Alenda {5}

12 1 0
                                    


--Terima Kasih sudah membaca & Selamat Membaca!!--

....

Semenjak malam dimana mamanya membela, Ana makin merasa hubungan kedua orang tuanya makin renggang, "Papa pulang tuh mah." Saat ini keduanya tengah berada dikamar Ana.

Fina sedang asik melihat-lihat postingan diinstagram, "Biarin lah."

Ana hanya mengangguk tak ingin ikut campur terlalu dalam, "Kamu emang beneran pacaran ya?"

Deg

Oke ini kedua kali mamanya menanyakan hal yang sama.

Melihat Ana yang tak kunjung menjawab Fina yakin jika memang ada hubungan khusus diantara keduanya, "Pendidikan nomor satu, btw kapan-kapan kenalin dong ke mama."

Tubuhnya yang tadi tegang sekarang berubah melemas, "I-iya ma nanti deh dikenalin."

Ceklek

"Mama disini ternyata, pantes dikamar gak ada." Yasya menghampiri anak dan istrinya seolah tak ada kejadian, karena sejak saat itu Ana agak sedikit menghindari papanya.

Sang istri tetap acuh, bahkan menjawab hanya dengan gumaman, "Udah makan kamu?"

Ana mengangguk, "Udah kok pa."

Jas hitam itu masih melekat sempurna pada tubuh Yasya yang membuatnya semakin terlihat gagah, kalau diperhatikan papa dan mama Ana memang kelihatan muda, tapi muda dimuka belum tentu diumur, "Ayo ma kebawah, papa mau makan." Ajaknya.

Fina bangun dari tidurnya sambil mencepol rambut asal, "Duluan aja, si Ana nih tumben banget takut minta ditemenin." Alibinya.

Yasya mengangguk lalu pergi meninggalkan kamar, "Perasaan Ana gak ada minta ditemenin."

"Udah anggap aja begitu."

Notifikasi muncul membuat Ana mengecek ponselnya, "Mama kebawah dulu ya."

"Iya mah."

Drtt drtt

"Hallo." Suara dari seberang sana.

"Waalaikumsalam."

Tawa renyah terdengar, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Gue ramal pasti lo lagi mikirin gue kan?"

Ana memilih menelpon sambil tiduran mencari posisi ternyaman, "Dilan kali ah."

"Gue kan Dilan."

"Dilan apaan? Dilantak fuso?"

"Dilanda rindu kamu eakkk."

Mereka berdua tertawa, beginilah setiap harinya, mereka berdua sama-sama nyaman telponan dibandingan chat-chatan, kalau kata Juan dichat agak susah modusnya.

"Bisa bener si playboy."

"Gue gak playboy Ale, cinta nya sama lo doang."

"Apasih lo suka banget manggil ale." Entah kenapa Ana sangat kesal jika dipanggil Ale.

"Panggilan sayang gue itu, lo manggil Nda gue gak marah."

"Au ah pokoknya gue gak mau!"

"Oke-oke, tapi bantuin gue bikin pr dong."

Ana mengecek kembali nama penelpon, benar ini Juanda, tapi kenapa dia minta bantu buat pr?, "IQ lo kurang tinggi apalagi sampe minta tolong pr ke gue?"

"Ini beneran susah, makanya lo harus bantuin."

"Emang pr apasih?" Demi apapun Ana kepo, memangnya sesulit apa soalnya hingga anak juara olim berturut-turut tak bisa menjawabnya?

ALENDAWhere stories live. Discover now