Ikigai

8 3 0
                                    

Apa sih Ikigai?
Dulu mah saya juga ngga ngerti.
Kata ini pertama kali saya dengar dari seorang Fellexandro Ruby. Tentang siapa dia; next time lah kita bahas yak!

Di sini saya ngga mau menggurui ya,
Karena saya juga masih mencoba ini itu..
Untuk mencapai konsep Ikigai ini.
Jadi menurut bbc.com ikigai adalah istilah yang memasukan ide kebahagiaan dalam kehidupan.

Lucunya, Tidak ada kata bahasa Inggris -juga Indonesia- yang merupakan terjemahan langsung dari 'ikigai'.

Jadi, gampangnya...
Ikigai adalah tujuan hidup.
Sesuatu yang mencangkup keseluruhan tujuan dari yang ingin kamu capai selama ini.
Sebuah konsep pemikiran yang datang dari Jepang.
Lebih gampangnya lagi, yuk kita lihat diagram di slide sebelah ya...

Jadi, penjelasannya mungkin kayak begini nih...
Ketika hal yang kamu lakukan itu adalah sesuatu yang kamu cintai dan kamu merasa ahli di bidang itu, itulah passion-mu.

Ketika hal yang kamu lakukan adalah sesuatu yang kamu cintai dan sesuai dengan kebutuhan khalayak, itulah misimu.

Ketika hal yang kamu lakukan adalah sesuatu yang kamu kuasai dan kamu mendapatkan bayaran, itulah profesimu.

Ketika hal yang kamu lakukan adalah sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dan kamu mendapatkan bayaran karenanya, itulah pekerjaan (vocation)-mu.

Ketika kamu berhasil menyatukan keseluruhan antara passion, mission, profesion dan vocation...
Konsep itulah yang disebut Ikigai.

Mungkin semacam peribahasa Do what you love. Love what you do ya.

Nah pertanyaannya...
Gimana ya caranya ngerti dimana passion kita?
Itu dulu deh.
Saya ngga pengen sebut-sebut soal uang karena uang akan datang kalau kita cermat menggali passion.
Kata mentor-mentor saya (yes, mentor saya banyak!)
Kalo kamu bener-bener ngga ngerti ketertarikan kamu dimana, cobain aja semuanya dulu.
Nanti di tengah-tengah masa generalisasi itu, kamu bakal nemu dimana sih letak spesialisasi kamu..

Beberapa orang dewasa yang saya temui..yang lebih tough dan lebih punya tanggung jawab...kata passion mungkin ngga berarti.
Bagi mereka, they do the job that pay the bills.
Karena ngga bisa dipungkiri, uang adalah perkara krusial.

Balik lagi, hidup itu pilihan kan?
Saya salut sama orang yang bertahan meski banyak pergolakan batin.
Saya salut sama orang yang keluar dari zona nyaman dan memilih ngejar impiannya.
Dua-duanya ngga ada yang salah kok.

Tapi, menurut saya pribadi..
Kata "passion" ini bisa juga bikin saya terperosok.
Bisa jadi lame excuse ketika saya lelah berjuang.
"Ah...aku udah engga passion."
Gitu.
Dengan gampangnya.

Saya mungkin nomer satu yang tunjuk tangan kalo ditanyain pernah ngga ngerasa seperti itu.
Padahal, di tengah-tengah "passionate life" yang kita jalani, pasti ada beberapa benturan yang ngga bisa kita hindari.

Benturan itu terkadang membuat saya mundur teratur.
Serius.

Saya justru lebih suka meninggalkan kata passion dan berusaha untuk mencari arti dari kata konsistensi.
Ini yang lebih susah karena hingga sekarang pun banyak project yang saya siapkan matang...hanya jadi angan-angan. Termasuk akun ini dulu ketika masih menjadi akun kuliner.
Mandek di tengah jalan menjadi saksi bisu fase burnout-nya saya.

Saya mungkin bukan orang yang penuh prestasi atau punya banyak piala atau jadi putri indonesia...
Tapi saya hanya gadis kampung yang suka mencoba ini itu; tukang foto, tukang rias,  jualan buah, jualan daster, jualan kimono untuk pengantin, semua saya lakoni dengan haha-hihi di tengah profesi saya sebagai tenaga medis.
Dan...seperti yang sudah kamu duga.
Saya mudah bosan.
Dan sekalinya mantap memijakkan kaki di pekerjaan utama..semuanya terbengkalai.

Ga menyesal nih Dara?
Itu semua kalau ditekuni bakal "jadi" lho sekarang.

Haha.
Saya ngga menyesal.
Dan saya mau kamu ngga menyesal untuk telah mencoba apapun dalam hidup; sampai kamu tau apa yang bener-bener kamu ingin lakukan.
At least saya tau...
Dari semua project yang saya kerjakan, saya tau akar saya adalah menulis.

Jadi, apa yang saya kerjakan sebulan lebih tujuh hari ini..
Benar-benar membuat saya lepas.
Instead of mencari passion saya di belahan bumi mana..
Saya memulai awal perjalanan saya ini dengan duduk diam sambil menangis

Suatu hari saya mengambil pena dan menuliskan di buku tulis jaman sekolah..tentang apa yang saya rasakan; dalam versi bahasa inggris karena saya memang lebih suka mengekspresikan sesuatu yang "dalam" dengan bahasa inggris.
Intinya..."Is it okay not to be okay?"
Saya merasa kalah atas keadaan.
Merasa ketidakmampuan saya untuk bekerja yang saya anggap sebagai sebuah kegagalan.
Bukannya tidak mampu.
Tapi dipaksa untuk tidak mampu karena situasi dan kondisi.

But at the end of journey,
There's a silver lining.
Ups maaf. Bukan akhir ya. Justru menjadi awal yang baik bagi saya.
Maka dari itu,
Saya berterimakasih kepada kalian semua yang melihat saya bertumbuh di akun ini.
Saya bener-bener ngga mengira tulisan-tulisan ini ternyata bisa mewakili keresahan kalian..
Saya bener-bener trenyuh dan terharu.
Terimakasih ya.

So, last not least...
It's you.
All of you.
Who help me to finally find IKIGAI.
Shimbalaiê,
Dara.

KISADARAWhere stories live. Discover now