23| Lagi, lagi.

2K 213 7
                                    

"ibu kemana mang?," Tanya Pradikta ketika Mereka sedang duduk di sebuah ruangan.

"Ada mas, sebentar ya mamang panggilin dulu," balas mang Asmad lalu pergi berlalu ke luar ruangan

Mata Siska menjelajah ruangan ini, memperhatikan foto-foto bunga yang tertempel di dinding dinding ruangan dengan apik, sehingga tak menyebabkan kesan berantakan atau sumpek.

Tak lama, seorang wanita berambut hitam legam menggunakan rok sebatas mata kaki dan kaus berwarna putih masuk ke dalam ruangan dan menyimpan 2 cangkir teh beraroma melati di meja yang berada hadapannya dan Pradikta.

"Halo, A' apa kabar?," Tanya nya sumringah kepada Pradikta.

Dikta pun langsung bagkit dan memeluknya erat, siska menyeriyitkan dahi, siapa wanita ini?.

"Kamu kemana aja, mas kangen banget," ucap Pradikta tak kalah semangat membuat Siska tersedak.

"Kenapa Lo?," Tanya Pradikta menengkok kearah Siska yang langsung di balas dengan gelengan oleh wanita itu.

Wanita itu menjulurkan kepalanya untuk melihat Siska lalu tersenyum.

"Teteh ini siapa A'," tanya nya sopan.

"Eh Kinan, kenalin ini Siska," jawab Pradikta menunjuk kearah siska.

Siska berdiri sambil tersenyum lalu menjulurkan tangan kerah wanita yang bernama Kinan itu,

"Kinan,"

"Siska,"

Mereka bertiga duduk di sofa, Pradikta duduk di sebelah Siska sedangkan Kinan duduk di single sofa di hadapan Dikta.

"Kinan ini anak mang Asmad Sis, Tinggalnya dibelakang kantor ini," Pradikta memperkenalkan Kinan.

Siska mengangguk nganggukan kepala, sambil tersenyum.

"Mau keliling engak A', teh?," Tanya Kinan menawarkan.

"Mau, mau," jawab Siska cepat dengan semangat membuat mereka berdua terkekeh.

"Hayuk atuh teh, saya tunggu di luar ya!" ucapnya lalu bangkit dari duduknya.

Siska menoleh ke arah Pradikta yang masih terdiam sambil menyesap teh miliknya.

"Ayo, " ucap Siska sebal karna lelaki itu tak kunjung berdiri.

"Lo aja sama Kinan, gue ada urusan sama mang Asmad," ucapnya.

Siska pun mengangguk, lalu berjalan pergi meninggalkan nya, namun belum sampai pintu ruangan tangan nya di cekal Pradikta.

"Ganti gih sepatunya, nanti jatoh lagi," ucap pradikta sambil menatap sepatu siska.

"Ganti pake apa?, Masa Iya nyeker?,", Tanya Siska sebal.

Pradikta menariknya keluar lalu mendudukkan Siska di sebuah kursi besi, di depan kantor bunga.

Sedangkan Kinan sudah berdiri di depanku sambil memegang sebuah keranjang sambil tersenyum manis.

"Tunggu sini, Kinan tunggu sebentar ya " ucap Pradikta lalu berlalu lagi kedalam.

Tak lama pradikta ke luar lagi dengan sepasang sepatu boots karet.

"Pake ini," ucapnya sambil menyodorkan sepatu itu kearah Siska, yang wanita itu jawab gelengan.

"No, apa-apaan pake boots gue kan mau foto pradikta," ucap wanita itu setengah teriak.

Pradikta menatap siska tajam, membuatnya tak berkutik, tanpa aba aba lelaki itu lalu berjongkok di hadapan siska, tangannya mulai melepaskan sepatu wanita itu, menepuk- nepuk telapak kaki siska pelan dan menggantinya dengan sepatu boots.

I'm Not ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang