"Aku ganggu dong."

"Nggak kok kak."

"Ya udah, kamu lanjutin aja. Lain kali kita sambung lagi. Maaf ya udah ganngu. Selamat malam.

Mira tidak membalas lagi pesan terakhir dari Nathan. Mira tak tau harus merasa senang atau merasa takut. Di satu sisi, siapa sih yang nggak seneng di chat sama cowok paling fenomenal di kampus, bahkan banyak cewek yang sampai ngemis-ngemis buat dapetin nomernya. Nah ini Mira malah Nathan duluan yang ngechat dia. Bisa dibilang cewek paling beruntung nggak sih.

Eh tapi di sisi lain Mira juga takut. Mira teringat semua cerita yang disampaikan oleh Disa. Cerita tentang bagaimana nasib cewek-cewek yang deket sama Nathan. Mira nggak mau bernasib buruk seperti mereka. Nasib buruknya selama ini aja nggak ilang-ilang, masa iya mau ditambah lagi.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi. Nggak mungkin juga sih seorang Nathan ngedeketin Mira, yang bahkan hanya beberapa orang saja yang mengenalnya. Mungkin Nathan hanya iseng doang. Mungkin dia lagi gabut. Mira mencoba berfikir positif.

Tok..tok..

"Mir." Panggil ibunya dari depan kamar Mira.

"Iya buk, masuk aja. Nggak Mira kunci kok."

"Kamu masih belajar sayang? Nih ibuk bawain susu sama roti bakar buat nemenin kamu belajar."

"Waaaahhh.... Makasih buk. Memang seorang ibuk selalu tahu apa yang anaknya mau ya."

"Bisa aja kamu."

"Ya udah ini ibuk taroh di meja. Jangan lupa dimakan ya. Oh ya jangan begadang. Kalau udah selesai langsung tidur."

"Siap laksanakan."

"Ibuk keluar dulu kalau gitu."

"Iya buk, sekali lagi terimakasih. Selamat malam ibuk. I love you."

Meskipun Mira hidup dengan keluarga yang sederhana dan pas-pasan pake banget, namun Mira tetap bahagia dan bersyukur karena dikaruniai orang tua yang sangat menyayangi nya.

Karena menurut pengalaman-pengalaman dari orang-orang dan menurut sinetron-sinetron yang sudah tayang, sebagian besar atau banyak dari golongan orang kaya, yang bahkan sampai bingung mau menggunakan uang buat apa karena saking banyaknya, bisa jadi buat kopi aja nggak pake gula, tapi malah pake uang. Keren nggak tuh. Tapi justru kehidupan mereka tidak bahagia.

Pasti seorang anaklah yang akan menjadi korbannya. Karena orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan anaknya hanya ditinggal bersama seorang asisten rumah tangga. Jadi anak itu sudah pasti kurang kasih sayang dari orang tuanya. Bahkan tidak sedikit juga sebuah keluarga akan hancur, meskipun mereka memiliki harta yang melimpah. Salah satunya karena tidak ada keharmonisan dalam keluarga itu. Tapi nggak semua keluarga orang kaya begitu sih.

Jadi Mira selalu bersyukur, dia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari keluarganya. Meskipun hanya makan nasi sama tempe dan sambel korek pun akan terasa nikmat jika makan bersama keluarga dan di dalam hati ada rasa bersyukur dan bahagia.

Menurut Mira lebih baik hidup sederhana, tapi selalu dekat dengan keluarga dan selalu mendapatkan kasih sayang. Daripada banyak uang tapi nggak pernah dapet kasih sayang, apalagi kumpul bercanda tawa dengan keluarga. Tapi kalau Mira bisa memilih sih, Mira akan memilih hidup kaya raya dan hidup bahagia bersama keluarga.

Akhirnya semua tugas kuliah Mira selesai. Sudah waktunya untuk membaringkan tubuh, mengistirahatkan mata dan juga pikiran. Mira juga harus menyiapkan tenaga dan mentalnya untuk hari esok. Karena Mira tak tau entah apa yang akan terjadi di hari esok, dan apa yang akan dilakukan oleh Tasya dan juga geng nya itu pada dirinya

Mira mematikan memencet saklar lampu utama untuk mematikannya dan menghidupkan lampu tidur. Sebelum menuju ke alam mimpi. Mira berdoa semoga hari esok akan lebih baik dari hari ini. Dan semoga besuk tidak ada yang mengganggunya di kampus. Dan satu lagi semoga ia bisa bertemu dengan pangeran hatinya, entah itu siapapun Mira juga belum tau. Karena tuhanlah yang tahu.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Mira pun tertidur lelap.

Tbc

*******

Annoying Possesive GhostWhere stories live. Discover now