JANGAN PERNAH BOSAN MENASIHATI ANAK

7 1 0
                                    

*🌻JANGAN PERNAH BOSAN MENASIHATI ANAK*🌻

Di antara penyakit jiwa yang menimpa orang tua pada saat dihadapkan dengan kenakalan anak, ialah tatkala berulang kali orang tua menasihatinya ternyata tidak berhasil. Dari situ muncullah kebosanan dan putus asa, bahkan marah dan cenderung untuk bertindak dengan kekerasan. Inilah di antara kesalahan orang tua yang harus diperbaiki.

Sadari, anak adalah ujian. Jika orang tua memaklumi bahwa anak adalah bagian dari macam ujian, yaitu agar diketahui secara zhahir siapa sebenarnya yang bersungguh-sungguh mendidiknya dan siapa yang bersabar. Tentu prinsip ini akan meringankan beban pikiran orang tua, karena dari situlah kita mendapatkan pahala. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. at-Taghābun: 14)

Setelah Allah mengabarkan kepada kita bahwa anak dan istri adalah ujian dan fitnah, Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan kita agar memaafkan mereka dan memintakan ampun. Dari situ terlihat jelas bahwa kita tidak boleh bosan apalagi sampai berputus asa menghadapi dan menasihati mereka.

Orang tua yang berikhtiar, Allah yang menentukan. Sadari, bahwa kita hanya berkewajiban untuk mendidik dan menasihatinya, sedangkan keberhasilan proses hanya di tangan Allah. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. al-Qashash: 56)

Bersabar ketika kita diuji dengan musibah anak adalah sangat terpuji sekaligus untuk menguji seberapa besar kadar keimanan kita, karena keberhasilan suatu perkara butuh akan kesabaran dan ketakwaan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ شَيْئًا هُوَ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنْ الصَّبْرِ

“Tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Shahih. At-Ta'liq ar-Raghib: 2/11, Shahih Abu Dawud: 1451)

Sahabat Umar bin Khaththab Radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Kami menjumpai kebahagiaan hidup kami dengan kesabaran.” (Fathul Majid: 1/436)

Jangan terburu-buru mengharap hasil. Di antara yang terlintas dalam pikiran orang tua, tatkala menasihati anaknya sekali atau dua kali, anak harus menerima dan berubah pada saat itu pula. Hal seperti ini jelas salah, karena petunjuk bukan punya kita, tetapi milik Allah Azza wajalla. Bukankah kita sendiri suatu saat lamban menerima nasihat?

“Berhati-hati itu datangnya dari Allah sedangkan terburu-buru dari setan.” (HR. Abu Ya’la dalam al-Musnad: 3/1054 dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 4/294)

Jangan lupa untuk senantiasa memohon kepada Allah Azza wajalla demi kebaikan diri dan keluarga. Bacalah doa seperti doa seorang hamba yang dikasihani oleh Allah:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. al-Furqān: 74)

Semoga Allah memberi petunjuk dan meridhai hidup kita bersama keluarga semua. Aamiin...

✏ Ditulis oleh Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc. حفظه الله
🔅🔅🔹🔹🔹🔅🔅🔅

Istiqomah Di jalan AllahWhere stories live. Discover now