Chapter 30

649 89 0
                                    

Minggu 5 April 1992 — dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu 5 April 1992 — dini hari

Rasa pusing di kepalanya menghilang dan Harry mendapati dirinya bisa membuka mata. Dia mengerjap perlahan. Dia merasa seperti sudah tertidur untuk waktu yang sangat lama. Melihat sekeliling, dia menyadari bahwa dia berada di Hogwarts Hospital Wing. Mengapa dia di sini? Otaknya berjuang untuk membersihkan kabut yang menyelimuti beberapa hari terakhir ini. Hal terakhir yang benar-benar dia ingat ialah pergi ke kamarnya dan berdebat tentang Tom... temannya... Tidak... tunggu... Bukan temannya.

Dia telah ditipu, dituntun untuk memercayai kebohongan.

Rasa malu menyebar ke seluruh tubuhnya seperti api dan rasa bersalah terperangkap di perut Harry. Bagaimana bisa dia sebodoh itu? Bukankah orang tuanya mengajarinya untuk tidak memercayai benda apa pun yang bisa berpikir sendiri? Mereka telah mengajarinya dan dia mengabaikannya begitu saja. Tom telah sangat baik...

"Harry?" sebuah suara lembut berbicara padanya.

Air mata membasahi matanya, Harry menoleh ke kanan dan melihat bayangan kabur ibunya yang duduk di samping tempat tidurnya. Dia menjangkau kacamatanya dan memakainya. Wajah ibunya mulai terlihat. "Mum?"

Sebelum ibunya bisa menjawab, semuanya keluar dari mulut Harry.

"Maafkan aku! Aku tidak tahu Tom jahat! Dia sangat baik padaku... Lalu saat aku kabur dan sampai di Hogwarts, dia menyuruhku membuka buku harian itu. Dan... dan..." Terisak, Harry menyeka hidungnya. "Dia keluar dari buku harian itu dan berterima kasih padaku karena telah membantunya hidup kembali... Dan... dan... Aku akan mati! Dia bilang aku telah membantunya menolong Vold... Vol..." Suara Harry terus bergetar. Dia tidak pernah takut untuk menyebut nama itu, tapi sekarang dia tidak bisa menyebutnya. "Dia! Dan Sirius juga akan mati. Dia baik-baik saja, kan, mum?"

"Harry... Sirius tidak mati." Ekspresi wajah ibunya kurang tepat.

"Aku bisa melihatnya, kan?" tanya Harry. Dia harus tahu ayah baptisnya baik-baik saja. Dia tidak ingin menyakiti salah satu dari mereka, tetapi karena dia telah mendengarkan Tom dan bukannya orangtuanya, dia menutup diri dari mereka dan sekarang dihadapkan pada kemungkinan bahwa dia telah menyakiti mereka... Dia menggosok matanya lagi saat beberapa air mata menetes di pipinya.

Ibunya menggigit bibir bawahnya dan Harry tahu ada sesuatu yang tidak beres. "Mum?"

"Maafkan aku Harry," ibunya mendesah pelan. "Tapi Sirius tidak di sini. Dia... dia terperdaya. Dia masih hidup, tapi dia ada di tangan Voldemort."

Wajah Harry kehilangan warnanya yang sudah kembali setelah bangun tidur tadi. Bibirnya bergetar. Dia yang telah melakukan ini. Dia yang telah membantu dan bersekongkol dalam hal ini... Ayah baptisnya hilang. "Aku yang melakukan ini..."

"Tidak, Harry, kau tidak. Itu bukan salahmu."

"Bagaimana bukan?" teriak Harry. "Aku berusaha melindungi Tom! Dia bilang padaku jika aku membutuhkan tempat yang aman untuk bersembunyi, aku harus pergi ke kamar mandi perempuan di lantai dua! Aku melakukannya kali ini karena aku tidak ingin ada yang menyakitinya... Kukira dia bermaksud baik... Jika aku tidak sebodoh itu, Sirius akan tetap di sini!"

Twisting Time | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang