"Bude, minta tolong bikinin nasi goreng satu sama teh hangat nya dua ya. Terima kasih budeh" ucap Reza.

"Iyo mas" ucap budeh.

"Ri" panggil Reza yang duduk di samping Dari.

"Apaan" jawab Dari sambil memainkan handphone nya.

"Gue lagi ngomong".

"Lo manggil bukan ngomong".

"Handphone nya taro dulu" ucap Reza merampas handphone Dari. 

"Balikin ih!!".

"Sebentar, Reza mau ngomong".

"Apaan?" tanya Dari dengan malas nya.

"Lo kemarin kemana?" tanya Reza

"gue tau, dia pasti mau bahas yang di angkringan" batin Dari.

"Ri".

"Ke angkringan".

"Berarti kemarin itu lo".

"Iya emang. kemarin lo di angkringan juga kan sama cewek, ketawa-ketiwi" ucap Dari.

"Ri, gue bisa jelas —".

"Nih nasi gorengnya sama teh hangatnya" ucap budeh sambil menaruh di meja.

"Terima kasih budeh" ucap Dari dan Reza.

"Iya sama-sama" ucap budeh.

"Ri, dia—".

"Makan dulu aja Ja keburu bel" ucap Dari sambil merampas balik handphone nya.

Reza langsung melahap nasi goreng sesekali menatap Dari yang sibuk dengan handphone nya. 

"Hai Ja" ucap seorang perempuan yang berdiri di depan Dari dan Reza.

Dari hanya menoleh sebentar lalu balik lagi ke handphone nya.

"Eh Ris" ucap Reza.

"Boleh duduk?" tanya perempuan itu.

"Ri" panggil Reza.

"Apaan?".

"Boleh duduk disini gak?" tanya Reza minta izin ke Dari.

"Kok lo nanya gue?, lo yang di tanya juga" jawab Dari.

"Duduk aja Ris" ucap Reza.

"Makasih" ucap perempuan itu lalu duduk di depan Reza.

"Oh iya Ris, kenallin ini Dari" ucap Reza.

"Riska" ucap Riska sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Dari" ucap Dari menerima untuk berjabat tangan. 

"Hm, lu kelas berapa?" tanya Riska.

"12" jawab Dari.

"Oh, sorry tadi gue manggilnya lu gue" ucap Riska.

"Santai".

"Oke ka".

"Ja kemarin aku nelpon kamu, kok gak di angkat?" tanya Riska secara tiba-tiba.

Dari tersedak teh hangat nya.

"Eh, kenapa ka?" tanya Riska.

"Gapapa, gue ke toilet dulu bentar" jawab Dari.

Dari beranjak dari tempat duduknya tetapi Reza memegang tangan Dari.

"Serius gapapa?" tanya Reza.

Tanpa ada jawabban, Dari langsung menepiskan tangan Reza tanpa melihat wajah Reza.

Dari hanya alasan untuk pergi ke toilet padahal mau ke kelas, muak melihat momen seperti itu di pagi hari. 

Dari berjalan menuju kelas dan akhirnya sampai di kelasnya.

"Dari" panggil Dina dan Dini secara bersamaan.

Dari langsung duduk di tempat bangku nya.

"Kok lo tumben jam segini baru masuk kelas?" tanya Dina yang duduk disamping Dari.

"Ah ceritanya panjang" ucap Dari.

"Ya udah ringkas" kata Dini yang membalikkan badannya ke belakang. 

"Males" ucap Dari.

"Yaelah gitu amat" ucap Dina.

"Ck, iya-iya gue ceritain nih" ucap Dari pasrah.

Dari menceritakan semua kejadian yang ia alami bareng Reza. 

"ANJIRT, GANTENG APE TU LAKI?!" teriak Dina.

"Berisik Na" ucap Dini. 

"Hehehe, terus sekarang lo kasih jawabannya?" tanya Dina.

"Ya enggak lah, orang pucekboy begitu" jawab Dini.

"Apaansi lo din?! emang gue nanya lo".

"Gue wakilin Dari ya".

"Lo berdua ribut mulu, puyeng gue yang ditengah," ucap Dari.

"Gue belum kasih jawabannya" sambung Dari.

"Bagus Ri jangan di kasih dulu, mending lo antepin dulu tuh sikapnya sekarang" ucap Dini.

"Iya bener apa kata Dini" ucap Dina

"Tapi gue muak anjirt sama omongannya" ucap Dari.

"Yaudah jangan ditelen ucapannya" ucap Dari.

"Dia ngelawak din?" tanya Dari ke Dini.

"Harus banget ketawa Ri?" tanya balik Dini ke Dari.

"HAHAHAHA," Dina tertawa terpaksa.

"Udah gak usah ketawa, gue udah wakilin" ucap Dina dengan wajah ngambek nya.

"HAHAHAHAHAHAH" Dari dan Dini terbahak-bahak melihat wajah Dina.

DARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang