HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN BULAN SHOFAR*

1 0 0
                                    

📜💡 *HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN BULAN SHOFAR* ⛔❌

Tidak ada keutamaan khusus dari Nabi tentang bulan ini. Al-Allamah Shiddiq Hasan Khon berkata: “Saya tidak mendapati adanya hadits tentang keutamaan bulan Shofar atau celaan padanya”. [Al-Mauidhoh al-Hasanah hlm. 180]

Yang beliau maksud adalah hadits yang shohih, adapun hadits yang tidak shohih maka diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

مَنْ بَشَّرَنِيْ بِخُرُوْجِ صَفَرٍ بَشَّرْتُهُ بِدُخُوْلِ الْجَنَّةِ

Barangsiapa yang mengkhabarkan padaku dengan keluarnya bulan shofar maka saya akan memberi kabar gembira padanya untuk masuk surga.

Hadits ini adalah maudhu’ seperti ditegaskan oleh al-Iraqi [ Lihat al-Fawaid al-Majmu’ah asy-Syaukani hlm. 438 ].

Apalagi matan hadits ini mengisyaratkan adanya “kesialan” dengan bulan shafar yang telah dibatalkan oleh Islam. Maka hadits ini adalah lemah, ditinjau dari segi sanad dan matan. Wallahu A’lam. [ Bida’ wa Akhtho’ Tata’allaqu bil Ayyam wa Syhuhur, Ahmad as-Sulami hlm. 251-252 ]

Tidak ada nukilan khusus dari Nabi tentang amalan di bulan shofar, hanya saja ada beberapa khurafat dan keyakinan yang masih bercokol di masyarakat padahal pada dasarnya itu adalah keyakinan jahiliyyah yang telah dibatalkan oleh Islam, di antaranya :

❌1. Merasa Sial Dengan Bulan Shofar.
❌2. Acara Rebo Wekasan.

*Bila kita cermati dua khurofat di atas, niscaya akan kita dapati keduanya kembali pada masalah Tathoyyur yaitu merasa sial dengan burung atau lainnya yang hal ini termasuk kategori perkara jahiliyyah yang dibatalkan Islam*. Perlu diketahui bahwa khurafat ini sampai sekarang masih bercokol di sebagian masyarakat. Sebagai contoh, sebagian masyarakat masih meyakini bila ada burung gagak melintas di atas maka itu pertanda akan ada orang mati, bila burung hantu berbunyi pertanda ada pencuri, bila mau beergian lalu di jalan dia menemui ular menyebrang maka pertanda kesialan sehingga perjalanan harus diurungkan.

Sebaliknya, hendaknya kita bertawakkal yakni menyerahkan segala urusan sepenuhnya kepada Allah, karena salah satu hikmah di balik peniadaan Nabi terhadap khurafat-lhurafat jahiliyyah dalam hadits ini adalah agar seorang muslim benar-benar bertawakkal bulat kepada Allah tanpa melirik kepada selainNya. Kalau sekirannya dia bimbang dalam melangkah, maka hendaknya dia melakukan shalat istikharah, berdoa kepada Allah dan bermusyawarah kepada orang-orang yang berpengalaman. Dengan demikian insyallah dia akan melangkah dengan penuh optimis diri.

📁 Artikel abiubaidah.com

✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com

📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•

Istiqomah Di jalan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang