29). Hug for Bestfriend

176 36 43
                                    

Let me hug you in my dream. -L.L.

*****

"MAMAAAAAAA!" teriak Luna sekeras-kerasnya begitu pintu apartemen menutup di belakangnya dan dia lantas mempercepat langkah untuk mencari sosok mamanya.

"Ya, Sayang? Dari nada suaramu kayaknya kamu udah ketemu sama Nak Ferdian. Bener, kan?" tanya Mia santai, sama sekali tidak berjengit dengan teriakan anak sulungnya yang saingan sama anak gunung.

Luna melipat lengannya di depan dada, lantas menatap Mia dengan tatapan super galak yang sarat akan murka. "Apa sih sebenarnya rencana Mama? Bukankah Mama setuju mau dukung aku?"

"Oh ya? Kapan Mama setuju?" tanya Mia sembari mengorek sebelah telinga dengan jari kelingkingnya, sukses membuat Luna memutar bola matanya dengan jengah.

"Mama janji sama aku sebelum aku ceritain semuanya ke Mama!"

"Sebenarnya itu nggak adil namanya, Luna. Mana bisa kamu minta janji ini-itu tapi nggak ceritain dulu?"

"MAMA!!"

"Ya, Sayang?"

Luna makin emosi. "Mama selalu aja dukung Iyan dan nggak pernah nganggep aku!"

Mia mengalihkan matanya pada Luna dan untuk pertama kalinya tatapan itu sarat akan keseriusan yang cukup berarti. "Na, kamu anak Mama, jadi nggak mungkin seorang ibu tega menyerahkan anaknya pada cowok sembarangan. Dalam hal ini, Nak Ferdian bukan cowok sembarangan. Dia memang jodoh kamu. Mau bukti?"

Luna tidak menjawab, melainkan menghempaskan dirinya di sofa tunggal dengan ekspresi masam.

"Pertama, dia duluan suka sama kamu dan itu berlaku hingga sekarang. Kamu itu beruntung, Na, dicintai oleh cowok ganteng kayak Ferdian!"

"Ganteng lagi!" keluh Luna emosi. "Apa gunanya ganteng kalo emosi kayak gorila?"

"Trus kenapa kamu rela jadi bucinnya sampe 4 tahun, coba?" tanya Mia dengan memicingkan matanya dengan sinis.

"I-itu kan dulu," sahut Luna ngeles.

"Yang kedua, kasih sayang kita yang begitu tulus ternyata dibalas sama Tuhan. Kita nggak tau rupanya kita merawat pewaris sah Grup Samuel!"

"Apa hubungannya sama jodoh?" protes Luna sensi.

"Ya iyalah, Luna. Masa kamu nggak ngerti? Kalo bukan jodoh, sebelum Mama sayang-sayangan sama Nak Ferdian atau kamu dekat sama dia, kita pasti udah tau latar belakangnya jadi kesannya terlihat seperti kita punya tujuan terselubung. Persis seperti drama yang Mama tonton!"

"Ya elah, Mama!" protes Luna yang kekesalannya bukannya berkurang justru semakin bertambah karena penjelasan Mia yang makin absurd. "Does it make any sense? Mana mungkin menilai jodoh nggak jodoh lewat itu! Yang masuk akal dikit dong, Ma!"

"Oke, kalo gitu Mama kasih spoiler. Mau?"

"Kayak film aja kasih spoiler segala," celetuk Luna yang memutar bola matanya lagi.

"Nak Ferdian nggak akan menikah sama gadis pilihan kakeknya berkat Tante Helen. Kabar yang membahagiakan banget, kan?"

Luna masih bertahan dengan tatapan datarnya, tetapi cewek itu mau tidak mau mengakui kalau beban di hatinya serasa lebih ringan.

I'm Down For You • AGAPE [END]Where stories live. Discover now