• Phases 7/?

279 68 468
                                    

dedicated to yourfriendpotato for being one of my hype-buddy <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

dedicated to yourfriendpotato for being one of my hype-buddy <3

"Lo enggak bakal pernah baca surat dari gue 5 tahun yang lalu, dan gue enggak bakal pernah baca surat dari lo."

Mataku melebar. Ucapannya barusan ku cerna pelan-pelan.

Intinya, dia enggak mau baca surat yang dia sendiri bikin 5 tahun yang lalu? Gitu?

Padahal ini ide dia, loh.

"Hah?"

Zion menghela napas. "I said, i don't want you to read my letter for you."

"Apaan sih, Kan kita udah nunggu buka ini surat bertahun-tahun," aku menyatukan alisku. "Cuman surat dari dua bocah kelas 5 SD."

Zion tak kunjung menjawab, ia malah terus menatapku sambil menggigit bibir bawahnya.

"Siniin enggak!" tanganku awalnya menyentuh amplop jingga di tangan Zion, tapi cowok itu dengan cepat mengangkatnya tinggi-tinggi agar tidak bisa aku raih.

Tentu, sesuai naluri, aku agak mengangkat badanku untuk meraih amplop jingga. Tanpa sadar tubuhku mendekat ke Zion, dan kini wajahku persis berjarak 5 centi dari wajahnya.

Mata kami terkunci. Mata berbentuk almond punyanya itu selalu berhasil membuatku berhenti berkutik. Nafasku tertahan.

Aku tenggelam pada tatapan teduh remaja di depanku. Senyum kecil terukir di bibirnya.

Atmosfir seperti ini tidak baik untuk kesehatan mental seorang gadis sepertiku.
Aku harus memecahkan keheningan.

"Lo tuh-"

"Aubrey, listen to me." Ujarnya tenang. "Aku nulis sesuatu disini yang seharusnya enggak aku tulis. Embarrassing stuff."

"You're kidding!" Aku menepuk jidatku, sulit mempercayai ucapan Zion. Enggak masuk logika.

"Enggak. Aku bener-bener enggak mau kamu baca."

"Gue tuh nunggu ini surat 5 tahun!"

"Ya.. kan, adil. Aku enggak baca surat dari kamu. Sama-sama enggak tahu."

"KENAPA NGOMONGNYA JADI AKU-KAMU?!" gregetan sendiri, jadinya.

"Abisnya kalo ngomong kayak anak SD lagi kamu kayak lebih tenang," Ia terkekeh. "Emang selama 5 tahun ini lo mikirin ini surat? Enggak kan? Pasti lupa seiring waktu."

"Enggak sih. Tapi emang suratnya se-memalukan apa sampe lo enggak mau kasih tau gue?"

"Banget."

Tampang Zion tidak meyakinkan. Ia malah seperti menahan senyum enggak jelas. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang.

Sebuah ide muncul di kepalaku.

FASE - prettymuch (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now