KIAN I

20 7 4
                                    

Please correct the wrong typing!
Have a nice night!

🎧

"Jangan terlalu berlebihan, semua yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi cinta."

🎧

Sang pangeran dari atas balkon istananya, melihat di kejauhan sebuah kereta kuda cantik yang membawa seorang putri. Beberapa pengawal tampak mengikuti kereta kuda itu di belakangnya. Sang pangeran sudah tahu siapa putri di dalam kereta kuda itu.

Ia sudah siap menunggu rombongan istana tetangga itu melewati istananya. Sejatinya, ia tidak sabar melihat wajah sang putri yang sudah lama ia taksir itu. Seorang putri yang rupawan dan elok akhlaknya. Dia sangat dewasa dan cerdas. Itulah yang membuat sang pangeran mati-matian mencari cara agar bisa dekat dengan sang putri.

Sang pangeran terpana sesaat sebelum rombongan itu akhirnya melewati istananya. Dan ia dapat melihat dengan jelas sang putri yang duduk manis dengan wajah dewasanya yang rupawan dari balik gorden kereta kudanya.

Sang pangeran menutup wajahnya, ia tak mau sang putri melihat wajah yang buruk miliknya ini. Ia juga tidak mau sang putri merasa diperhatikan olehnya. Dalam diamnya, sang pangeran tersenyum-senyum sendiri hingga akhirnya gue ditampar realita.

Plakk!!! Pedas, sepedas cintaku pada sang putri!

"WOY! Lo ngapain di sana senyum-senyum nggak jelas? Lo satu sekolah sama gue, kan?"

Gue menoleh ke bawah, melihat Vian dengan seragam sekolahnya dan tas punggung serta gitar plus bagnya yang dia tenteng dengan santai. Dia menatap gue yang berdiri di balkon kamar dengan sikap salah tingkah, duh, malu-maluin diri sendiri!

"Eh, iya, gue satu sekolah sama lo. Nama lo Vian, kan?" Gue bertanya seolah-olah tujuan gue sebenarnya berdiri di balkon ini bukan untuk nungguin dia lewat di depan rumah gue buat pergi sekolah.

"Iya, gue Vian. Lo ... Kitan, kan? Gue tahu, lo anak klub dance yang terkenal itu, kan?" tanya dia dengan mengangkat telunjuknya ke arah gue.

Gue cuma bisa menggangguk. Gue grogi, apalagi ini kali pertamanya gue bisa ngobrol sama cewek yang gue suka. Ah, Vian, you are my everything. Alah, lebay banget lo, Kit.

"Yaelah, dia malah senyum-senyum lagi. Eh, gue mau nanya, dong." Dia membuat gue malu untuk kedua kalinya. Don't be shy, Kitan. Siapa suruh lo nangkring di balkon pagi-pagi? Mana belum mandi lagi.

"Boleh, mau nanya apaan?"

"Sekarang jam berapa, sih?" tanya dia.

Gue membuka handphone gue yang memang sejak tadi gue bawa dari kamar. "06.45. Emangnya kenapa?"

"Astaghfirullah! Lo belum mandi?! Lo kagak berangkat sekolah, bentar lagi telat. Gue berangkat duluan, ya. Gue nggak mau telat. Buruan lo mandi!"

Gue ternganga melihat Vian yang berlari cepat tanpa beban meninggalkan gue yang masih loading dengan ucapan doi. Eh, i mean Vian.

"Emangnya sekarang jam berapa?" Gue bertanya ke diri sendiri. Lalu, gue membuka lagi handphone gue dan melihat angka yang ada di tepi atas layar.

"HAH?! Gue habis ngapain daritadi? Masa udah jam segini aja?!" Gue meloncat masuk ke kamar. Ya Gusti, maafkanlah hambamu yang lemot ini.

"KITAAAANN!!! KAMU NGGAK SEKOLAH YA, NAK?!"

Brakk!!!

Mampus sudah.

"Satu detik setelah diteriaki mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu detik setelah diteriaki mama." /nabrak kusen pintu kamar mandi.

🎧

Yeyyyyy, akhirnya 'Kian' meluncur. Tunggu kelanjutannya di hari Sabtu yo, guys.

Ingat, satu chapter berisi satu adegan cerita saja. Semoga suka dan betah dengan kisah Kitan ini.
I Love You All.

Jangan lupa follow instagram saya @okt_nabila1505 dan @themeisart.

Salam author, nabilalitha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang