Alenda {4}

15 4 0
                                    


--Terima Kasih sudah membaca & Selamat Membaca!!--

....

"Eh eh, mata lo kok sembab banget?" Tanya Hanin saat memperhatikan wajah saat Ana yang baru saja sampai dikelas.

Semua orang yang berada dikelas memperhatikan Ana, tapi respon Ana hanya gelengan kepala.

Hanin menghampiri meja Ana, mereka memang tak duduk sebangku, "Lo kenapa sih?"

"Gue cuma lemes aja." Ana menelungkupkan kepalanya diatas meja, Hanin menatap tak percaya, apa hubungannya lemas dengan mata gadis itu sembab? Apa mungkin menangis karena menahan lemas? Tapi dia tak mempersalahkan, mungkin ada sesuatu berupa privasi, "UKS yuk gue temenin."

"Btw tadi Juan nanyain loh." Sambungnya.

Jam pelajaran pertama adalah matematika membuat Ana makin tak bertenaga, bunyi bel istirahat Ana tergesa-gesa untuk menemui orang yang sudah menunggunya sedari tadi.

Ana rasa dia butuh untuk menjernihkan pikirannya, maka dari itu rooftop adalah pilihannya agar dapat melihat keindahan kota dari ketinggian, "Udah dari tadi?"

Juan menggeleng, tangannya terangkat menyisir rambut kebelakang dengan jarinya, "Ini yang ketiduran tadi malam?" Godanya.

Ana tersenyum simpul, "Misalnya gue—

Alis Juan terangkat, "Gue?"

Gadis itu mengatur nafasnya, mencoba menahan sesak yang luar biasa, tiba-tiba saja lidahnya menjadi kelu, "Aku sayang kamu."

Tangan Juan mengelus jari telunjuk Ana, memandang gadis itu dengan senyum, "Aku juga sayang kamu."

Setelah itu keduanya tertawa, "Tumben amat romantis."

"Romantis salah ntar gak romantis juga salah, dikatain gue cuek apalah inilah." Cibir Ana.

Juan tertawa sambil menggoda melihat wajah kesal pacarnya, "Tanya jawab kuy kuy." Usul Ana.

"Tanya jawab gimana?"

"Terserah aja mau nanya apaa gitu, tapi jawabnya harus jujur ya?"

Juan mengangguk setuju, mumpung sehabis ini guru rapat jadi dia akan bisa lebih lama berdua dengan Ana dan mengenal lebih dalam pikirnya, "Mau siapa dulu nih?"

"Gue duluan deh, ladies first."

"Boleh-boleh, ayo ditanya gak sabar dikepoin orang cantik." Katanya disertai kedipan sebelah mata.

Ana menutup mukanya dengan kedua telapak tangan, malu, "Emm apa ya, apasih yang bikin lo bisa suka sama gue? Gini maksudnya, kitakan dulunya gak deket banget, deket pun cuma sebatas olim doang, em yang bikin lo yakin buat ne-nembak gue apa?"

Juan memegang dagunya seolah berpikir keras dengan kening yang berkerut setelah itu ia mengedikkan bahunya, "Kalo lo tanya itu gue juga gak tau mesti jawab gimana, sama kayak apa yang pernah gue bilang pas lo nanya alasan gue apa, rasa itu datang dengan sendirinya berjalan sesuai kehendaknya, dan gue rasa hari kemarin itu saat yang tepat untuk gue sudahi sebagai orang yang mengagumi lo dalam diam."

....

Malam ini sepasang kekasih muda itu sudah berencana untuk mengunjungi pasar malam, bukannya tak mau menunggu malam minggu, pasalnya malam ini hari terakhir pasar malam itu.

Lampu kerlap-kerlip menyapa saat memasuki area pasar malam, suara tak mengenakkan dari daerah rumah hantu, teriakan para orang-orang diatas kora-kora yang membuat Ana bergidik ngeri, "Naik itu seru kali ya." Usul Juan menunjuk kora-kora.

ALENDAWhere stories live. Discover now