14). The Pretty You

464 101 130
                                    

Vico menyaksikan adegan tarik-menarik yang dilakukan Owen pada Hara hingga akhir dengan tatapan yang penuh selidik, lantas menyeletuk, "Ini kenapa jadi genre romansa? Bukankah seharusnya gue yang tersinggung karena Owen main tarik-tarik Gara sesuka dia sampai bikin gue kepo banget sama jawabannya?"

Helaan napas panjang Galang dari sebelah Vico menjadi jawaban atas pertanyaannya, membuat yang mendengar menjadi tidak puas. Lantas, dia mengalihkan atensinya ke arah teman-teman yang lain, berharap setidaknya ada yang mau menghibur.

Ekor mata Vico secara refleks menangkap ekspresi wajah Maya yang menatap sedih bangku milik Owen yang sekarang tidak berpenghuni; begitu baper dan tampak tidak bersemangat.

Membuat Vico merasa ingin menghiburnya.

"Mei."

Maya menoleh ke arah Vico, berusaha mengurangi ekspresi sedihnya tetapi gagal sehingga terlihat dia memaksakan senyuman.

"You deserve better than him," hibur Vico, nadanya benar-benar tulus di luar dugaan, membuat Maya seketika tersentuh tetapi hanya beberapa detik saja karena kata-kata hiburan tersebut belum selesai. "And of course, I'm the best one."

Vico mengakhiri sindrom narsisnya dengan menatap satu titik ke samping lantas mengangkat sebelah tangan membentuk isyarat pistol dengan ibu jari dan jari telunjuknya, lalu menempelkannya di depan tulang hidung.

"Kalo dari segi wajah sih iya, lo lebih ganteng dari Owen," jawab Maya dengan nada manis di luar dugaan, membuat mata Vico memancarkan binar kebahagiaan tetapi hanya beberapa detik saja karena kata-kata pujian tersebut belum selesai. "Tapi dari segi hati, lo lebih payah dari Owen. Jelas dia yang terbaik."

"Terbaik dari mananya?" tanya Alka, nadanya jelas tidak terima hingga terkesan lebih galak dari seharusnya. "Gue terbaik dari segi keduanya, bahkan otak gue lebih berbobot sebagai pelengkapnya. Apa lagi yang kurang?"

"Ada kok yang kurang," jawab Maya cepat.

"Apa?"

"Kurang daya tariknya. Gimana ya... tiap natap lo, gue nggak merasa ada aliran listrik gimanaaa gitu. Beda sama Owen."

Ekspresi Alka seperti ditampar telak di wajah sehingga membuat Vico tergerak untuk menghiburnya.

"Alka."

"Apa?" tanya Alka, mood-nya jelas sedang kacau, tetapi cowok itu masih berbaik hati untuk balas menatap mata Vico demi kepentingan sopan santun.

"You deserve better than her," hibur Vico bersungguh-sungguh, tetapi hanya beberapa detik saja karena Alka telah mengambil buku paket tebal lantas melemparkannya ke arah cowok laknat itu dengan emosi yang patut diacungkan jempol.

Meski lemparan tersebut gagal karena Vico berhasil menangkap buku tersebut di saat yang tepat, cowok itu mendengus kesal pada Alka dan menatapnya tidak percaya. "Ini buku paket loh, Alka! BUKU PAKET!"

"Iya gue juga tau itu buku paket meski gue berharap gue bisa lempar lo pake bom sekalian biar tau rasa!" omel Alka dengan kekesalan yang masih mengental.

Vico membuka mulut, tetapi deringan bel masuk menghalanginya untuk mengeluarkan unek-unek sebagai balasan, membuatnya keki sendiri. Untungnya situasi tersebut tidak berlangsung lama karena dia sadar kalau Owen dan Hara belum kembali.

"Eh, kok mereka belum balik, sih?" tanya Vico kepo pada Galang sementara yang ditanya juga tampak khawatir, tetapi dia hanya bisa mengangkat kedua bahunya sebagai isyarat clueless.

Beruntung sekarang adalah jatahnya pelajaran Pak Yunus dan beliau dikabarkan sedang berhalangan sehingga sudah dipastikan akan terlambat selama 30 menit pertama.

The Pretty You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang