Alenda {1}

30 5 0
                                    


--Terima Kasih sudah membaca & Selamat Membaca!!--

....

"Jadi gimana, udah paham semua?"

"Em, udah sih cuma ada beberapa deh kayaknya yang memang harus lebih didalami."

Juan menganggukkan kepalanya, "Tenang, masih ada waktu satu bulan kok." Ucapnya sedikit menenangkan.

Juanda Aksa Guinno, selalu memenangkan olimpiade disekolah membuat namanya tak pernah bosan menjadi perbincangan para ciwi-ciwi. Pasalnya, bukan hanya pintar, wajah gantengnya selalu behasil memikat hati.

"Huft, gue yakin gue bisa!" Nadanya terdengar menyemangati diri sendiri, karena ini kali pertama Ana ikut olimpiade Matematika.

Oh! Jangan lupakan gadis yang satu ini, Aleana Gretasha, gadis yang dipilih untuk menjadi partner Juan dalam olimpiade.

Tok tok tok

"Hehehe izin yah gue mau culik Ana dulu nih." Hanin cengengesan didepan pintu perpustakaan, untung saat ini perpus hanya ada mereka berdua tanpa penjaga.

Ana merutuki sohibnya itu karena tak tahu malu, "G-gue duluan yah, bye!" Juan menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Lo apa-apansih?! Guekan lagi belajar!"

Hanin memasang tampang bodoh, "Guekan gak tau, lagian sih lo lama amat belajarnya, oh gue tau lo pasti cari kesempatan dalam kesempitan kan?!"

Dahi Ana berkerut tak mengerti, "Iya! Pasti sekalian biar lo bisa deket sama Juan makanya lo lama-lamain, ihh Ana lo jangan nikung gitu dong."

Pletak

Ana memukul kuat pundak Hanin membuatnya tersentak, "Mana mau Juan modelan kaya lo, ngimpi!"

Hanin melototkan matanya tak terima, "Iri ya lo? Ingat iri tanda tak mampu, aduhh Na cepetan elah." Ana terkejut saat Hanin menarik pergelangan tangannya.

"Tunggu, jadi lo manggil gue cuma buat temenin ketoilet?"

"Hehehe, abisnya gue takut sendirian."
Saat melihat Ana yang menarik nafas dalam, Hanin cepat-cepat mengacir menuju toilet, "HANINNN!!!"

....

Terik matahari membuat para siswa/siswi mengeluh, pidato pagi ini dari sang kepsek sudah berjalan hampir satu jam, "Kalau gue pingsan ntar bawa ke UKS ya diranjang paling ujung."

"Gue buang kelaut lo." Celutuk Dion ikut campur.

Belum sempat Hanin menjawab suara seseorang menghentikannya, "ITU YANG DITENGAH MULUTNYA GAK BISA DIKUNCI DULU?"

Deg

Memang nadanya sangat santai tapi membuat jantung gadis itu berdetak tak karuan, "Mampus." Ejek Ana sambil cekikikan.

"Asli gue pengen mati aja." Keluhnya sambil menyeruput jus jeruk, saat ini mereka sedang berada dikantin. Pagi ini kantin sangat padat seperti jam istirahat, karena keadaan yang panas ditambah berdiri tepat didepan matahari saat upacara tadi membuat rasa haus kian menyerang.

ALENDAWhere stories live. Discover now