• Eps 01 || Mengingat

75 38 2
                                    

Happy Reading🌼

Jangan lupa sebelum ke part selanjutnya tinggalkan Vote dan Comment Kalian
______________________________________

"Apakah goodlooking akan selalu menjadi ratu?"
_Arina Zenatha_
_____________________________________

𝔹𝕒𝕝𝕜𝕠𝕟

Arin berdiri di atas balkon menatap langit yang kini kian menggelap. Rasanya dingin dan menyejukkan membuatnya tidak ingin beranjak sekalipun. Rambut halus dan lurus yang terurai kini sudah melayang karena angin. Bibir yang merah mulai mengerut dan kini mata menjatuhkan satu tetesan air.

Saat ini hanya satu yang terpikirkan olehnya. Mengingat masa lalu yang kelam, Menutup mata dan mulai mengingat kembali masa itu meskipun menyakitkan tapi itu sangat membekas di ingatannya.

𝕊𝕄ℙ

BRAK.

Pukulan yang terdengar begitu keras membuat semua murid kantin menjadikannya tontonan, sudah terlihat jelas ada dua orang perempuan disana. Yang satu berdiri sambil melipatkan tangan di dada yang terlihat seperti ratu, Vanya Margaren. Sedangkan satu lagi berlutut dan tertunduk dengan wajah yang terlihat memerah seperti pelayan, Arina Zenatha.

Arin tidak sengaja menjatuhkan piring makanannya di depan Vanya. Makanannya kini sudah berceceran kemana-mana tetapi hanya sedikit saus yang mengenai sepatu Vanya.

"Sepatu kesayangan gue!!" Sarkas Vanya melihat sepatunya dan kemudian menatap Arin dengan tatapan mematikan.

"Ma-maaf" Ucap Arin yang tengah berlutut dengan tangan gemetar dan wajah pucat ketakutan.

"Buruan bersihin sepatu gue!! mata lo dimana si anjir. Dasar perempuan busuk" Seru Vanya lagi dengan memberikan tekanan di akhir katanya, membuat perempuan di depannya mendongak, Marah.

Arin menatap sosok di depannya, Matanya tertuju kepada perempuan yang memakinya dengan santai tanpa ada rasa bersalah sekalipun.

Tatapan sekelilingnya tersenyum miring dapat diartikan setuju dengan ucapan Vanya Margaren.

"Apa maksud kamu?" Tatapannya terlihat sendu.

"Hahaha, Maksud gue? Ya iya lo perempuan busuk. Rambut kepang dua. Mau sekolah apa mulung hah? Sekolah di tempat elite gaya orang miskin. Miskin!!" Kata Vanya dengan tertawa puas kini sudah terlihat jelas sikap aslinya, Kejam. Ucapannya yang menyakitkan membuat hati arin hancur.

Arin menatap Vanya geram. Tangan yang tadinya gemetar berhenti dan berganti menjadi kepalan kemarahan.

Vanya kembali menatapnya marah. "Bersihin sepatu gue! Lo ambil tisu disana. cepetan!! Jangan lama miskin" Serunya sembari menendang dengkul Arin.

Di sisi lain Arin ingin sekali memberikan satu tamparan keras kepadanya tetapi ia juga takut karena pasti akan banyak pembelanya. Rasa takutnya lebih terasa dibanding dengan keberaniannya. Ia mengambil tisu yang tidak  jauh dari tempatnya berlutut lalu berjalan menuju Vanya

BUGH

Arin yang siap membersihkan sepatu Vanya sekarang terjatuh karena  tiba-tiba saja Vanya menghalangi jalan dan menyelengkat kakinya.

Benturan keras di dahinya yang terkena ujung meja memberikan tanda baretan yang mengeluarkan darah segar sedikit. Arin memegang dahinya dan sekarang mulai meringis kesakitan

"HAHAHA!!" Tawa semua murid pecah saat melihat Arin terjatuh tepat dihadapan mereka yang melihatnya.

Arin menarik napas kasar. "Vanya ini gak lucu" Seru Arin kembali menatap sosok di depannya penuh emosi.

Amarin Where stories live. Discover now