Five

2.1K 223 5
                                    

Cedric benar-benar merutuki dirinya sendiri. Merasa kesal dengan keputusannya mengajak Tavisha untuk datang ke acara ulang tahun Cara. Karena kini wanita yang berjalan di sampingnya langsung menjadi pusat perhatian para tamu pria yang hadir. Cedric bahkan sudah melingkarkan tangannya pada pinggang Tavisha, tapi tetap saja tatapan lapar dari setiap kaum adam tidak sirna juga.

"Kenapa kamu harus memakai pakaian seperti ini, Tavisha ?" Cedric berbisik dengan mulut yang begitu dekat dengan telinga Tavisha. Membuat seluruh tubuh wanita itu meremang serempak. Tavisha mendongak sedikit dan manik birunya langsung bersiborok dengan manik coklat muda milik Cedric yang terasa begitu tajam. "Kamu bilang pestanya diadakan di club. Aku hanya menyesuaikan pakaianku dengan tempat diadakannya acara."

"Betul memang. Tapi kamu tidak harus memilih gaun seterbuka ini kan ?" Cedric melayangkan protesannya kepada Tavisha dan membuat dahi wanita itu mengernyit bingung. "Aku rasa pakaianku masih normal, Cedric. Lihatlah, pakaian para wanita di sini ada yang lebih parah dariku." Tavisha mengarahkan dagunya pada segerombolan wanita yang tengah menari di lantai dansa.

"Aku tidak peduli dengan mereka, Tavisha. Yang aku pedulikan hanya kamu di sini." Cedric menggeram kesal setelah melirik sekilas ke arah yang sama dengan Tavisha. Pria itu semakin mengetatkan pegangannya pada pinggang Tavisha, memberi tanda kepemilikan tak kasat mata kepada para lelaki yang sedari tadi dengan kurang ajarnya mencuri pandang ke arah Tavisha.

"Kita akan langsung pulang setelah bertemu dengan pemilik acaranya. Dan sebelum kita keluar dari sini, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Tidak ada pilihan lain selain menurut. Karena jika Tavisha berupaya untuk memberontak itu sama saja artinya dengan bunuh diri.

"Cara." Cedric akhirnya berhasil menemui sang pemilik acara yang malam ini nampak memukau dengan gaun rancangan desainer terkenal dunia. Wanita itu nampak begitu menyilaukan tapi sayang, sama sekali tidak mampu mempengaruhi mata Cedric. Karena pria itu kini hanya bisa memfokuskan diri pada seorang wanita yang kini sedang ia rangkul.

Cara – wanita yang tengah berulang tahun itu nampak begitu senang dengan kehadiran seorang Cedric di pesta ulang tahunnya. Yah, bisa dibilang jika Cedric adalah tamu yang paling ditunggunya semalaman ini. "Kamu tidak datang bersama dengan Zidan. Aku pikir kamu tidak datang."Cara berucap dengan nada manjanya.

Cedric memberikan senyum kecil sebelum membalas, "Aku harus menjemput dia dulu. Jadi aku tidak bisa datang bersamaan dengan Zidan." ucapan Cedric itu akhirnya menyadarkan Cara jika pria yang dinantikannya ternyata membawa sesosok wanita yang begitu asing.

"Who is she ?" tanya Cara dengan pandangan tidak sukanya. Tavisha yang menangkap itu tanpa sadar mengeratkan pegangannya pada pinggang Cedric. Cedric menghela napas dalam hati, merasa kesal dengan sikap Cara yang ternyata mempengaruhi Tavisha. "Perkenalkan, dia Tavisha. And Tav, she is Cara."

"Aku tidak peduli dengan namanya, Cedric. Yang aku ingin tahu adalah apa hubungan wanita ini denganmu ?"

"She is my-"

"Friend. Kami berdua berteman." dari pada menerka-nerka apa yang hendak dikatakan oleh Cedric, lebih baik Tavisha memposisikan dirinya di titik aman. Cedric langsung melirik ke arah Tavisha dan memberikan wanita itu tatapan tak terbaca.

Bahasa tubuh Cara merileks. "Teman ya ? Ok, aku harap hubungan kalian tidak berubah."

"Kau tidak ingin mengajakku berdansa, Cedric ?" Cara memilih untuk tidak memperdulikan Tavisha yang kini nampak kikuk di tempatnya. Cedric menggeleng pelan. "Kamu jelas tahu kalau aku tidak suka melakukannya, Car."

"Oh c'mon, ini hari ulang tahunku. Please ?" Cedric sudah hendak menolak ketika suara Tavisha terdengar, "Go ahead, Cedric. Aku bukan anak kecil yang harus kamu jaga terus. Have a dance with her and I'll wait."

Once Upon A TimeWhere stories live. Discover now