur tubuhnya, mengeluarkan ponselnya dan memeriksa wajahnya.

"Perasaan gak ada yang aneh."

"Lo habis kepentok apa? Rambut lo gak dikucir dan lo pakai jepit? Really?"

Doyoung berada di antara mereka mulai berbicara setelah melamun melihat perbedaan vibe dari Jeana hanya dengan memakai jepit rambut, "Dia kemarin habis nabrak tembok di lobby samping."

Kelas Atas [NCT] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin