12| Request

2.1K 118 10
                                    

Seharian ini Somi merasa di kerjai habis habisan oleh Sehun bagaimana tidak, kalau Sehun terus membabunya dan menganggunya terus menerus. Seperti kali ini Sehun tidak ingin di tinggal oleh Somi dan berakhir seharian ini Somi melakukan semua aktivitasnya di ranjang.

Sedari tadi Sehun terus mengamati Somi sekarang sudah hampir tengah malam gadis itu masih terus berfokus pada tabletnya Mengambar sesuatu. "Kau masih memiliki hutang penjelasan padaku soal kemarin!".

Somi menjawab tanpa melirik ke arah Sehun. "Jongin hanya membantuku mengerjakan skripsi kemudian aku tertidur dan saat bangun dia tidak ada".

"Sebaiknya kau jauhi Jongin dia punya perasaan lain padamu selain menjadi seorang teman". Ingat Sehun pada Somi sebelum semuanya terlambat.

Somi hanya mengedipkan bahunya tidak mau tau dan peduli. "Cerewet! Sebaiknya kau tidur daripada mengangguku".

Sebenarnya Sehun juga memikirkan hal itu tapi dirinya tidak akan bisa terlelap tanpa bantuan obat tidurnya sedangkan sekarang obat tidurnya menghilang. Sehun ragu menanyakan pada Somi takut gadis itu curiga akan obat yang sering di konsumsinya itu.

Melihat kediaman Sehun membuat Somi semakin yakin jika Sehun sebenarnya tidak baik baik saja. Ia seperti menutupi suatu hal yang besar. -sebenarnya apa yang kau tutupi Sehun- batin Somi penasaran.

Sehun masih belum bisa tertidur padahal ini hampir jam dua pagi sedangkan Somi ia mati matian menahan rasa kantuknya untuk menunggu Sehun tidur duluan. Tapi mustahil Sehun tidak akan bisa tertidur tanpa bantuan obat tidurnya selama dua tahun ini ia selalu bergantung padanya.

"Kau belum selesai?" Tanya Sehun kepada Somi.

Somi menggeleng pelan. "Somi-ya boleh kabulkan satu permintaanku!".

Aktivitas Somi terhenti ia mengangkat pensilnya dan melirik ke arah Sehun. "Apa?".

"Jangan membenciku! Aku benci di tatap dengan tatapan pendosa seperti itu". ucap Sehun sungguh-sungguh ia tidak tau tapi saat Somi mengurusnya penuh kehangatan seperti hari ini hatinya benar-benar menghangat.

Somi seakan terhipnotis dengan ucapan Sehun ada setitik rasa menyesal di hatinya telah berlaku kasar kepada Sehun. Segera Somi mempalingkan wajahnya kemana saja karena tidak kuat menatap senyuman parau Sehun. Pria itu memang tersenyum tapi matanya seolah menggambarkan kesedihan mendalam. Somi masih belum mengerti tentang itu.

"Aku akan pikirkan!" Saut Somi singkat lalu menutup tabletnya dan menaruhnya dalam nangkas.

Setelah menarik selimutnya mata Sehun tidak pernah lepas dari Somi, gadis itu sengaja memunggunginya. Sial kenapa Somi malah yang jadi tidak bisa tidur padahal sejak tadi ia menahan rasa kantuknya.

Kemudian Somi berbalik menghadap ke arah Sehun ternyata pria itu sudah memejamkan matanya. Somi menatap Sehun cukup lama sebelum objeknya kembali membuka mata.

Sehun tersenyum kecil hanya karena gadis itu menatapnya. "Aku tidak bisa tidur" desis Sehun pelan sambil memajukan tubuhnya mendekat ke arah Somi dan membuang guling pembatas mereka ke lantai.

GREP

Somi membuka matanya saat Sehun memeluknya erat. "Yakhhh".

"Diamlah! Kau sudah menjadi canduku agar bisa tidur" bantah Sehun sambil menyamakankan kepalannya di ceru leher Somi. Bau tubuh Somi memang sudah menjadikannya candu karena membuatnya merasa tenang. "Aku menyukai aroma tubuhmu" gumam Sehun lagi tidak jelas.

"Setidaknya pakai bajumu dulu aku tidak nyaman Sehun!".

"Bohong! Kau bahkan selalu menikmati dada telanjangku setiap malam".

My Secret Wife [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang