Prolog

26 3 1
                                        

Bagas Rizal Diningrat, sosok lelaki dengan kulit sawo matang (yang menandakan aliran darah Jawa), jelas, Bagas bukan anak rumahan, ia pernah menjadi ketua Paskibra saat Sekolah Menengah Pertama. Justru, warna sawo matang ini menambah kesan manis pada senyumnya, belum lagi lesung pipi yang ia miliki di kedua pipinya. Tingginya sekitar 168 cm, badannya tegap dan kekar, rambutnya selalu rapi, di tangan kanan nya kerap kali melingkar aksesoris yang menunjukan waktu secara detail, ya, jam tangan digital.

Bagas tipe orang yang irit ngomong, akan membuka suara jika menurutnya itu perlu dan ada yang penting, jika tidak jangan harapkan sepatah katapun darinya. Tapi meskipun begitu, Bagas adalah sosok yang ramah, sopan dan murah senyum.

Sedangkan Stevan Rizal Diningrat, merupakan saudara kandung Bagas, usianya dua tahun lebih tua dari Bagas. Stevan adalah satu-satunya alasan Bagas memilih sekolah di Bhayangkara High School.

Kara Tifani Inkara, biasa dipanggil Kara.  Gadis yang feminim ini, memiliki hobi yang berbanding terbalik dengan penampilannya. Kara adalah Ketua Regu Putri di Organisasi Pramuka saat Sekolah Menengah Pertama. Kara suka Pramuka, tapi tidak suka aturan; Kara suka baris berbaris, tapi tidak suka ngantri. Aneh memang.

Kara memiliki tinggi sekitar 163 cm, cukup tinggi untuk kalangan perempuan. Rambutnya yang panjang selalu ia ikat satu, di tengah, katanya meskipun terlalu simple tapi dengan begitu terlihat lebih rapi. Di tangan kirinya melingkar jam analog dengan ukuran kecil, berwarna merah muda. Sedangkan di tangan kanannya, terdapat gelang dengan inisial R.

Berbanding terbalik dengan Bagas, meskipun Kara suka panas-panasan, kulit Kara tetap putih bersih, ciri khas orang Sunda. Senyum Kara selalu berhasil memikat siapapun yang melihatnya, meskipun Kara hanya mempunyai lesung pipi di pipinya yang kanan, tetap saja senyumnya memiliki daya tarik sempurna.

---

Hi! i'm comeback :)

ContradictionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora