4. Insiden Bolos

20 4 0
                                    

"Ketika hati tak lagi memilih, disini juga raga ikut mati rasa"

- author -

Happy reading

Matahari sudah muncul tinggi, cahaya sudah menembus celah celah gorden rumah. Jeff masih menikmati mimpi dialam bawah sadar. Suara gedoran dari pintu tak membuatnya untuk bangkit dari singgah sananya itu.

Bunda Jeff, Meira.

Meira terlalu kesal ketika mengetuk pintu sang anak laki-lakinya tetapi tidak mendapatka lb respon dari dalam. Meira turun ke laci bawah mengambil kunci cadangan khusus kamar-kamar yang ada dirumah rumah. Setelah itu Meira langsung bergegas membuka pintu kamar anaknya.

Ceklek

Pertama kali melihat suasana kamar sang anak membuat Meira sudah tau tabiat apa yang dilakukan Jeff. Sampah berserakan dimana mana, bahkan televisi masih menayangkan gambar iklan suatu produk.

Meira berjalan mendekati Jeff, mengusap rambut kepalanya. Meira sangat suka waktu seperti ini, ketika mengingat hari-harinya yang sangat sibuk.

"Jeffaler, bangun nak udah siang." ucap Meira dengan suara keibuannya.

Sang empu hanya berdehem menanggapi Meira.

"Hei udah jam setengah tujuh, nanti kamu terlambat ke sekolahnya sayang." bujuk Meira lagi. Namun, Jeff masih berada diposisinya tidak bergeming sama sekali.

Setelah menunggu lama tidak ada perubahan pada Jeff, Meira sudah tidak bisa bersikap lembut lagi. Meira turun kebawah mengambil panci yang tadi dibuatnya memasak. Sampai dikamar Jeff, Meira membanting panci ke lantai, tidak hanya satu kali tapi berkali kali.

CRANGGG

PRANGG

KREMPYANGGG

"JEFFALER ADA MALING, TOLONGIN BUNDA!" teriak Meira kencang dikuping sang anak.

Jeff spontan meloncat dari atas kasur, saking kagetnya sama keributan yang dibuat bundanya.

"MANA BUN, SINI MALINGNYA SURUH LAWAN JEFF. JEFF KELUARIN JURUS MBAH JAPRI"

"HAIYAAAA"

Seketika tawa Meira menggema diseluruh kamar, "Aduh Jeff udah bunda gak kuat ngakak banget, aduh hahaha. Tadi itu bunda sengaja banting panci biar kamu bangun, salah siapa dibangunin susah banget. "

Kapan lagi Meira dapat melihat tingkah konyol anaknya seperti itu, rindu sekali melihat suasana seperti ini. Meira bersyukur masih tertanam jati diri Jeff yang sesungguhnya. Ia yakin suatu saat nanti pasti akan membaik.

Mendengar tawa bundanya, Jeff mematung, memasang muka sok cool sambil menyugar rambutnya kebelakang. Malu sekali dirinya dia yang dikenal sangar tiba-tiba bertingkah seperti bocah, untung ada bundanya saja gimana kalau teman-temannya lihat bisa kubur diri di rawa.

"Bunda gak lucu, udah diem" ucap Jeff datar, sambil masuk ke kamar mandi.

"Iya iya, cepetan mandinya udah jam tujuh. Udah telat tuh, bunda tunggu dibawah buatin sarapan" ucap Meira, kemudian berlalu dari kamar.

ooOoo

"Aduh mampus gue pakai telat segala lagi pokoknya nih ya gara-gara abang kembar durhaka yang ngerjain gue buat nemenin mereka nonton bola" gerutu Rayona didepan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

"Pak satpam mana lagi gak ada di pos, ah keburu ketauan Bu Gatri ini mah." Rayona masih bingung mondar mandir, mau ngapain dia didepan sini mendingan dia bolos aja. Sekali-kali pikirnya.

Jeff & RayWhere stories live. Discover now