• Phases 3/?

309 82 147
                                    

Kekeli and Zion <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kekeli and Zion <3

"MAMA!"

Suara tangisan itu makin nyaring makin aku mendekat ke ruang tamu. Langkah kakiku kupercepat, sol sepatuku menghentak-hentak ubin. Hatiku menggebu-gebu, aku diserang rasa khawatir.

Aku enggak mau ketakutan terbesarku kejadian ke Mama.

"Ma-"

Setibanya aku di tujuan, aku disuguhkan dengan pemandangan asing. Ya, bukan asing sih, lebih tepatnya jarang banget. Di ruang tamu yang kecil ini terisi 4 orang. Aku dan Mama jarang disamperin tamu, lebih sering ngopi-ngopi cantik kalau silaturahmi.

Di sofa ada yang duduk manis, ada satu anak kecil yang kayaknya sih mesih SMP, di sebelahnya ada seorang remaja yang sepertinya lebih tua dariku, rambutnya panjang dan berwarna hitam legam. Kulit keduanya berwarna karamel.

Eh, ini tetangguku yang tadi pagi aku liatin bukan sih?

Kedua orang tadi menghadap depan--lebih tepatnya ke arah mamaku yang menangis di dalam pelukan seorang wanita payuh baya--rambutnya berwarna pirang keemasan. Wajah mama berderai air mata, tangannya mengusap-usap punggung wanita yang memeluknya hangat.

Hanya satu orang yang berambut pirang yang ada di kehidupanku dan Mama.

Mommy Mandy?

Oh. My. God. Enggak mungkin. Ini mimpi bukan, sih?

"Aubrey, darling, you're home." sebelum aku sempat bereaksi, Mama telah duluan sadar akan kehadiranku. Ia mengusap-usap kelopak matanya.

"I-iya," aku bahkan tidak kuat untuk mengeluarkan sepatah kata lain. Itu benar Mommy Mandy?

Oke, reaksi jantungku sedikit lebay. Hatiku terus berpacu. Mandy Kuwonu adalah ibu kedua bagiku. Ia selalu ada dari aku bayi, selalu menemaniku setiap Mama tidak ada. Dia adalah bagian keluargaku; sama seperti Zion, aku sangat merindukannya.

"Ini, Mommy Mandy udah pu-" Mama belum sempat menyelesaikan kalimatnya, wanita yang aku rindukan sudah berteriak heboh.

"AUBREEY, MY BABYGIIIRL!!" sorak Mandy bahagia. Ia beralih dari Mama dan kini berlari kearahku tergopoh-gopoh dan langsung menyerangku dengan pelukan.

Aku tentu membalas pelukannya. Senyum bahagia langsung menyangkut di bibirku. Mandy sangat wangi, rambutnya yang lembut menyentuh pipiku, tangannya mengusap punggungku penuh kasih sayang.

"You're a high schooler now, huh?" Mandy menatapku lekat-lekat, matanya berkaca-kaca. "Demi apapun, Na, Aubrey mirip banget sama lo!" serunya ke arah Mama kemudian sambil tertawa.

Mama yang mesih duduk di sofa senyum-senyum. Aku tahu ia juga bahagia karena sahabatnya kembali pulang.

"Mommy mesih cantik banget ih," pujiku. Muka Mandy mesih memantulkan cahaya dan bibirnya berwarna merah alami. Dari kecil, aku pengen jadi secantik dia.

FASE - prettymuch (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now