26). Healing

148 34 23
                                    

My heart needs you. -L.L.

*****

"Luna?" ulang Ferdian dengan nada parau. Mendengar nama Luna yang diucapkan oleh Helen tentu saja serasa tidak masuk akal sekarang. Bagaimana mungkin seorang ibu yang hampir tidak pernah peduli dengan anak kandungnya sendiri bisa menyebut nama cewek itu?

Ferdian tertawa hampa, lantas menatap mamanya dengan seringai di bibirnya seakan Helen sedang mengajaknya bercanda, tetapi tidak lucu sehingga terdengar konyol. "Apa ini karena Mama nggak ada modus lain, jadi pake nama Luna sebagai bentuk pengalihan?"

"Mama nggak bohong, Yan. Mau buktinya?"

"Ponsel Luna nggak bisa dihubungi, Ma. Kalo bisa, nggak mungkin aku secemas ini!" hardik Ferdian kasar.

"Luna udah pasti nggak bakal bisa dihubungi karena ini tepat sesuai rencana dia, Yan." Helen menjelaskan dengan nada yang masih sama lelahnya dengan yang sudah-sudah, membuatnya sukses merasakan apa yang pernah Andrian rasakan tentang bagaimana menghadapi anak kandung di saat emosinya sedang memuncak, yang teknisnya adalah dirinya sendiri. Sekarang jelas, emosi Ferdian menurun dari siapa.

"Trus?"

"Mama bakal hubungi Tante Mia," jawab Helen, berusaha menahan keinginannya untuk tidak memutar bola matanya dengan jengah. Ferdian sekarang persis seperti sifatnya yang tidak mau capek-capek berpikir di saat emosi.

Helen mengeluarkan ponselnya sendiri dan memilih pilihan dial setelah menemukan nomor kontak Mia. Mamanya Luna memang sempat menghubunginya beberapa waktu yang lalu untuk membahas rencana Luna yang sangat tidak disetujuinya.

Dalam hal ini, Helen juga sama tidak setujunya karena alih-alih memecahkan masalah, masing-masing anak mereka hanya akan merasakan luka dan sedih yang berkepanjangan satu sama lain.

"Halo, Jeng? Oh, iya aku baik-baik aja. Hmm kamu lagi sibuk nggak? Hmm... sebenarnya...."

Omongan Helen lantas terputus begitu saja ketika ekor matanya menangkap gerakan tangan Ferdian yang ditengadahkan ke arahnya dengan tatapan datar.

Apalagi kalau bukan meminta ponsel Helen supaya bisa berbicara dengan Mia?

"Nggak sabaran banget sih," omel Helen tetapi wanita itu tetap memberikan ponselnya pada Ferdian.

"Halo, Tante Mia."

"Halo, Nak Iyan. Are you okay?"

"Yeah, I'm okay. Hmm... Tante Mia. Luna ada di sana, nggak?"

"Hmm... Luna, ya?" ulang Mia dan Ferdian bisa merasakan nada bicara mamanya Luna yang sepertinya sengaja diulur-ulur dan tidak senang. "Biasalah, lagi keluar sama siapa tuh cowok yang manis-manis itu? Ahhhh ya, si Yoga."

"APAAAA!!!! YOGA PRADIPTO?? KOK BISA, TANTE MIAAA!!!!????" Ferdian tahu-tahu ngegas, berhasil membuat Helen berjengit saking kagetnya dan tampaknya ber-damage parah pada Mia juga.

"Ya ampun, Nak Ferdian! Cemburu sih cemburu, tapi nggak harus teriak kayak toa gitu, kali! Kamu tenang aja, Tante yakin Luna masih cinta sama kamu, kok."

"Kalo gitu kenapa Tante ngebiarin mereka kencan? Tante udah nggak suka sama aku lagi?"

"Husshhh! Kamu ini, tentu aja Tante suka sama kamu. Masih tante patenkan kamu kok jadi menantunya Tante."

"Trus si Yoga kenapa dibiarin? Kalo Luna move on beneran gimana?"

"Soalnya gimana ya... Tante susah nolak dia. Dia ramah banget, udah gitu suka bantuin Orion ngerjain peer-nya. Apalagi setiap izin sama Tante, Tante nggak tahan sama senyumannya, eh ada lesung pipitnya lagi. Duuhhhh, susah nahan!!"

I'm Down For You • AGAPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang