Callendre Kei

#00 • Prolog

"Setiap goresan tinta pada tulisan ini, adalah rasa sakit yang tak akan pernah pergi mengembalikan bahagianya."

••••••••••

Pada halaman keempat puluh sembilan, buku ini ditutup. Perihal luka yang terdengar kabarnya, hanya terlihat seperti benda usang, menutup segala keindahan.

Langit mulai menghitam, embusan angin yang menusuk kulit, terasa masuk dalam suasana yang terlihat mati. Cuaca seperti mendukung, menambah kesan damai untuk meluapkan rasa yang kini telah memuncak.

Di depannya terdapat pekarangan rumah bercat putih, sederhana memiliki dua lantai, terlihat kosong seolah tak berpenghuni.

Satu hari dia menghilang, meninggalkan kisah yang selama ini mereka ukir, menjadi haluan yang tak akan pernah lagi kembali.

Satu minggu berlalu. Masih belum ada tanda-tanda kehadiran yang diharapkan, dia pergi tanpa kata pamit. Dengan kalimat manis yang ditinggalkan, ternyata hanya ilusi belaka yang mulai tergores.

Dan dua bulan masih menunggu, rumah tersebut terlihat tak terurus, bunga indah dengan warna yang cerah kini mulai melayu. Daun jatuh berguguran mengotori halaman dengan berbagai debu yang mulai menempel pada bangunannya.

Tidak ada halaman berikutnya. Pada buku usang ini, ia mulai menutup kisahnya. Demikian pada redum kalbunya, gelora tawa itu hampir tak pernah lagi ada.

Hingga satu tahun berlalu, terdengar langsung dari telinganya, seorang wanita paruh baya mengatakan telah ada yang membeli rumah berlantai dua di depannya.

Terlihat dari matanya, rumah tersebut mulai hidup kembali. Berpenghuni dengan orang yang berbeda, bukan dengan yang ia rindukan. Tatapan kecewa itu masih ada. Masih dengan harapan yang sama dan tetap dengan akhir yang sama.

Kini, dirinya sendiri, tertunduk di bawah pohon besar. Senyum kecut hadir dengan mata yang mulai teralihkan.

"Apa yang lo tunggu di sini?"

••••••••••

Instagram : @ayychakk
Tik Tok : @ayyachaa
Wattpad (02) : @aychndral

Oktober/2K20🥀.