part 15.

33 10 0
                                        

Kritik dan sarannya kakak.

Sudah pukul setengah 11 malam. Sedangkan Veron dan Rendi yang tadi habis isya datang belum juga pulang. Rencana ke pasar malam tadi sebenarnya Algi telah lupa, namun harus teringat saat Rendi justru memberitahu Algi. Mau tidak mau Gara, Rendi, dan Veron harus mengikuti Algi seperti bodyguard.

"Lo tahu kan si Rere. Cewek tadi yang dikantin tadi?" Ujar Gara memulai pembicaraan.

Kini ketiga-nya tengah berada dikamar Gara. Rendi dan Veron yang tengah main ular tangga dilantai menoleh pada Gara yang sedang melipat baju nya untuk dimasukkan ke lemari. Jangan lupa ia sedang melaksanakan hukuman dari sang mama.

"Tahu, cantik Gar. Buat gua aja," balas Veron. Gara langsung melempar kaos-nya tepat wajah Veron.

"Ngapa emang? Tanya Rendi.

"Gua niat nya mau nembak dia, tapi gua nggak tahu cara nya romantis kek gimana," balas-nya.

"Halah masa' pakboy karatan kaya lo ga bisa?,"sindir Veron.

"Gua sih bisa aja. Tapi, ada tapi nya nih. Rere kan sifat nya nggak mudah baper anjim, ga kaya cewek yang gua kasih gombalan dikit aja tiba-tiba aja ngajak pacaran. Takut nya kalau gua pake romantis nih bukan nya Rere baper malah ifiel gimana?" Terang Gara panjang lebar.

"Gua punya ide!" Sahut Rendi antusias.

"Apa?"

Rendi langsung bergerak mendekat kearah Gara. Dan membisikkan ide gila-nya ke Gara.

"Gimana?"

"Tapi kalau Rere takut gimana?" Tanya Gara.

"Kan lo pake mainan bukan yang asli goblok!"

Veron mengusap wajah nya kasar, "Gausah ngegas kali Ren! MUNCRATT nih jigong lo," kesal Veron dan menekan kan kata muncrat.

Rendi hanya nyegir tanpa dosa.

"Tapi Ren, kalau yang mainan punya siapa?" Tanya Gara yang sedari tadi diam berpikir.

"Algi punya kan. Kemarin gua lihat dia mainan itu dekat kolam,"

"Emang apa sih?" Kesal Veron. Ia masih bingung apa yang di bicarakan kedua orang di depan nya.

"Lihat aja nanti," balas Rendi tersenyum bangga karena ia yakin rencana-nya akan berjaya.

"Emang kapan lo nembak dia?" Tanya Rendi.

"Entah,"balas Gara acuh.

"Ngomong-ngomong lo masih ingat April kan Gar?"ujar Rendi.

"Siapa lagi tuh si April" ini adalah suara Veron. Bisa-bisa ia mati kebingungan karena perbincangan sahabat-nya.

"April itu cewek yang disukai Rendi. Kata Rendi nih si April beda dengan cewek lain," balas Gara mewakili.

"Emang apa beda nya?"

"April tuh baik, cantik, kaya-nya penyayang deh kelihatan banget dari wajah nya,"

"Emang kelihatan gimana wajah nya?" Tanya Veron kepo.

"Udah jan banyak bacot. Mending kalian bantuin gua buat deketin dia,"

"Nanti udah di deketin ternyata udah ada pawang nya,"ejek Gara.

"Gua kira Rendi gay," sewot Veron ngawur.

"Rendi kan memang dulu nya gay kan," sahut Gara.

"Lo diam aja mulut lo bau azab!!" Hardik Rendi kepada Gara.

"Ssttt...Sesama calon penghuni neraka nggak boleh berdebat. Dah malem gua mau pulang. Di cariin mimi," ujar Veron.

"Dasar anak mimi peri!"

"Gua bilangin mimi ya kalian karena ngolok-ngolok kesayangan-nya Veron," balas Veron tak terima jika mama tersayang nya di sama kan dengan mimi peri oleh Rendi.

"Nggak usah bawa orang kaga bersalah lo," Gara tak terima jika ia di ikutkan dalam masalah sepele antara Rendi dan Veron.

"Kecuali Gara," balas Veron lalu melangkahkan kaki nya keluar dari kamar Gara.

***

Setelah pulang sekolah Gara langsung berlari menghampiri sang mama yang tengah membaca buku majalah kesayangan nya.

"Ma..."

Tera menurunkan kaca mata-nya, "Kenapa?"

"STNK Gara? Kapan diambil?"

"Besok pagi. Tapi mama mau ambil sama calon besan," balas Tera bahagia.

"Besan? emang siapa yang mau nikah? Algi?" Tanya Gara kebingungan. Yang dimaksud mama-nya bagaimana?

"Kamu lah. Mama tuh nggak mau kamu salah milih calon. Maka dari itu, mama pilihin yang pas. Dan mama jodohkan kamu dengan anak teman arisan mama. Dia cantik pasti kamu tergila-gila. Sopan lagi. Demi apapun ia pantas jadi pendamping hidup kamu," jelas Tera. Gara hampir tersedak air liur-nya sendiri setelah mendengar kata jodohkan dari sang mama.

"Tapi ma...Gara nggak mau, lagian Gara juga udah punya pawang yang pas buat Gara," rengek Gara berbohong pada kalimat akhir nya .Ia masih bingung. Apa Rere akan menerima nya? Sedangkan sikap yang di tunjukkan kepada Gara selalu membuat Gara ragu.

"Emang sudah jadian? Terus kata kamu dulu lagi pendekatan sama seseorang,"

"Belum. Tapi udah punya rencana,"

"Mending gausah di terusin. Lagian kamu tahu jika bakal di terima?"

"Gara nggak tahu. Tapi Gara yakin kalau akan di terima," bela Gara.

"Oke. Mama akan batalkan perjodohan-nya jika kamu bisa jadian dan di terima. Dan jangan lupakan bawa dia kesini. Mama mau lihat seberapa cantik wajah dan hati nya," finish Tera. Dan Gara menggangap itu adalah ejekan menurut nya. Gara langsung menggeleng ia tak boleh buruk sangka kepada seseorang yang telah melahirkan nya.

Gara hanya mengganguk. Lalu melangkah pergi meninggalkan mama nya yang diam menatap punggung nya menjauh.

Gara melemparkan tas nya sembarangan. Mood-nya buruk. Gimana kalau jadi nya Rere nggak bakal nerima cinta nya. Ia nggak mau dijodohkan. Lagian dia juga masih laku jika tidak mendapatkan hati dan raga Rere sepenuh nya.


Vote and Coment.

Tbc.

 G A R A [ Di Pending ]Where stories live. Discover now