Part 43 Rewel

10.6K 674 21
                                    

"Mmmaahhhh...." Suara teriakan itu membuat Kia langsung menghampiri putra semata wayangnya.

Benar, dugaan Kia putranya akan rewel beberapa hari setelah imunisasi. Dari tadi pagi putranya tidak mau jauh-jauh dari dirinya.

"Kenapa hm, jagoan Mama kenapa sih?" ucap Kia sembari membawa Baby Putra ke pangkuannya.

Padahal baru saja setengah jam yang lalu Baby Putra tidur lelap, dirinya memanfaatkan itu untuk menyiapkan sarapan baby Putra, untung saja MPASI yang ia buat sudah selesai, Kia simpan di microwave.

Bukannya menjawab, Baby Putra memanyunkan bibirnya dan bersiap untuk menangis. Entahlah saat ini Kia sendiri tidak mengerti apa yang dirasakan putranya, suhu tubuhnya pun normal tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kesayangan Mama kan jagoan yaa, mam dulu yuk," ucap Kia.

"Mpaah mmahh," ucap Baby Putra.

Memang tadi Daffa sengaja tidak pamit dengan Baby Putra karena jika pamit Kia sudah pastikan putranya akan menempel dan menghambat suaminya berangkat.

"Iya nanti kita telpon papap ya, sekarang mam dulu ya?"

Baby Putra tidak berespon. Entahlah, mungkin bayi itu merasa cemburu karena Daffa selalu menjenguk bayi kembar Alesha dan setiap kali Daffa menceritakan keadaan mereka ke Kia dan ada Baby Putra pasti selalu mengoceh tidak jelas.

Kia berjalan menuju ruang makan dan menyimpan baby Putra di bouncer tapi selang beberapa menit Baby Putra berontak akhirnya Kia menyuapi baby Putra sembari menggendongnya.

✨✨

Daffa sampai di parkiran kampus lima belas menit sebelum jam delapan, sebelum keluar dari mobil ia memberi kabar kepada istrinya. Setelah itu ia berjalan ke kelas sembari membawa iPad dan buku yang berhubungan dengan hari ini.

Di jalan handphonenya berdering, terpangpang nama Alesha di sana, dahinya berkerut. Ada apa Alesha menelponnya pagi ini. Segera ia mengangkatnya dan mengucap salam.

"Kenapa, Sha?"

"...."

"Saya baru sampai di kampus. Kenapa emang?"

"...."

"Bunda gak ada di sana?"

"....."

Daffa berfikir sebentar, pasalnya Alesha memberitahu jika baby nya rewel dan ia posisinya di sana sendiri karena bunda mengantar Aisya sekolah dan Umi belum ke sana.

"...."

"Eh iya, Sha. Sebentar ya saya ke kelas dulu buat ngasih tugas udah gitu saya akan segera ke sana."

"...."

Setelah itu Daffa memutus panggilannya. Ia segera mempercepat langkahnya, ia memutuskan untuk tidak masuk kelas hari ini, cukup beri tugas dan alihkan pertemuan ke lain waktu jika ada yang diskusikan bisa langsung hubungi dirinya. Daffa tipe dosen yang fleksibel namun tugas yang diberikan membuat mahasiswa menghela napas.

Jarak kampus dengan rumah sakit memang tidak terlalu jauh, sekitar lima belas menit sampai. Setelah memberi tugas, Daffa bergegas menuju rumah sakit.

Daffa sampai saat Alesha sedang mencoba menenangkan baby Zha, dan Baby Zhi yang juga menangis meminta untuk digendong. Daffa mencuci tangan lalu membawa Baby Zhi di pangkuannya.

Satu Shaf di Belakang Mu [Squel IUM]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora