12. Cal dan Tuan Rumah Tak Ramah

3.6K 1K 329
                                    

|| 12: Cal's pov | 4785 words ||

Ada empat tipe zombie yang diresmikan secara tidak resmi oleh Serge; dari tipe 1 yang paling lamban karena mereka baru terinfeksi, tipe 2 yang mampu berburu manusia sedikit lebih baik, tipe 3 yang mulai memiliki kemampuan menalar, dan tipe 4 yang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada empat tipe zombie yang diresmikan secara tidak resmi oleh Serge; dari tipe 1 yang paling lamban karena mereka baru terinfeksi, tipe 2 yang mampu berburu manusia sedikit lebih baik, tipe 3 yang mulai memiliki kemampuan menalar, dan tipe 4 yang paling jarang ditemukan.

Batavia masih bersih dari zombie karena markas besar Polisi Nusa ada di sana. Kota-kota besar di sekitarnya seperti Radenal (markas kurirku), Renjani (rumahnya Ilyas), dan Larus hanya kebobolan beberapa zombie tipe 2 dan tipe 1. Namun, anggota PN di Renjani lumayan tanggap, jadi aku sama sekali tidak paham kenapa Ilyas bisa separanoid ini.

Bahkan, setelah beberapa zombie yang tadi berkumpul di depan rumahnya sudah diburu oleh anggota Polisi Nusa yang dia panggil sendiri, Ilyas masih ketar-ketir di depan pintunya.

Sekarang, dia mau keluar dari sangkarnya. Sudah 4 tahun dia tidak pernah keluar, katanya, padahal setahuku memang sejak anak-anak pun Ilyas tidak suka keluar rumah kecuali terpaksa. Yang lebih mencemaskanku adalah pandangan matanya yang kian liar dan tubuhnya yang bergetar hebat seolah dia baru saja menelan mesin motor yang masih menyala utuh-utuh.

Dia juga jadi lebih mudah marah. Aku tidak bisa salah senggol sedikit saja, dan suaranya langsung meninggi dengan tangannya yang bergerak-gerak jengkel.

Si nenek sesungguhnya sudah baikan, tetapi Ilyas bersikeras. Dia seperti menganggap kelalaiannya mengecek obat si nenek sebagai tindakan kriminal. Jadi, setelah mempersiapkan ini-itu, dan memastikan Emma kecil cukup tenang untuk ditinggal bersama si nenek, kami langsung berangkat ke dunia luar.

 Jadi, setelah mempersiapkan ini-itu, dan memastikan Emma kecil cukup tenang untuk ditinggal bersama si nenek, kami langsung berangkat ke dunia luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yah, setidaknya kami mencoba langsung berangkat.

Tidak ada gunanya berlama-lama menguatkan diri di ambang pintu seperti ini karena hanya akan menyebabkan kita overthinking dan kian ragu hingga akhirnya batal keluar, tetapi Ilyas mengalami tremor parah. Aku mengira dia akan ambruk di atas rak sepatu. Kuberi tahu pemuda itu bahwa kami bisa saja keluar dengan santai dan balap karung sampai batas kota, dan kami tetap bakal lebih unggul dari para zombie lamban itu, tetapi dia seolah kehilangan fungsi pendengarannya.

Escapade 1: A Lone WayfarerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang