Enam Belas

496 102 17
                                    

"Saya ingin mengenalkan Dokter Viona sebagai calon saya."

Viona nyaris tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Seorang Arkaan Cakrawala Malik mengatakan hal seperti itu seolah tanpa beban sama sekali. Viona harus bagaimana sekarang?

Tanpa Viona ketahui, Arkaan juga sedang berusaha menetralkan degup jantungnya yang entah kenapa berdetak begitu cepat begitu ia mulai berbicara dengan Viona tadi. Arkaan sampai harus bernapas dalam-dalam agar tetap tenang.

Arkaan ingin memaki dirinya karena begitu nekat mendekati Viona. Padahal mereka belum lama bertemu dan bahkan tidak saling kenal secara langsung. Arkaan agak menyesal sudah impulsif. Sepertinya tadi dia terlalu bersemangat saat merasa mendapat dukungan dari Irene. Tapi sekarang seluruh keberanian dan kepercayaan dirinya menguap entah kemana.

Sekarang Arkaan bahkan sudah siap jika Viona menolak ajakannya.

"Mas Arkaan..."

"I-iya..." Arkaan tiba-tiba saja jadi gugup. Padahal tadi kepercayaan dirinya meningkat luar biasa. Tapi mendengar Viona memanggilnya dengan lirih, kadar kepercayaan dirinya tiba-tiba saja turun drastis.

"Saya ga nyangka Mas Arkaan bakal bilang kayak gini. Awalnya saya ga percaya tapi sepertinya Dokter Irene bener."

"Dokter Irene bilang apa?"

"Kata Dokter Irene, Mas Arkaan mungkin aja tertarik sama saya. Tapi buat saya ini terlalu cepat. Trus Mas Arkaan serius mau ngenalin saya sebagai calonnya Mas Arkaan? Mas Arkaan bercanda kan?"

"Kenapa Dokter mikir kalo saya bercanda?"

"Ya, habisnya tiba-tiba banget ngomong gini ke saya. Kita bahkan baru ketemu beberapa kali. Agak ga masuk akal buat saya."

Arkaan menghela napas perlahan.

"Dokter Viona, saya emang baru ketemu sama Dokter beberapa kali. Tapi soal ini saya serius, Dok. Saya berencana mengenalkan Dokter Viona sebagai calon saya bukan hanya karena saya ga mau ikut perjodohan keluarga tapi karena saya memang ingin kenal lebih jauh dengan Dokter Viona" jelas Arkaan yang membuat Viona semakin tidak percaya dan hanya bisa geleng-geleng kepala.

Viona ingin tertawa tapi dia takut Arkaan tersinggung. Viona lebih ingin menertawakan dirinya sendiri.

"Mas Arkaan yakin mau ngenalin saya sebagai calon Mas Arkaan sebelum kenal saya lebih dulu?"

"Jadi, Dokter maunya gimana?"

"Saya mau kenal sama Mas Arkaan dulu. Mungkin kalo kita udah lebih mengenal, Mas Arkaan juga lebih yakin mau ngenalin saya ke keluarga Mas Arkaan."

"Berarti saya ga ditolak nih?"

"Saya ga bilang mau nolak Mas Arkaan."

"Tadi wajah Dokter bilang begitu."

"Masa sih?"

"Iya. Makanya saya udah siap-siap kabur kalo beneran ditolak."

Viona akhirnya bisa tertawa tanpa beban setelah menahan diri sedari tadi. Ternyata Direktur Utama Malik Group bisa jadi lucu juga.

"Mas Arkaan ternyata bisa lucu juga. Awalnya saya kira Mas Arkaan orangnya galak."

"Saya tuh serius."

"Iya tapi lucu."

"Ya udah terserah Dokter Viona aja."

Viona tertawa lagi. Tapi Arkaan suka melihat Viona yang ceria dan mudah tertawa. Tawa yang selalu sukses menghangatkan hati Arkaan sejak hari pertama ia bertemu dengannya.

YouniverseWhere stories live. Discover now