3G, Menemani Ghandi.

9 5 1
                                    

Never thingking you go...

Vote

Comen

And spam komen

Okey

Umuachhh

Happy reading

Dua hari yang lalu, status pacaran berubah menjadi mantan. Perhatian tak akan ada lagi, semuanya berubah setelah aku pulang dadi OSN, yang kutau penyebabnya hanyalah Rafika mantan kekasihnya, aku tidak tau apa ada penyebab terselubungnya atau tidak.
"Gimana kondisi lo sekarang?" tanya Gresya saat melihat Ghandi keluar dari ruangan dokter.
"Udah baik kok!" ucapnya tersenyum tulus.
"Kita pulang?"
"Iya"
Hari ini Ghandi memang meminta Gresya menenmaninya Chek-up, awalnya Gresya menolak tapi Ghandi mengancam tidak bakalan Chek-up sampai kapan pun jika Gresya tidak menemaninya, mendengar hal itu Gresya langsung mengiyakan.
Gresya pun membutuhkan refresing, beberapa hari ini otaknya jenuh. Penghianatan Geovano selalu terbayang-bayang dalam pikiranya.
"Aku antar sampe apartemen yah?" Gresya meminta persetuhuan Ghandi.
"Tidak perlu, kamu langsung pulang aja. Kamu pasti cape" tolak Ghandi halus.
"Owhh, yaudah jangan pernah meminta lagi di temani chek-up." ketus Gresya dengan ekspresi cemberut dan memalingkan wajahnya. Ghandi menyungginkan senyuman dan menarik hidung Gresya.
"Ngambek nih, tuan putrinya?" Rayu Ghandi.
Gresya tidak menjawab, Ghandi semakin iseng mendekatkan wajahnya.
Gresya menoleh sekilas melihat Ghandi mulai mengikis jarak, jantung Gresya terpompa kuat. Melihat manik mata Ghandi dalam, melihat jarak yang kian menipis. Dan semakin dekat.
.
.
.
.
.
.
.
Hehehhe apa yang kalian pikirkan?
Otaknya jangan Traveling yahh!
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa sih yang ngak buat tuan putri." bisik Ghandi di telinga Gresya.
Mendengar itu Gresya langsung menghembuskan kasar nafasnya yang telah tertahan sedari tadi.
"Hufffff..." Gresy tanpa menoleh ke arah Ghandi yang masih setia memandanginya.

Shitt...

Bunyi ban mobil yang bergesekan dengan aspal yang di paksakan berhenti.
Pak supir taksi meneguk ludahnya kasar setelah melihat kejadian tadi. Dia berpikir yang aneh aneh sejak melihat ke arah kaca spion, saat Ghandi mendekatkan wajahnya dengan jark tak terhitung lagi, Supir taksi kaget dan rem mendadak. Membuat Gresya dan Ghandi yang tidak siaga hampir terlempar mengenai kursi pengemudi dan samping pengemudi.
"Are you okey?" tanya Ghandi melihat Gresya.
"Hmm" jawab Gresya mengelus dadanya.

"Kenapa pak?" tanya Ghandi setelah membetulkan posisinya.
"Ngak mas, tadi matanya bleng" ucap Supir taksi gugup.
"Bleng?" Ghandi bertanya mengeritkan keningnya.
"Saya lanjut mas" elak supir taksi agar dia tidak ketahuan melihat adegan korea-koreaan tadi. Taksi pun berjalan kembali.

Mereka berdua turun dari taksi dan segera membayar ongkos. Sebelum taksi melenggang jauh, supirnya sempat berpesan.
"Mas sama Eneng klo mau maon drama korea-koreaan tolong liat tempat." ucapnya memandang Ghandi dan Gresya bergantin.
Terlihat Gresya menatap Supir itu heran, begitupun dengan Ghandi.
"Bisa menggangu konsentrasi jika di liat secaravsiarang langsung, otak dan mata juga ikut bleng." lanjut supir itu, kemudian melenggang pergi.

Nampak Gresya dan Ghandi masih mematung di tempat. Masih mencerna maksud dari ucapan supir taksi itu. Tapi entahlah mereka tidak tau apa yang terjadi, dan memilih bodo amat. Mereka berpikiran Supir tadi hanya mengigau menonton Drama korea.

Ghandi menyuruh Gresya mampir sebentar, dan di angguki oleh Gresya.
Memasuki apartemen mewah Ghandi, tapi kelihatan seram.
"Duduk Gres." pinta Ghandi setelah mereka mencapai ruangan tengah.
"Makasih" balas Gresya dengan mendaratkan tubuhnya di sofa.
"Biar aku buatkan minum" ucap Ghandi hendak berdiri dari duduknya.
"Ngk usah Ghan, gue cuman sebebentar kok" tolak Gresya halus.
"Ghan, toilet mana?" tanya Gresya.
"Gue antar"
"Ngak usah!" tolak Gresya risih.
"Gue cuman nunjukin doang, trus gue balik sini yakali gue nongkring di sana" ucap Ghandi meyakinkan.
Gresya mengangguk dan mebgikuti Ghandi dari belakang.

3G+Gحيث تعيش القصص. اكتشف الآن