1). Move On

684 120 222
                                    

At the time I realize my feelings, I think you've fallen for another guy. -F.M.

*****

Area parkir SMA Berdikari mempunyai luas yang ngalah-ngalahin gedung serbaguna, mengingat area tersebut didominasi oleh kendaraan roda empat. Kebanyakan dari mereka mempunyai mobil pribadi dan kerap menggunakannya untuk kepentingan pamer atau menunjukkan strata sosial mereka pada semua orang.

Meskipun demikian, tidak semua murid menunjukkan kekayaan dan sombong karenanya. Buktinya, siswi bernama Luna Lovandra ini. Selain berasal dari keluarga yang mampu menyekolahkannya ke luar negeri sekalipun asal dia bersedia, kepopulerannya sudah melejit sejak tahun pertamanya di SMA Berdikari karena dia satu-satunya yang memilih berangkat ke sekolah dengan sepeda.

Selain itu, Luna juga terkenal karena visualnya. Sudah cantik, pintar, tingginya di atas standar, juga rendah hati. Oh ya, satu tambahan lagi. Cewek itu pandai berbaur dengan teman karena karakter easy going-nya.

Pantas untuk disukai dan dijadikan gebetan, kan?

Luna memang seterkenal itu, bahkan dia saingan dengan sepupu pihak mamanya, Elina Fredella. Mereka seusia, bahkan bulan lahir mereka juga sama. Entah mereka ditakdirkan bersaing sejak dilahirkan atau ditakdirkan mempunyai selera yang sama, keduanya tidak berhasil menemukan jawabannya. Yang jelas, mereka sama-sama menaruh perasaan pada salah satu cowok yang memiliki visual di atas rata-rata.

Ferdian Michiavelly, namanya.

Parasnya tampan hingga layak disandingkan dengan Lee Juyeon, visual anggota The Boyz--penyanyi grup asal Korea Selatan. Tingginya mencapai 180 sentimeter, bentuk tubuhnya atletis, dan daya tariknya lebih dominan pada sepasang matanya yang tajam. Bayangkan, Luna saja tidak tahan tatap-tatapan sama cowok itu lebih dari dua menit kecuali dia bersedia megap-megap kehabisan napas kayak ikan yang kekurangan air.

Tidak hanya tampan, nilai akademiknya juga tidak kalah meski nilai terbaiknya di bidang olahraga. Ditilik dari postur tubuhnya, sudah jelas Ferdian hebat dalam bermain basket.

Pokoknya, Ferdian sempurna. Bahkan saking sempurnanya, dia seperti mengidap penyakit narsis, yang muncul karena menganggap aset terbaiknya terletak pada wajah gantengnya, hingga memicunya untuk menyayangi dirinya sendiri.

"Yan, gue seneng deh kita sekelas lagi," kata Elina dengan nada manja. Lebih tepatnya, dia sengaja menaikkan volume suaranya ketika ekor matanya menangkap sosok Luna yang baru melangkahkan kakinya dari ujung koridor.

Suara manjanya membuat Luna refleks memutar bola matanya dengan jengah. Jarak antara Elina-Ferdian dengan cewek itu masih jauh, tetapi dia bisa merasakan kalau Ferdian sedang menatapnya dengan sebelah alis terangkat, jelas mengharapkan kalau-kalau kedua saudara sepupuan itu akan berdebat demi memperebutkan dirinya.

Seperti yang sudah-sudah, entah sudah berapa banyak debat yang dipertunjukkan secara gratis di beberapa area sekolah karena seorang Ferdian Michiavelly.

Sehingga, kali ini dan untuk pertama kalinya, Luna sudah memutuskan untuk berhenti.

Berhenti menyukai Ferdian. Bahkan keputusan itu sudah ditetapkan sebelum tahun ajaran kelas XII-nya dimulai.

Luna memasang ekspresi datar, lantas melangkahkan kakinya dengan gaya seakan koridor adalah area catwalk-nya. Cewek itu juga tidak lupa mengibaskan rambutnya yang lembut dan ringan, membuat heboh sekelompok cowok yang berada di sekitar sana karena visualnya.

Duo Ferdian dan Elina kontan dibuat terbengong-bengong, karena alih-alih meladeni debat sepupunya demi gebetannya yang tercinta, Luna mengabaikan mereka dengan sengaja menyenggol dua sisi bahunya di antara mereka sebagai akses untuk menembus area majalah dinding yang terletak di belakang mereka. Tujuannya tentu saja untuk menemukan namanya di antara daftar.

I'm Down For You • AGAPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang