HAL-HAL YANG MEMALINGKAN DARI KEBENARAN

6 0 0
                                    

HAL-HAL YANG MEMALINGKAN DARI KEBENARAN : ” MEYAKINI KEBENARAN SEBAGAI SESUATU YANG RUMIT DAN SUSAH DIPAHAMI ”  [ Bagian Kedua ]

Asy-Syaikh Hamd bin Ibrahim Al-Utsman hafizhahullah

Banyak orang-orang yang tidak memiliki ketelitian, tidak memiliki pengalaman, dan tidak memiliki pengetahuan terhadap nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah serta maknanya, mereka meyakini bahwa kebenaran adalah sesuatu sesuatu yang rumit dan susah dipahami.

Keyakinan semacam ini juga diperparah dengan tulisan orang-orang yang menyerukan agar bersikap taklid, bahwa syarat-syarat untuk menilai masalah-masalah dan hukum-hukum, sedikit sekali dimiliki oleh para mufti di zaman ini.

Meyakini kebenaran sebagai sesuatu yang rumit dan susah dipahami telah menjadi tirai penutup antara orang-orang yang meyakininya dengan kebenaran, dan menjadi tabir yang menghalangi pandangan mereka terhadap masalah-masalah yang diperselisihkan, apalagi untuk berusaha untuk menelitinya dan mencari kejelasan mana pendapat yang kuat dan mana pendapat yang lemah.

Padahal mencari kebenaran, mencari kejelasan, dan menyingkapnya lebih mudah di masa ini dibandingkan sebelumnya.

Hal itu semakin dimudahkannya sebab-sebab untuk mendapatkannya, apakah dengan seseorang menelitinya sendiri, atau dia bisa meminta bantuan kepada orang lain.

Asy-Syathiby rahimahullah berkata:

أَمَّا إِذَا كَانَ هَذَا الْمُتَّبِعُ نَاظِرًا فِيْ الْعِلْمِ وَمُتَبَصِّرًا فِيْمَا يُلْقِيْ إِلَيْهِ كَأَهْلِ الْعِلْمِ فِيْ زَمَانِنَا، فَإِنَّ تَوَصُّلَهُ إِلَى الْحَقِّ سَهْل.

“Adapun jika orang yang berusaha mencari-cari kebenaran ini dia mau memperhatikan dan meneliti dengan seksama pada perkara-perkara yang disampaikan kepadanya, seperti yang dilakukan oleh para ulama di zaman kami, maka sampainya kebenaran adalah perkara yang mudah.”  [1]

Asy-Syaukany rahimahullah berkata:

فَالْوُقُوْفُ عَلَى الْحَقِّ وَالْاطِّلِاعِ عَلَى مَا شَرَعَهُ اللهُ لِعِبَادِهِ قَدْ سَهَّلَهُ اللهُ عَلَى الْمُتَأَخِّريْنَ وَيَسَّرَهُ عَلَى وَجْهِ لَا يَحْتَاجُوْنَ فِيْهِ مِنْ الْعِنَايَةِ وِالتَّعَبِ إِلَّا بَعْضَ مَا كَانَ يَحْتَاجُهُ مَنْ قَبْلَهُمْ.

“Jadi mendapati kebenaran dan menelaah perkara-perkara yang disyariatkan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya telah Allah mudahkan atas orang-orang belakangan dan telah Dia mudahkan tanpa harus melakukan usaha yang berat dan tanpa harus bersusah payah, kecuali sebagian perkara yang juga dirasakan oleh orang-orang sebelum mereka.”  [2]

Tetapi sangat disayangkan, sebab-sebab untuk mendapatkan kebenaran yang telah dimudahkan ini, telah menghasilkan sifat malas pada banyak manusia dan mereka pun meremehkan usaha mencari perkara-perkara yang menyampaikan mereka kepada kebenaran.

Al-Allamah Muhammad Al-Basyir Al-Ibrahimy rahimahullah berkata:

رُبَّ تَيْسِيْرٍ جَلَبَ التَّعْسِيْرَ، فَإِنَّ هذَا التَّيْسِيْرَ رَمَى الْعُقُوْلَ بِالْكَسَلِ وَالْأَيْدِيَ بِالشّلَلِ.

“Terkadang kemudahan justru menyebabkan kesulitan, karena kemudahan ini menjadikan akal malas dan menjadikan tangan lumpuh.”  [3]

Meyakini kebenaran sebagai sesuatu yang susah dipahami, rumit, dan tidak jelas, ini semua merupakan syubhat Iblis yang dilemparkan untuk memalingkan manusia dari usaha meneliti dan mencari kebenaran.

Istiqomah Di jalan AllahWhere stories live. Discover now