2. Perpustakaan

12K 162 4
                                    

Suasana perpustakaan memang selalu tenang dan sunyi. Semua orang sedang asyik dengan semua kertas-kertas yang ada di hadapan mereka masing-masing.

Mira dan Disa kini juga sedang konsentrasi membaca rangkaian kata-kata yang telah di kemas menjadi sebuah buku yang ada dihadapan masing-masing. Mira mencerna semua kata demi kata agar dapat memahami apa yang terkandung dalam buku tersebut.

Saat Mira meregang kan badannya sebentar, tanpa sengaja pandangan mata Mira tertuju pada seorang cowok yang sedang berjalan seperti menuju ke arahnya. Cowok tampan yang ditubruknya waktu di kantin tadi.

Benar saja, cowok tersebut benar-benar berjalan menghampiri Mira. Dan saat ini cowok tersebut berada di hadapan Mira. Detak jantung Mira berdegup sangat kencang.

"Syukurlah ketemu kamu disini. Ini jepit rambut kamu tadi nyangkut di baju aku." Ucap pelan cowok tersebut sambil mengulurkan tangannya yang menggenggam jepitan kecil milik Mira.

Tak ada tanggapan dari Mira. Karena saat ini Mira masih bengong menatap cowok tersebut. Akhirnya Disa pun menyenggol Mira dengat sikutnya.

"Yaaahhh.. lo di ajak bicara tu." Bisik Disa.

"Hah? Ah.. oh iya. Ini punya saya." Jawab Mira seperti orang linglung.

Mira pun mengambil jepitan rambutnya dari tangan cowok tersebut. Dan tanpa sengaja menyentuh tangan cowok tersebut.

Dug dug

Dug dug

Suara detak jantung itu.

Mira merasa sangat cemas, dan salting. Dia takut kalau cowok tersebut mendengar detak jantungnya yang entah kenapa tiba-tiba berdegup sangat kencang. Secara suasana memang sangat sunyi.

"Terimakasih."

"Okey."

Setelah itu cowok tersebut pun pergi meninggalkan Mira.

Mira menarik nafas panjang dan bernafas lega. Untunglah cowok tersebut segera pergi. Kalau nggak, Mira bisa malu tujuh tanjakan kalau sampai cowok itu mendengar detak jantung nya saat ini.

"Woy." Disa mengagetkan Mira.

"Ssssssssttttttttt" Orang di dekat Disa memperingatkan karena Disa berisik.

"Iya, sorry. Sorry." Disa meminta maaf.

Mira yang menyadari itu hanya tertawa kecil tanpa suara.

"Sialan lo."

"Lagian lo sih, udah tau di perpus kok malah teriak-teriak."

"Gara-gara lo oneng."

"Lah kok gue?"

"Iya, dari tadi gue lihat muka lo tegang banget sejak ada cowok itu. Mana mata lo nggak kedip lagi ngeliatin dia."

"Aahhh. Nggak kok. Jangan ngadi-ngadi lo."

"Sssssssstttttttt." Orang di dekat Disa pun kembali memperingatkan mereka. Karena mereka malah asyik ngobrol.

"Maaf, maaf." Ucap Mira lirih.

"Ya udah kita ngobrol di luar aja yuk." Ajak Disa.

"Ya udah yuk. Daripada nanti digebukin orang-orang satu perpus."

Mira dan Disa pun keluar meninggalkan perpus. Mereka hendak berjalan menuju ke halaman kampus.

"Eh lo belum jawab pertanyaan gue tadi." Ucap Disa.

"Pertanyaan yang mana Dis?"

"Kenapa muka lo tegang banget pas ngeliat cowok tadi. Trus kenapa jepit rambut lo ada di dia? Lo kenal ama dia?"

Annoying Possesive GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang