1. Kantin

16.4K 193 4
                                    

Almira Carabella Sanaa yang biasa di panggil Almira atau Mira. Dia adalah gadis yang berusia 20 tahun yang mempunyai masalah hidup yang begitu berat. Mira dilahirkan dari keluarga yang sangat-sangat sederhana. Ibunya hanya seorang buruh cuci gosok sedangkan ayahnya hanyalah sopir dari seorang pemilik perusahaan besar.

Mira adalah salah satu mahasiswa kalangan bawah yang diberi kesempatan untuk kuliah di universitas yang sangat Terkenal dan bergengsi yaitu Universitas Naga Sakti. Hanya mahasiswa kalangan atas yang bisa kuliah di universitas ini. Namun Mira sangat beruntung bisa masuk ke universitas bergengsi itu berkat kepandaiannya. Yah, Mira bisa masuk ke universitas tersebut karena mendapatkan beasiswa. Mira masih tidak bisa percaya kalau dia bisa kuliah di universitas yang banyak orang memimpikannya. Mira mengambil Fakultas Ilmu Komunikasi. Mira berharap bisa membuat bangga orang tuanya karena bisa masuk ke Universitas Naga Sakti.

Namun siapa sangka, penderitaan Mira semakin bertambah sejak Mira kuliah di universitas tersebut. Mira menjadi korban bullying oleh teman-temannya yang lain. Karena Mira berasal dari keluarga miskin.

Semenjak OSPEK sampai menginjak semester tiga awal ini, Mira hanya mempunya seorang teman yang bernama Disa. Hanya Disa yang mau berteman dengannya. Karena Disa juga tidak mempunyai teman selain Mira. Disa dijauhi teman-teman lainnya karena Disa dianggap aneh oleh teman-temannya. Meskipun Disa berasal dari keluarga yang juga sangat kaya. Namun tidak ada yang berani membully Disa, karena ia sangat jago bela diri.

Kegiatan perkuliahan kembali akan segera dimulai. Kamis ini cuacanya sangat terik, matahari terlalu bersemangat untuk memancarkan sinarnya. Hingga menembus ke jendela ruang perkuliahan. Para penghuni semester tiga fakultas Ilmu Komusikasi memasuki ruangan. Mereka menempati padat ruangan tersebut.

Dua buah AC dinyalakan, untuk mengusir udara panas ruangan yang terasa seperti akan membakar. Seperti biasa ada dosen yang memberikan materi-materi, dan mahasiswa nya yang menyimak semua penjelasan dengan baik-baik. Termasuk Mira, yang duduk di bangku pojok paling depan. Dan bangku dibelakangnya diduduki oleh satu-satu teman-temannya di Universitas ini, siapa lagi kalau bukan Disa.

Hari ini hanya ada dua mata kuliah. Setelah semua mata kuliah berakhir banyak mahasiswa yang membubarkan diri dan keluar, namun ada beberapa mahasiswa juga yang memilih tinggal. Mira adalah salah satu mahasiswa yang memilih untuk segera keluar setelah mata kuliah berakhir.

Mira dan Disa berjalan menuju kantin kampus. Mira berencana untuk ke perpustakaan sebelum pulang ke rumah. Namun sebelum itu Mira mampir dulu ke kantin, karena sejak tadi pagi Mira memang belum sempat makan. Dan Disa diminta Mira untuk menemaninya. Biasanya kalau nggak sempet makan di rumah, Mira pasti membawa bekal ke kampus. Namun hari ini dia lupa untuk membawanya. Karena bagi Mira semurah apapun makanan yang tersedia dikantin, bagi Mira itu tetaplah mahal. Lebih baik uangnya ia tabung dan digunakan untuk membeli buku-buku.

Bbbrruuukkkkk

Mira menubruk seseorang cowok saat akan memesan makanan.

"Maafkan saya. Saya tidak sengaja." Mira meminta maaf pada orang tersebut dan membungkukkan badannya.

"Iya tidak apa-apa, aku juga yang salah karena jalan nggak lihat-lihat malah asyik mainan ponsel."

Mira pun menegakkan badannya dan menatap seseorang yang telah ia tubruk tadi. Mira penasaran siapa cowok tersebut, karena baru kali ini Mira bertemu dengan mahasiswa lainnya yang mau bersikap sopan padanya.

Saat menatap matanya, Mira malah bengong karena merasa kagum oleh cowok tersebut. Karena selain sopan, dia juga sangat tampan dan keren.

"Hey." Cowok tersebut malah membuyarkan lamunan Mira.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya cowok tadi.

"Ah, oh, iya saya tidak apa-apa, sekali lagi saya minta maaf."

"Its okey, no problem."

Cowok tersebut pergi meninggalkan Mira. Sedangkan Mira masih terdiam menatap cowok tersebut hingga akhirnya menghilang. Mira sampai lupa kalau tujuannya mau memesan makanan untuknya dan juga Disa.

Mira berjalan membawa makanan pesanannya dan menghampiri Dasi yang sedang duduk menunggu nya.

"Akhirnya datang juga." Ucap Disa.

"Iya maaf lama."

"Emang kenapa? Kok lama banget? Antre banyak kah?" Tanya Disa.

"Nggak kok. Ada ada kecelakaan kecil."

"Hah? Kenapa? Ada apa? Apa kamu dijahilin oleh mahasiswa lain lagi?"

"Oh nggak kok. Tenang aja. Cuman masalah kecil."

"Tapi lo nggak kenapa-kenapa kan?"

"Nggak kok, aman."

"Syukurlah kalau begitu. Ya udah yuk makan. Gue udah laper banget."

"Sama, gue juga."

Mira dan Disa menyantap makanan yang mereka pesan. Namun saat Mira sedang asyik menyantap makanannya, tiba-tiba datang sekelompok cewek yang menghampirinya.

Mira menghela nafas berat. Dia sangat tahu siapa sekelompok cewek itu tanpa menatap wajah mereka. Siapa lagi Tasya dan kedua anggota genk nya, Yesi dan Rini. Mereka semua juga satu kelas dengan Mira. Mereka bertigalah yang sering mengganggu ketenangan Mira. Entah kesalahan apa yang telah Mira lakukan pada mereka, sehingga mereka hobbi banget mengganggu Mira.

"Wah ternyata si udik ada disini." Ucap Tasya.

"Sekarang udah kuat beli makan di kantin ya?" Sambung Yesi.

"Eh tapi tunggu, makanan apaan itu?" Ucap Tasya lagi.

"Iya. Keliatan menjijikan sekali seperti makanan yang ada disampah gue." Kali ini Rini yang bicara.

"Huueeeekkkk hueeekkkk." Mereka bertiga berlagak muntah.

Disa yang mendengarnya mulai geram, kedua telapak tangannya sudah mengepal, siap-siap untuk menghajar ketiga manusia yang tidak mempunyai adab ini.

Saat Disa akan berdiri dan menghajar mereka, dengan sigap Mira menahan tangan Disa untuk mencegahnya. Mira menggelengkan kepala memberi kode pada Disa untuk tidak melakukannya. Disa yang menerima kode itu berusaha untuk menahan emosinya saat ini.

Ketiga anggota genk tadi sempat takut dan ngeri saat melihat wajah Disa yang lagi marah. Namun untunglah Mira mencegahnya.

"Udah Dis, nggak usah ladenin mereka." Ucap Mira.

"Lebih baik kita pergi dari sini." Ajak Mira dan menarik tangan Disa untuk meninggalkan tempat itu.

"Kenapa lo nahan gue sih Mir? Gue sekali-kali pengen beri mereka pelajaran. Biar nggak seenaknya aja sama lo."

"Udah gue nggak papa kok Dis, gue cuman nggak mau nambahin masalah aja. Gue pengen kuliah dan belajar disini dengan tenang."

"Mana bisa tenang, mereka pasti akan selalu berulah semenang-menang sama lo, kalau mereka nggak diberi pelajaran Mir. Ini bukan hanya sekali dua kali loh, tapi mereka tuh gangguin lo sejak kita semester satu."

"Udah biarin aja, nanti kalau mereka capek pasti berhenti sendiri kok."

" Ya udah terserah lo deh. Tapi kalau mereka sampai berbuat hal yang keterlaluan sama lo. Gue nggak segen-segen buat ngehajar mereka. Meskipun lo ngelarang gue."

"Iya deh iya."

Mereka ngobrol sambil berjalan menuju ke perpustakaan.

Tbc

*****

Hai hai hai
Semoga kalian suka ya.
Maaf kalau banyak kesalahan dan kekurangan.
Kritik dan saran dengan senang hati diterima 😘😘
Selamat menikmati

Jangan lupa follow dan vote nya ya.

Annoying Possesive GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang