Abim lantas menghabiskan susunya kemudian berdiri.

"Mau kemana? Ga jadi sarapan?" tanya ibunya lagi.

"Mau ketemu Mbah Kung dulu, Bun hehehe" ujar Abim kemudian melesat ke kolam ikan yang terletak di belakang rumahnya.

Abim berjalan lebih pelan tatkala langkah kakinya sudah dekat dengan tempat dimana kakeknya berdiri.

Kakeknya masih sama. Hanya usianya saja yang semakin senja.

"Mbah Kung" sapa Abim pada kakeknya.

"Eh, tumben Bim udah rapi" balas kakeknya.

Abim berdecak.

"Ck, kenapa sih pada ngomentarin aku yang udah rapi? Habis ini mau ke studio makanya rapi begini" kata Abim.

"Ooh" kakeknya hanya ber-"ooh" saja dan membuat Abim merengut.

"Mbah Kung ga yakin habis ini langsung ke studio. Mau mampir ke rumah Qilla dulu kan kamu?" ujar kakeknya lagi dan langsung membuat Abim menelan ludahnya.

Apa isi kepala Abim begitu transparan? Kenapa kakeknya bisa tahu?

"Kok Mbah Kung tau sih?"

"Tuh, wajahmu bilang begitu."

"Ck, Mbah Kung ga asik ah!"

"Trus kamu rapi begitu karena mau ketemu Mbah Kung?"

"Kalo iya kenapa?"

"Oh, jadi sekarang kamu mau ketemu kakekmu sebagai Abraham Tirtayasa Malik, begitu Abimana?" jika kakeknya mulai memanggil namanya dengan lebih lengkap, berarti kakeknya mulai serius.

"Haha, ampun Pak Abraham Yang Terhormat" Abim segera menempelkan kedua tangannya dan meletakkan di atas kepalanya seolah sedang meminta ampun.

"Mau ngomongin soal apa?" kakeknya pun duduk di salah satu bangku di taman kecil itu.

Abim lantas mendekati kakeknya dan ikut duduk di sebelahnya.

"Soal perjodohan keluarga..." ucap Abim dengan nada yang menggantung di akhir kalimatnya.

"Ga ada pembatalan. Itu yang harus kamu hadapi sebagai anggota keluarga Malik, Abimana" ucap kakeknya dengan tegas.

"Ga ada cara lain ya, Mbah?"

"Kenapa? Kamu menolak?"

"Aku ngga bisa kalo dijodohin sama Qilla, Mbah" jawab Abim.

"Mbah ngerti kamu ga ingin menciptakan perselisihan. Tapi, Mbah ingin kamu juga memperjuangkan apa yang harus kamu perjuangkan."

"Jadi serius nih Mbah mau jodohin aku sama Qilla?"

"Kenapa memangnya?"

"Qilla ga suka sama aku. Qilla sukanya sama Bang Aksa" jawab Abim jujur.

"Trus kamu nyerah gitu aja?"

YouniverseOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz