twenty-four

2.3K 239 2
                                    

Pradikta tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya ia dan Siska akan sedekat ini, mengingat pertemuan keduanya dulu tidak cukup baik, tapi ternyata ia sendiri yang penasaran siapa Siska sebenarnya, ah Namun sepertinya bukan hanya penasaran, seiring ia mengenal perempuan itu ada rasa aneh yang menangkup hatinya, ada rasa menyenangkan ketika ia bersama dengan Siska, dia tersenyum senyum sendiri seperti orang gila sambil menatap foto mereka di kebun bunga.

Pradikta kemudian menggunakan fitur pencarian di PC nya untuk mengetahui tentang Siska, tak susah mencari informasi tentang Siska bagi mantan hacker seperti dirinya, saat layar Instagram yang menunjukan akun Instagram milik Siska terbuka ia matanya langsung aktif menjelajah.
Tak banyak informasi yang ia dapat kan, karna seperti nya Siska adalah tipe orang yang jarang mengumbar kehidupan nya di media sosial, hanya ada beberapa postingan foto dirinya mengenakan blazer khas wanita kantor berdiri dengan beberapa orang berpakaian serupa, lalu foto perempuan itu tengah berbicara di atas panggung, pradikta menscroll layar Instagram matanya terpaku pada sebuah foto Siska yang anggun mengenakan kebaya Jawa dan rambut di sanggul, pradikta tersenyum senyum sendiri, cukup lama ia memperhatikan foto itu.

"Liatin fotonya doang, udah gerak belum nih?," Suara Abhi tiba tiba ada di belakang nya membuat pradikta tersentak kaget dan buru buru mengklik tombol home.

"Dari kapan Lo dibelakang gue?," Tanya pradikta dengan pelototan.
Abhi terkekeh lalu duduk di sofa yang ada di ruangan pradikta "belum lama tapi setidaknya sempet liat Lo mesem mesem sendiri liat foto perempuan pakai kebaya,"

Pradikta bangkit dari duduknya lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan Abhi.
"Masih cuma temen?," Tanya Abhi penasaran.

Pradikta terdiam.

"Lo biasanya soal gini gercep deh, kok sekarang jadi lemot?," Tanya Abhi sambil terkekeh mengingat kelakuan sepupu di depannya.

Pradikta adalah tipe lelaki yang seperti nya mudah di restui oleh calon mertua, dan di sukai oleh wanita, bagaimana tidak, postur tubuhnya yang tinggi, berat badan ideal karna ia memang memperhatikan dengan cermat apa yang ia konsumsi, bukan hanya untuk terlihat baik, tapi lelaki itu menjaga pola makannya agar kebugarannya selalu terjaga, keturunan diabetes dari kedua orang tuanya, Hepatitis yang pernah ia derita, membuatnya harus benar benar menjaga kesehatannya agar dapat selalu produktif berkerja, satu lagi, diusia semuda nya lelaki itu sudah memiliki perusahaan sendiri walau kecil namun setidaknya mampu di banggakan, sikapnya yang baik, bahkan kadang terlalu baik kadang membuatnya banyak di kelilingi wanita yang menyalahartikan kebaikan pradikta, tunggu jangan sebut pradikta play boy, walau pun lelaki itu di kelilingi wanita bukan artinya ia berperilaku hedonisme, dan bebas, nilai nilai norma dan agama yang di tanamkan oleh kedua orang tuanya membuatnya terjaga hingga kini, ayolah itu perlu dibanggakan untuk lelaki seperti pradikta, Namun, pradikta akan ambisius terhadap sesuatu yang ia inginkan, termasuk perempuan.

Abhi tahu betul perjuangan sepupunya ini terhadap perempuan yang ia sukai, sayangnya kebaikan pradikta yang lebih cocok di sebut bucin saat menjalani relationship dengan seseorang membuatnya beberapa kali hanya diperalat untuk menjadi ATM berjalan bagi beberapa mantan mantannya.

"Yang ini susah, bingung deh gue Bhi, dia bikin gue males kerja, maunya nemuin dia Mulu " ucap pradikta sambil menghembuskan nafas berat, lalu mengusap wajahnya sendiri.
Abhi tertawa, lelaki itu juga tahu kalau sepupu nya ini sering di tinggalkan perempuan karna keambisiusan nya dalam berkerja, dan jarang meluangkan waktu dengan pasangan pradikta tipe lelaki workaholic yang tak ragu menghabiskan waktu nya untuk berkerja, Oxy Force bukti nyatanya, tapi akhir akhir ini lelaki lelaki ini jarang mendekam di kantornya, ia lebih sering nongkrong di kafe milik Siska sambil berkerja di sana.

"Iya sih, anak anak yang lain aja suka nanyain Lo kalau lembur, kan biasanya Lo ngawas Mulu setiap lembur, pantang pulang sebelum yang lain pulang," ucap Abhi.

Pradikta terkekeh.

"Lo gak tau aja anak magang yang kemarin sampai bilang ke si Raven 'itu pak pradikta ngapain ngawas Mulu sih kak? Saya kan gak fokus diliatin mulu"

Pradikta menggeleng gelengkan kepalanya, "Btw, gue kayaknya akhir akhir ini bakal jarang ada di sini, soalnya kan gue bakal di kantor papa, jadi gue nitip kantor ya, jaga baik baik, capek nih gue bikin Oxy Force," ucap pradikta serius.

Abhi terbahak "wah gila si tante sama Om akhirnya berhasil bikin Lo masuk sana, tenang aja gue bakal jagain Oxy Force yang Lo bangun dengan mengorbankan kisah cinta Lo itu,"

"Sialan Lo!," Pradikta mendesis sambil melempar tissue kearah wajah Abhi.

Pradikta melirik jam tangannya buru buru, iya langsung bangkit dari duduknya. "Cepet keluar, gue mau pergi," ucapnya lalu bangkit menuju meja kerjanya dan merapihkannya
Abhi bangkit dengan malas,

"kemana?,"

"Biasa,"

Abhi berdecak malas, "kirimin coffee lah buat lembur nih," ucapnya sambil terkekeh.

"Beli sendiri sana," ucap pradikta sebelum keluar dari pintu. Namun ia buru buru kembali, membuat abhi matapnya heran.

“kalau mau beli kopi, bilang ke gue, gak usah genit, teleponan malem-malem sama perempuan,”
Abhi terdiam, dahinya berkerut, ia tak faham dengan yang di maksud pradikta. Namun, sedetik kemudian ia terseyum, faham makna yang di berikan sepupunya itu.

“Sama perempuan? Sama siska maksud lo?” tanya nya sambil tersenyum.

Pradikta menatap tajam Abhi, “apalagi sama dia”
Abhi tersenyum, “tumben posesif?,”tanya nya dibalas tatapan tajam pradikta, karna pradikta adalah tipe lelaki humoris, yang jarang sekali marah, namun sekalinya marah Abhi bisa bersumpah bahwa dalam satu bulan suasana kantor akan seperti neraka Jahanam.

Abhi tersenyum, “ lain kali gue bakal hubungi barista yang cowok, janji.”, pradikta mengangguk lalu berjalan meninggalkan ruangan nya
"Tutup lagi pintu nya," teriak pradikta kepada Abhi yang masih berdiri di dalam ruangannya.

"Kemana bos?," Teriak Raven dari balik kubikelnya.

"Ngapel dulu, malam Minggu, jangan kerja Mulu lah kalian juga sana pada ngapel, kurangi populasi jomblo," ucap pradikta berdiri di depan kubikel karyawannya sambil menggulung jas kemejanya.

Karyawan nya tertawa "gabisa bisa tugas masih numpuk, ntar di amuk TL," suara Abhi dari belakang pradikta.

"Iya lah kalau tugas belum beres, gue amuk Lo semua, dah selamat kerja dah ya, kan kalau cepet selesai, bonus cepet cair juga,"
Semua karyawan tersenyum begitu mendengar Bonus.

“jangan terlalu posesif, inget Cuma temen,” teriak Abhi sebelum masuk kedalam ruangannya dan meguncinya dari dalam.

Sialan.

I'm Not ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang