06

347 47 5
                                    

Sedikit info. Mohon bersabar yang udah nungguin group WhatsApp. Karena beberapa orang belum siap dan aku juga lagi sibuk nugas:')

Group whatsapp tetap ada. Bagi kalian yang mau join rulesnya ada di chapter 04.

Jadwal update setiap hari kamis yaaa❤️❤️❤️





___________________

ENAM
____________________

Brandon mengacak rambutnya frustasi bagaimana bisa pria itu seyakin tadi? Rasanya Brandon sangat menyesal. Tapi apalah daya semuanya sudah terlanjur, Brandon tidak akan menarik ucapannya yang akan menurunkan harga dirinya di sekolah ini.

"Lo jangan kebanyakan ngelamun. Mau kesambet?" tanya David dengan kekehan kecil duduk di samping Brandon.

"Kalian yakin gak? Gue bisa?" tanya Brandon tiba-tiba. Membuat ketiga temannya mengerutkan keningnya.

"Wait," kata Elina tak paham. "Bisa dalam hal apa maksud lo?" lanjutnya mewakili yang lain.

"Jadi ketua osis."

"HAHAHAHAA!!!" Gelak tawa David membuat semua sorot mata di dalam kelas melihat ke arah mereka. Setelah Brandon melempar buku catatannya barulah David berhenti tertawa.

"Bangsat!" umpat Brandon kecil.

"Gue yakin lo bisa," kata Lucas yang duduk di depan Brandon. "Mimpin Bardolf yang beratus-ratus orang aja lo mampu."

"Lo harus yakin biar lo bisa," ujar Daniel. "Kalau lo bimbang, gak akan benar. Yakinin diri lo sendiri Brand."

"Jadi apa sekolah ini punya ketos otaknya bobrok," kata David meledek dan mendapatkan tatapan tajam dari Brandon.

Brandon yang kesalpun langsung menoyor kepala David. "Gue buktiin, Dav. Kalau perlu orang kayak lo gue musnahkan dari sekolah ini," candanya.

David bergidik ngeri. "Gila ya lo. Sahabat seganteng dan selangka gue mau di buang?!"

"Bahas lo Dav. Mau gue tendang lo?" ancam Lucas tertawa.

"Jahat lo semua!"

****

Pria itu kembali lagi di ruangan yang sering ia jumpai bukan karena kesalahan. Namun ada hal yang sangat penting harus di bicarakan antara bu Aninda selaku kepala sekolah, pak Roni selaku pembina osis, Elina sebagai wakil ketua osis, Andrian selaku ketua osis, dan Brandon orang yang akan menggantikan ketua osis.

"Bu nanti ibu jatuh cinta sama saya. Saya gak mau tanggung jawab," celetuk Brandon lempeng.

Bu Aninda menghembuskan napasnya kasar, kesal mendengar ucapan Brandon. "Ibu kurang yakin," katanya dengan menopang dagunya menggunakan satu jari.

"Saya yakin bu." Andrian bersuara. Pria itu juga salah satu anggota bardolf dan sangat yakin bahwa Brandon bisa memimpin sekolah ini dengan baik. "Selama saya menjadi ketua osis disini. Saya merasa masih lalai bu dalam menjalani tugas."

Bu Aninda memanggut-manggut. "Seyakin apa kamu?" Bu Aninda kembali bertanya pada Brandon.

"Seyakin yakinnya!"

BRANDOLF [SELESAI] ✓Where stories live. Discover now