19. Laughter Cuts.

Start from the beginning
                                    

Namun, kini ia tidak sudi lagi membanggakan hal tersebut. Sebab, terlalu banyak orang yang sudah ia lukai karena telah jatuh cinta padanya.

Mungkin termasuk sosok lelaki yang kini sedang berdiri di hadapannya saat ini.

"Kita beneran udah selesai?" tanya lelaki tersebut pada sosok Rachel.

Rachel tidak berniat untuk menatap lelaki itu, pun meliriknya saja, Rachel tidak mampu.

"Hm. Aku udah lama anggap hubungan ini selesai."

"Sebegitu gampangnya?"

Baekhyun Gavin Imanuel. Sosok lelaki yang berdiri tepat di hadapan Rachel itu melayangkan tatapan seriusnya pada Rachel.

Rachel memberanikan diri membalas tatapan milik Baekhyun. Perempuan itu juga memasang wajah seriusnya.

"Aku mau kita selesai. Aku nggak mau lukain Sehun terlalu jauh lagi. Aku mau serius sama Sehun."

"Terus aku bagaimana?"

"Bukannya terakhir kali Kak Baekhyun sama Chaeri? Ingat, kan?"

"Tapi, Chell."

"Jangan panggil aku dengan nama itu lagi, Kak Baekhyun. Rasanya udah nggak sama. Sekarang udah beda. Kita tidak selamanya bisa jadi kita terus. Sekarang Kak Baekhyun dan aku sudah tidak bisa lagi digabungkan dalam kata kita. Jadi, jangan minta ketemu lagi. Aku jadi nggak punya waktu buat Sehun," ujar perempuan itu sembari beranjak dari sana.

"Kamu suka sama Sehun?"

Langkah kaki Rachel berhenti, ia tidak berniat untuk menoleh.

"Awalnya nggak. Tapi, aku mencoba. Sekarang aku udah masuk tahap belajar untuk cinta sama dia. Jadi, jangan halangi aku lagi. Kak Baekhyun sama Chaeri aja. Lupakan semuanya," jawabnya kemudian pergi begitu saja.

Lelaki tersebut mengepalkan tangannya. Ia tidak menyangka bahwa Rachel akan berpaling darinya.

***

Rachel tersenyum manis ketika mendapati sosok tinggi berdiri di depan rumahnya dengan senyum manisnya pula.

Lelaki itu terlihat begitu tampan hanya dengan kaos hitam yang mencetak tubuh kekarnya.

"Udah siap?" tanya lelaki itu pada Rachel.

Rachel mengangguk pelan, lantas keduanya bergegas masuk ke dalam mobil.

Tidak ada acara spesial. Mereka hanya ingin menikmati waktu berdua.

"Achell."

"Hm?"

"Aku pernah punya impian, nanti kalau aku punya pacar, aku yang nyetir, terus pacar aku nyandar di lengan aku."

Rachel tertawa kecil mendengar penuturan milik Sehun. "Terus?" tanyanya ingin memancing Sehun.

"Nggak bisa peka, yah, Chell?"

Sekali lagi perempuan itu tertawa kecil, lantas ia menyandarkan kepalanya pada lengan milik Sehun. Membuat lelaki itu tersenyum lebar.

"Kok cepat banget luluhnya?" tanya Sehun pada Rachel.

"Sengaja. Soalnya nyawa aku ada di tangan kamu. Siapa yang tahu kalau aku nolak, kamu malah langsung tabrak pohon."

"Sembarangan!"

Rachel menikmati posisinya di lengan milik lelaki itu, ia tidak bohong. Lengan ternyaman yang pernah ia rasakan salah satunya adalah lengan milik Sehun.

"Aku mau kita kayak gini dalam waktu yang lama, Chell," lirih Sehun.

"Ya udah. Kita harus kayak gini dalam waktu yang lama."

"Tapi, kayaknya sulit."

Mendengar hal tersebut membuat Rachel menjauhkan kepalanya dari lengan Sehun.

"Kenapa?"

"Kita nggak hidup selamanya, kan?"

Rachel merotasikan bola matanya malas. "Kirain apa."

Tangan Sehun bergerak meraih kepala milik Rachel, lelaki itu menyandarkan kepala Rachel pada lengannya. Lantas tangannya yang satu bergerak untuk menggenggam tangan mungil milik Rachel. Satunya lagi fokus menyetir.

"Hun, fokus nyetir, ih!"

"Ini aku fokus, Sayang."

"Fokus apanya? Mana ada orang fokus kayak gitu, ih!"

Sehun tertawa kecil, kemudian menciumi puncak kepala milik Rachel sayang.

"Aku nggak mungkin ngelakuin hal yang berbahaya. Nanti kalau sesuatu terjadi sama kamu, siapa yang bakalan lahirin anak aku?"

Rachel menutup mulut Sehun. "Nggak usah bicara."

Sehun menggigit pelan jemari Rachel, membuat perempuan itu meringis pelan.

"Sakit, ih!"

"Sini aku obatin," sahut Sehun meraih tangan Rachel kemudian menciumnya lama.

"Udah sembuh," sambungnya.

"Dasar orang gila," sahut Rachel yang hanya dibalas tawa kecil dari Sehun.

Rachel hanya menikmati posisinya di lengan Sehun.

Tanpa menyadari bahwa lelaki itu sedang tertawa di tengah lukanya.

***
B e r s a m b u n g

Cuman mau bilang. Dari sini siapin hati, tissue, sama mental. Lebay banget aku. Hahaha.

Okeeee.

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now