4. Gudang

9.5K 132 1
                                    

Mira turun dari angkot tepat di depan gerbang kampus. Mira berjalan santai karena memang ia berangkat lebih awal dari jadwal kelasnya hari ini. Mira berencana untuk mampir dulu ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang di pinjamnya kemarin.

"Mira."

Mira mencari asal teriakan tersebut.

"Kak Nathan?"

"Pagi."

"Pagi juga."

"Mau ke perpus ya?"

"Iya kak. Mau ngembaliin buku yang kemarin."

"Sama dong. Ya udah bareng yuk?"

"Hah? Tapi.."

Belum selesai bicara, Nathan menarik tangan Mira. Dan betapa terkejutnya Mira. Mira melihat sekeliling nya. Mira takut ada yang melihatnya, nanti akan membuat orang salah paham, dan menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

Setelah melihat sekeliling, Mira merasa sedikit lega karena tidak ada yang melihatnya apalagi memperhatikannya. Mira pun mengikuti Nathan. Namun ada seseorang yang luput dari pandangan Mira, yang telah memperhatikan interaksi Mira dan Nathan. Kedua mata itu terus mengikuti Mira dan Nathan sampai ke perpustakaan.

"Kak, Mira duluan ya."

"Kok buru-buru?"

"Iya kak, habis ini aku ada kelas."

"Oh ya udah deh. Sebenarnya aku masih pengen ngobrol sama kamu."

"Ah.. hehehe"

"Gimana kalau nanti pas jam makan siang? Kamu udah nggak ada kelas kan?"

"Emmm... Nggak sih. Tapi kayaknya mau ngerjain tugas sama temen."

"Yaahh.. cuman bentar kok."

"Lihat nanti ya kak."

"Oke."

Mira dan Nathan berpisah di depan perpustakaan. Mira yang meninggalkan Nathan. Dari tadi perasaan Mira nggak enak dan penuh was-was jika bersama Nathan. Mira pun berjalan cepat menuju kelasnya, karena kelasnya hampir dimulai.

Lebih dari tiga jam pembelajaran dimulai dengan dua mata kuliah yang berbeda. Akhirnya selesai juga kelas Mira untuk hari ini.

Mira keluar kelas dan akan menuju ke kantin. Mira akan menemui Nathan sebentar, karena tadi Nathan nge chat Mira dan memaksanya untuk menemui Nathan.

Saat ingin menemui Nathan, tiba-tiba ada seseorang yang menariknya dan menutup matanya. Orang tersebut membawa Mira dan memasukkannya ke gudang. Kemudian mengunci Mira di dalam gudang itu sendiri.

"Buka.. tolong buka pintunya?"

"Kalian siapa?"

"Mengapa kalian melakukan ini pada ku."

"Tolong keluarkan aku dari sini."

"Aku mohon."

Mira terus berteriak dan menggedor-gedor pintu gudang tersebut. Namun tidak ada respon sama sekali. Karena orang yang mengunci Mira sudah pergi meninggalkan Mira sendirian di dalam gudang.

Mira merasa sangat ketakutan, karena di gudang sangatlah gelap. Mira terus berteriak namun tak ada seorang pun yang menolongnya. Mira sudah merasa lemas. Dia hanya bisa berdoa agar tuhan menolongnya entah bagaimanapun caranya.

Tiba-tiba Mira merasa seperti ada yang meniup  di telinganya. Mira semakin ketakutan, bulu kuduknya berdiri. Semakin lama Mira merasakan ada yang menyentuhnya.

"Tolong, aku mohon jangan ganggu aku." Mira memohon sambil menangis karena merasa ketakutan.

"Aku hanya di kunci oleh temanku di sini. Aku tidak bermaksud mengganggu mu."

Setelah berkata begitu, Mira tidak merasakan lagi sentuhan atau pun tiupan di telinga nya.

"Ya tuhan, tolong kirimkan orang untuk menyelamatkanku. Aku mohon siapapun itu. Aku berjanji siapapun yang menolong ku aku akan menuruti semua permintaan nya. Aku tidak ingin orang tua ku merasa khawatir."

Mira terus berharap agar ada seseorang yang menolongnya. Karena ini memang sudah hampir malam. Pasti orang tuanya khawatir dan bingung kalau sampai malam Mira belum sampai rumah.

"Mau aku tolong?"

Betapa kaget dan terkejutnya Mira saat mendengar suara itu, namun tidak terlihat ada siapapun di situ, kecuali dirinya.

"Iya, aku mohon tolong keluarkan aku dari sini. Aku berjanji akan membalas dan tak akan melupakan kebaikan mu hari ini."

Mira mencoba memberanikan diri dan tak peduli siapapun itu, yang Mira pikirkan saat ini hanya bagaimana caranya dia bisa keluar dari gudang itu dan segera pulang ke rumah.

"Benarkah?" Hanya ada suara tanpa wujud.

"Iya, aku berjanji."

"Baiklah."

Akhirnya yang dari tadi hanya terdengar suaranya, perlahan menampakkan wujudnya di depan Mira. Dengan berwujud cowok yang sangat tampan, tingi, seksi, tetapi mukanya terlihat pucat.

"Haaaaaaaa, ka...kamu siapa?" Teriak Mira sambil menutup kedua matanya dengan tangannya.

"Jangan takut, aku yang akan menolongmu."

"Benarkah?" Perlahan Mira membuka matanya.

"Iya, aku yang bicara tadi."

"Tapi kau siapa? Dari mana kau datang? Apa kau seorang malaikat? Atau jangan-jangan..?"

"Yap benar sekali seperti yang kau pikirkan"

"Haaaaaaa." Mira kembali berteriak, ternyata benar sosok di depannya sekarang ini adalah hantu.

"Udah nggak usah takut. Meskipun aku aku tapi jiwa ku seperti malaikat. Buktinya aku mau menolongmu. Dan Aku tidak akan menyakiti mu."

"Kalau begitu cepat keluarkan aku dari sini. Aku ingin segera pulang."

"Baiklah. Kau menjauh lah dari pintu itu."

Mira pun berjalan mundur menjauhi pintu. Tak lama kemudian pintu itu terbuka. Mira yang mengetahui itu segera berlari keluar dari gudang itu. Tanpa mengucapkan terimakasih kepada hantu yang telah menolongnya tadi, Mira segera pergi meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah. Selain karena Mira takut orang tuanya khawatir, Mira sebenarnya juga ketakutan karena ia benar-benar telah melihat hantu.

"Dasar manusia nggak punya akhlak, udah di bantuin bukannya berterima kasih, malah main kabur aja. Awas saja kalau bertemu lagi." Decih hantu itu.

Tak lama kemudian Mira akhirnya sampai di rumahnya. Dan benar saja orang tuanya sedang menunggunya dan mengkhawtirkannya.

"Astaga Mira. Kau dari mana saja? Kenapa jam segini baru pulang?" Tanya Ibu Mira dan memeluk Mira.

"Tadi ada acara di kampus buk. Maafkan Mira karena tidak mengabari kalian terlebih dahulu." Bohong Mira.

"Ya sudah nggak papa. Yang penting kamu sudah pulang dengan selamat." Sahut Bapak Mira.

"Iya buk, pak. Kalau gitu Mira masuk kamar dulu. Mira mau mandi dulu."

"Iya sayang."

Mira pun pergi ke kamarnya. Dan segera membersihkan tubuhnya yang banyak debu menempel.

Tbc

********



Annoying Possesive GhostWhere stories live. Discover now