Chapter 27

739 87 8
                                    

Jumat 3 April 1992

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jumat 3 April 1992

Setelah perilaku aneh Harry dan firasat Sirius tentang mengapa ia bertingkah aneh, Sirius memutuskan untuk mencoba menyelesaikan ini sendiri tanpa bantuan orang lain. Dia bahkan lalai memberi tahu Profesor Dumbledore yang mungkin bukanlah ide yang bagus, terutama jika itu melibatkan salah satu muridnya. Harry sudah berbicara dengannya lagi, walaupun dengan enggan. Meskipun Sirius yakin Harry memiliki buku harian Tom Riddle, dia tidak bisa membuktikannya. Harry telah menyembunyikannya dengan sangat baik.

Dan Sirius telah menggeledah Menara Gryffindor dan bahkan menyuruh Harry mengeluarkan sakunya pada suatu malam, tetapi buku harian itu tidak dapat ditemukan.

Harry masih menjaga jarak dari teman-temannya meskipun dia terus mengikuti latihan Quidditch-nya. Ketika Sirius mengamati latihannya secara diam-diam, dia telah mengamati bahwa bocah itu tampak seperti biasanya, dirinya yang ceria. Sirius hanya dapat menduga bahwa bermain Quidditch adalah satu-satunya cara yang mendesak Harry lepas kendali dan keluar dari pengaruh buku harian itu. Dia begitu yakin buku harian tersebut telah ditempatkan di antara barang-barang milik Harry agar ditemukan anak itu, tetapi yang merisaukan Sirius ialah ketidakmampuannya untuk mencegah hal ini terjadi. Dia sangat yakin Ginny Weasley akan tetap menjadi pemilik buku harian itu. Dumbledore telah memperingatkannya bahwa itu mungkin tidak terjadi dan Kepala Sekolah terbukti benar.

Yang Sirius masih belum pecahkan ialah bagaimana buku harian itu bisa menjadi milik Harry. Dari mana asalnya? Sudah berapa lama Harry memilikinya? Satu-satunya cara yang dapat Sirius pikirkan, untuk mengetahui apakah buku harian itu adalah sumber perubahan kepribadian Harry, ialah dengan menyudutkannya di rumah bersama orangtuanya.

Dan James dan Lily Potter masih tidak tahu tentang kecurigaan Sirius, terutama karena Harry telah menulis surat kepada orang tuanya dan tidak menyebutkan bahwa dia sedang menjauhkan diri dari teman-teman atau ayah baptisnya. Bagi mereka, mereka mengira segalanya normal terhadap anak mereka.

Sirius tidak menantikan percakapan khusus itu.

Berdiri di luar pintu depan rumah keluarga Potter di Godric's Hollow, Sirius mengetukkan buku jarinya ke pintu. Saat itu adalah malam sebelum Harry akan pulang untuk liburan Paskah, dan Sirius telah memutuskan bahwa sekaranglah waktu untuk melibatkan James dan Lily. Dia tahu mereka akan marah padanya, namun dia berharap untuk menyelesaikan ini tanpa sedikit keributan, tetapi karena dia tidak dapat menemukan buku harian itu, dia tidak punya pilihan sekarang selain meminta bantuan teman-temannya.

Lily membuka pintu dan senyum cerah menghiasi wajahnya. "Sirius! Kami tidak menyangka kau datang!"

Sirius mengangkat bahu. "Aku perlu bicara denganmu dan Prongs."

Lily mengangguk, ekspresi senangnya berubah serius ketika dia mendengar nada lirih dan penuh sesal dari suara Sirius. Dia tidak bertanya lagi kepadanya, tetapi sebagai gantinya membawanya masuk ke rumah. "Jack sudah di tempat tidur. Dia sangat senang Harry akan pulang. Dia benar-benar merindukannya."

Twisting Time | ✔Where stories live. Discover now