• phases 20 / ?

60 13 93
                                    

Jam 1 dini hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam 1 dini hari. Zion, Aubrey, Gibran, Brandon, dan Austin sedang di tengah perjalanan pulang mereka menuju kediaman Kuwonu. 

Suasana mobil sunyi. Tiap remaja yang berada di dalam mobil itu capek, dan tak sedikit pula diantara mereka tenggelam pada pikirannya masing-masing.

Kecuali Gibran. Cowok itu bablas ketiduran, sepertinya pikirannya tidak sepenuh teman-temannya yang lain.

 Brandon yang duduk di jok tengah menyumpal kupingnya dengan earphone tanpa memutar musik dengan harapan Austin tidak akan mengajaknya mengobrol. Austin sendiri diam, tangannya ia lipat sambil menoleh ke jendela untuk menyaksikan jalan raya.

Yang duduk di jok depan juga sama-sama diam. Setelah adu mulut setengah jam yang  lalu, kedua remaja itu--Aubrey dan Zion masuk ke dalam mobil tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Aubrey mesih marah. Zion sangat yakin. Buktinya gadis itu tidak menyentuh audio mobil sama sekali. Kalau emosi Aubrey lagi nggak naik, pasti Ribs dari Lorde sudah terputar.

"Mesih marah?" tanya Zion pelan dengan suara yang amat raspy. Ujung matanya sesekali melirik gadis di sampingnya yang memeluk tali seatbelt.

Cowok itu tahu betul ia yang salah. Seharusnya Zion bisa tahan emosi, dan tidak mematahkan janjinya pada Aubrey untuk tidak pernah main tangan sampai ada yang menjadi korban.

"Nggak." jawab Aubrey, matanya lurus ke depan.

"Masa?" Zion memancing. "Mana ada orang enggak marah audio mobil dianggurin?"

"Fine!" dengan cepat gadis berambut hitam kecokelatan itu menghidupkan ponselnya, lalu ia hubungkan ke audio mobil. Kurang dari semenit kemudian, lagu i wish i missed my ex dari Mahalia terputar.

Zion tersenyum puas. He knows her too well.

"I hate you, Zai." sembur Aubrey saat menyadari raut wajah Zion yang berubah.

"I know."

"Jangan nonjok-nonjok orang lagi. Lo jadi mirip Papa. Gue enggak suka."

"Iyaa, bawel!"

"I have the right to be bawel."

"You do."

Setelah mengiyakan semua ucapan Aubrey, kedua insan yang duduk di jok depan itu kembali diam. Kuping mereka dengan seksama menikmati lagu.

Sampai Zion tiba-tiba berceletuk. "Ini lagu kayaknya bakal jadi anthem lo sama Gibran kalau putus, deh."

 "HEH!"

"HAHAHA!"

Untung Gibran ketiduran selama perjalanan.

Motor Edwin berhenti di depan sebuah pagar rumah milik sang gadis yang menumpang di jok belakang. Sasha turun dari boncengan. Gadis manis itu menatap kepala Edwin yang ditutupi helm secara penuh untuk sesaat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FASE - prettymuch (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now