Bab 32

1.9K 148 5
                                    

Tria melihat ke arah Dean dengan pandangan buram. Ia melihat Dean yang sedang meringis kesakitan. Kepala Tria terasa sakit sekali. Dan pandangan Tria pun gelap.

Dean mengusap kepala nya terbentur  stir cukup kencang. Dean melihat Tria yang mengeluarkan banyak darah. Tria yang sudah tak sadarkan diri.

"Tria.. Bangun.. Sayang bangun." Ucap Dean sambil mengusap kepala Tria. Tiba tiba banyak sekali orang yang berkumpul menolong Dean dan Tria.

"Tolong istri saya! Cepat panggil ambulans!" Ucap Dean.

Seseorang pun memanggil ambulans. Tak lama ambulans datang. Dean pun tak bisa menahan sakit kepalanya dan ia pun tak sadarkan diri.

******

Dean membuka mata nya. Aroma obat obatan tercium. Dean melihat sekelilingnya. Disana ada Heri ayahnya seorang diri.

"Pah.... "

"Kamu udah sadar?"

Dean mengangguk.

"Mamah mana pah?" Tanya Dean yang tak melihat mamahnya.

"Mamah kamu lagi di ruangan Tria." Ucap Heri.

"Tria? Tria mana pah?! Aku harus lihat Tria pah! Aku mau ketemu Tria." Ucap Dean langsung membangunkan dirinya, tetapi Heri menahan Dean.

"Kamu tenang dulu. Papa panggil dokter dulu." Heri langsung memanggil dokter untuk mengecek kondisi Dean.

Dokter datang dan mengecek kondisi Dean.

"Dean tidak apa apa hanya terbentur. Dean pun boleh pulang hari ini."

"Trimakasih dok." Ucap Heri.

Setelah dokter keluar, Dean langsung bangkit. Dean langsung berjalan ke ruangan Tria. Dean masuk dan melihat disana ada mamah nya dan ibu Tria begitu pun ayah dan Rafi adik Tria.

Dean langsung menghadiri Tria yang masih belum sadarkan diri. Ibu Tria bangkit dari duduknya dan Dean pun menggantikan posisi Ibu Tria. Dean memegang tangan Tria.

"Bangun Tri... Bangun sayang.. "

"Kamu baik baik saja kan nak?" Tanya ibu Tria sambil memegang pundak Dean.

"Saya nggak papa bu, tapi Tria." Ucap Dean lesu.

"Itu kecelakaan nak."

"Tapi Tria jadi seperti ini karena saya." Ucap Dean menunduk.

"Jangan salahkan diri kamu sendiri ini semua kecelakaan Dean." Ucap Mama Dean.

"Iya ini kecelakaan. Tidak ada yang bisa menghindar." Ucap Ibu Tria.

"Sebaiknya kita keluar biarkan Dean bersama Tria." Ucap Ayah Tria.

Kedua orang Tria dan Dean pun keluar dari ruangan Tria. Tetapi tidak dengan Rafi. Ia malah mendekat kepada Dean dan berdiri di samping Dean.

"Lu kenapa?" Tanya Rafi.

"Maksud lu?"

"Kenapa lu bawa mobil dengan kecepatan tinggi. Lu kan lagi bawa kakak gua, tapi kenapa lu bawa mobil kayak gitu? Lu mau buat kakak gua mati hah?!" Ucap Rafi dengan keras.

"Nggak mungkin lah! Gua nggak gila!" Ucap Dean.

"Trus kenapa?"

Dean menghela nafas. Dean menceritakan semua kepada Rafi apa yang sudah terjadi. Rafi yang mendengarkan nya hanya diam.

"Gua kebawa emosi saat gua bawa mobil. Tria sudah ingatkan gua, tapi gua nggak dengerin dia." Ucap Dean sambil menggenggam tangan Tria.

"Maaf sayang." Ucap Dean sambil mengelus pipi Tria.

I'm Different [END]Where stories live. Discover now