PART 36

65K 4.7K 288
                                    

Banyak hal yang dilakukan Taylor selama hampir satu bulan ini untuk mempersiapkan pernikahannya. Carlos pun sudah mengambil cuti sejak kemarin. Media dihebohkan oleh kabar pernikahan Carlos Reynalds dengan Taylor William.

Baru saja mereka selesai menghadiri pers, ruangan luas itu terasa pengap karena banyaknya orang-orang di dalam sana. Taylor juga merasa sedikit pusing karena menerima serangan flash dari kamera dan juga pertanyaan para wartawan yang sudah menjurus ke bagian privasi.

Carlos yang melihat Taylor sudah tidak nyaman dan berkeringat sambil memaksakan senyum, langsung menyudahi pers kali ini. Mereka datang hanya untuk memublikasikan hubungan dan berita pernikahannya, bukan membuka sesi Q&A.

Carlos mengeluarkan sapu tangannya dan mengelap keringat Taylor yang membanjiri dahinya, suhu ruangan tersebut sangat panas walau sudah ada AC. Siapapun yang melihat perlakuan Carlos pada Taylor barusan pasti merasa sangat iri. Sayangnya, hanya ada mereka berdua di sini, Richard sedang menghalangi para media yang ingin mengejar mereka—belum puas mendapatkan informasi.

“Mau pulang?” tanya Carlos. Taylor mengangguk.

“Ya.”

Tak berapa lama, Richard kembali. Para media diurus oleh bodyguard. “Anda ingin pergi, Sir?” tanya Richard.

“Ya, berikan kunci mobil, aku ingin menyetir sendiri!” pinta Carlos, tanpa membantah Richard langsung memberikan kunci mobil pada Carlos.

Carlos dan Taylor lalu keluar dari gedung tersebut, mobil mereka sudah terparkir rapi di depan. Richard mendampingi mereka, menyuruh beberapa bodyguard yang tadi berjaga di depan pintu untuk menghalangi para media yang tidak semuanya bisa masuk ke dalam tadi, ada yang menunggu di luar.

Carlos membuka pintu mobil, membiarkan Taylor masuk. Kemudian dia menyusul, duduk di balik kemudi. “Mereka banyak sekali.” gumam Taylor, sambil menggeleng.

“Aku terkenal begitu saja, kalau bisa aku tidak mau seterkenal ini.” kata Carlos, Taylor mendecih, yang benar saja.

Carlos mengendarai mobilnya, menembus kerumunan pelan-pelan. Ingin sekali dia menabrak orang-orang yang menghalangi jalannya. Mereka sudah dapat jawaban, tinggal minta dengan teman yang lain. Menyebalkan.

Setelah berhasil keluar dari kerumunan, Carlos meninggalkan tempat tersebut. Taylor mengembuskan napas lega. “Akhirnya....” gumam Taylor.

Sorry, aku tahu kamu tidak nyaman, daripada mereka terus mengincar kita, lebih baik kita buka suara. Aku juga ingin memberitahu dunia, hanya kamu satu-satunya wanita yang ada di hidupku mulai saat ini.” kata Carlos, mengelus rambut Taylor lembut.

“Mereka tetap akan mengejarmu.” balas Taylor, Carlos tersenyum kecil. Di belakang mobilnya ada mobil lain yang mengikuti—Richard dan bodyguard, cepat sekali mereka sampai di sini.

Sepanjang perjalanan, Taylor terus menatap ke luar, dia mengernyit melihat jalan yang dilalui Carlos. Ini bukanlah jalan menuju mansionnya. “Kita mau ke mana?” tanya Taylor.

“Aku ingin memperlihatkan sesuatu yang menakjubkan padamu.” jawab Carlos, Taylor tersenyum sambil menyanggah kepalanya dengan sebelah tangan.

Taylor tidak bertanya lagi, Carlos pasti tidak mau memberitahunya. Pria ini penuh kejutan dan Taylor baru melihat sisi Carlos yang satu ini. Carlos sangat berbeda dari Carlos yang dulu. Taylor kesal karena Carlos tahu semua tentangnya dan dia tidak tahu tentang Carlos.

Sampai di tempat yang mereka tuju, Carlos berhenti di depan gerbang, Taylor melihat bangunan yang ada di depan, sebuah mansion. Jaraknya cukup jauh dari gerbang utama. Carlos meletakkan sidik jari di sebuah layar kecil yang ada di dinding gerbang, lalu muncul sesuatu seperti laser yang menyorot seluruh wajahnya. Akses diterima.

VOUS ATTEINDREWhere stories live. Discover now