09

223 35 22
                                    

Harapan yang hanya bisa saya dapatkan dari orang-orang didalam rumah. Dan tidak bisa saya dapatkan darimanapun.




____________________

SEMBILAN
_____________________

"Ampun, buk. Jangan pasang muka mau makan orang gitu dong," ujar Brandon dihadapan bu Salwa. Guru bahasa Indonesia sekaligus guru paling muda di sekolah ini. Namun sayang dibalik wajah cantiknya bu Salwa terkenal guru killer.

"Gimana ibu mau sabar, sudah enam tugas bahasa Indonesia. Tidak kamu kerjakan!"

Pada pelajaran bahasa Indonesia hari ini Brandon harus berdiri didepan kelas dengan kedua tangan ditelinga dan satu kaki terangkat. Bu Salwa mulai jengah dengan Brandon yang jarang mengumpulkan tugas rumah.

"Kerjaan kamu ngapain aja sih di rumah?" Bu Salwa menarik telinga Brandon geram, membuat pria itu meringis kesakitan.

"Aduh ampun bu... Ampun... Nanti saya baper, tanggung jawab ya bu! Saya gak mau tau!" kata Brandon bercanda.

Bu Salwa semakin menarik telinga Brandon kesal. "Mana mau saya mau sama kamu!"

"Ibu enggak. Tapi saya mau!" goda Brandon, membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak.

"Gas terus, Brand. Jangan kasih kendor," teriak David duduk dikursinya, lalu di acungi jempol oleh Brandon dari depan sana

"Pusing ibu kalau udah berurusan sama kamu!" ujar Bu Salwa nyerah. "Sana kamu duduk. Tugas kamu ibu tambah dua kali lipat!"

"Buset, jahat banget bu sama saya. Salah apa saya bu apa?!"

"BRANDON! DUDUK ATAU IBU TAMBAHIN TIGA KALI LIPAT?!"

Brandon mengerjapkan matanya, langsung berlari kembali duduk dikursinya.

"Baik anak-anak, sebentar lagi kalian akan naik ke kelas dua belas," ujar bu Salwa sebagai wali kelas XI IPA 1. "Sekarang ibu akan membagikan surat undangan untuk orang tua kalian, karena ibu akan membahas untuk ujian dan saat kenaikan kelas nanti."

"Baik bu," balas semua serentak terkecuali Brandon.

Brandon mengacungkan tangannya dan menunjukan sederatan giginya. "Bu, kalau saya sendiri, boleh gak?"

"Saya minta orang tua. Bukan siswa."

Brandon menyengir. "Saya kan anak naik bu. Gak mau orang tua saya cape datang ke sekolah."

"Brandon, jangan bercanda. Yang boleh datang saat rapat itu di laksanakan hanya orang tua atau wali! Siswa tidak boleh!"

****

Yang Brandon pikirkan saat ini adalah, bagaimana caranya memberi tau Keanan atau Yosa masalah rapat yang tadi di bahas oleh bu Salwa di kelas. Brandon tidak berani, pertama Keanan pasti akan menolak dan akan memarahi Brandon dan yang kedua Yosa sedang sibuk kerja masuk-keluar kota. Wali? Brandon tidak tau, bahkan selama ini keluarganya tidak ada yang pernah mampir ke rumah, bahkan menanyakan kabarpun tak ada.

"Lo kenapa?" tanya Elina. Bel istirahat kedua sudah sejak tadi berbunyi, seperti biasa di jam istirahat mereka akan berkumpul di pojok kantin. "Ada masalah?"

"Brand, gue ngerasa ada yang lo sembunyiin dari kita. Benarkan?" tanya Lucas.

"Brandon, kita selalu terbuka sama lo. Kenapa lo gak terbuka sama kita?" tanya Daniel.

BRANDOLF [SELESAI] ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora