20. About A Promise

Start from the beginning
                                    

Rachel langsung duduk di samping lelaki tersebut, punggung tangannya ia letakkan di sekitar dahi milik lelaki itu.

"Panas sekali. Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu bisa demam tinggi kayak gini?" bisik Rachel pelan dengan perasaan khawatirnya.

Lelaki tersebut membuka matanya perlahan. "Achell."

"Aku di sini. Kita ke rumah sakit, yah?" tanya perempuan itu lembut.

Lelaki tersebut menggeleng pelan. "Aku nggak mau," lirihnya pelan.

"Hun, kamu harus ke rumah sakit."

"Nggak mau."

Rachel menghembuskan nafasnya panjang. "Kalau begitu tunggu di sini," sahutnya kemudian beranjak dari sana.

Tak lama setelah itu, Rachel datang dengan sebuah nampan yang berisi air hangat juga sebuah handuk kecil.

Dikompresnya dahi lelaki tersebut dengan handuk yang sudah ia rendam terlebih dahulu dengan air hangat.

Ia betulan sudah mirip seperti seorang dokter saat ini.

"Kenapa bisa sakit?" tanya Rachel pelan sembari merapikan rambut lelaki tersebut.

Lelaki tersebut menggeleng, ia memeluk lengan Rachel erat.

"Aku masak bubur buat kamu, yah? Setelah itu, kamu minum obat."

Lelaki itu kembali menggeleng. "Di sini aja sama aku."

"Hun, kamu harus makan."

"Di sini aja. Aku lebih butuh kamu daripada bubur."

Perempuan itu menarik nafasnya panjang, kemudian mengangguk pelan, tangannya bergerak mengelus lembut rambut lelaki tersebut.

"Tidur aja kalau begitu," sahutnya pelan.

Lelaki tersebut menjadikan lengan Rachel sebagai bantalnya, dan memeluk perempuan itu erat.

Dagu Rachel berada tepat di atas kepala milik Sehun Ivarel Nathaniel, sosok lelaki yang saat ini sedang memeluknya erat.

Tangannya yang satu bergerak mengelus lembut rambut lelaki itu.

"Aku sayang sama kamu, Chell," bisik lelaki tersebut.

"Iya, aku udah tahu," jawab perempuan itu pelan.

"Jangan tinggalin aku," sahut lelaki itu lagi.

Perempuan tersebut mengangguk. "Iya, nggak akan."

Kedua mata lelaki itu akhirnya tertutup, nafasnya mulai teratur di pelukan Rachel.

"Cepat sembuh. Jangan sakit lagi," bisiknya pelan kemudian mengeratkan pelukannya pada sosok lelaki tersebut.

***


"Aku udah kenyang."

"Satu sendok lagi."

Sehun menghembuskan nafasnya panjang, kemudian kembali melahap bubur yang Rachel suapkan padanya.

Rachel menyodorkan air minum pada lelaki itu, kemudian juga menyodorkan beberapa butir obat yang langsung diminum oleh Sehun.

"Mau makan sesuatu?" tanya perempuan itu lembut.

Lelaki itu menggeleng. "Nggak."

"Ya udah, sekarang kamu tidur. Jangan begadang," sahut perempuan tersebut pada sosok Sehun.

"Kamu janji nggak bakalan ninggalin aku?"

Rachel langsung menganggukkan kepalanya."Kayak kamu yang nggak ninggalin aku pas aku sakit. Aku juga nggak bakalan ninggalin kamu."

Lelaki itu perlahan merebahkan tubuhnya di atas kasurnya, kedua matanya yang terlihat sendu menatap sosok Rachel dalam.

"Tapi, dulu pas aku sakit, kamu nggak datang," bisik lelaki itu mengingatkan Rachel pada masa lalu mereka.

Ya.

Ingat waktu awal hubungan mereka berjalan? Saat itu Sehun sakit, tapi Rachel tidak menemui lelaki itu. Memang benar bahwa Rachel mengunjungi lelaki tersebut, tapi karena kehadiran Sasha, perempuan itu tidak berniat untuk menemui Sehun.

Lalu setelah itu, Sehun memutuskan hubungan mereka.

"Aku datang. Cuma nggak masuk," jawab perempuan itu pelan.

"Bohong."

"Aku serius. Aku datang. Tapi, karena ada Sasha di dalam, aku nggak masuk."

"Padahal aku butuh kamu waktu itu."

"Maaf. Aku udah jahat. Sekarang aku nggak bakalan ninggalin kamu. Jadi, tidur."

"Tapi aku takut, setelah aku buka kembali mata aku, kamu udah nggak di sini sama aku."

Rachel menggeleng pelan. "Aku akan di sini terus dan nemanin kamu sampai sembuh. Aku nggak bakalan ke mana-mana. Jadi, tidur sekarang. Aku janji setelah kamu bangun, aku masih akan di sini."

"Janji?"

"Ya, aku janji."

Setelah itu, barulah lelaki tersebut kembali memejamkan matanya.

Perempuan itu tidak tinggal diam, ia membelai lembut rambut lelaki tersebut hingga nafasnya terdengar teratur.

***
B e r s a m b u n g

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now