19. Dua Kompetitor

1.3K 192 48
                                    

Hari berikutnya berjalan begitu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari berikutnya berjalan begitu saja. Bahkan tidak terasa ujian kenaikan sudah berlangsung dengan lancar. Kemarin hari terakhir hingga tibalah acara yang selalu mendapat respons luar biasa. Class meeting. Pertandingan-pertandingan olahraga antar kelas dan penampilan seru dari beberapa ekstrakurikuler SMA Bakti Nusa.

Selama beberapa hari ujian kenaikan kelas berlangsung, Lola hampir tidak pernah mendapat ketenangan karena Arsen yang terus melempar kode. Semua masa-masa saat mereka pacaran kembali didengungkan oleh cowok itu setiap ada kesempatan berbicara dengannya. Arsen seakan-akan ingin memunculkan terus semua kebersamaan mereka saat SMP. Mau tak mau Lola harus kembali bernostalgia. Hatinya terombang-ambing oleh kebingungan.

Apalagi beberapa waktu lalu Lola sungguh menerima ajakan Arsen untuk pulang bersama. Jangan tanyakan canggung yang Lola rasakan. Namun, Arsen tampak begitu santai. Senyum cowok itu seakan-akan enggan menghilang sepanjang mereka berkendara berdua.

"Pokoknya lo harus dukung kelas kita!" cetus Karina berapi-api. Pun menyadarkan Lola dari lamunan tentang Arsen.

Hari itu pembukaan calss meeting futsal dan yang pertama berhadapan adalah kelas X IPA 2 dan X IPS 2. Bagaimana Lola tak terjebak di ambang kebingungan? Di satu sisi ada gebetan, di sisi lain ada mantan.

Abil memang tidak minta dukungan secara langsung, tetapi .... "Gue senang kalau lo lihat gue main besok. Gue emang nggak jago main futsal, tapi kalau ada lo pasti gue semangat." Itulah yang diucapkan Abil semalam saat menelepon Lola.

Tribun sudah penuh dengan beberapa murid yang hendak menyaksikan pertandingan futsal. Lautan siswa bahkan para guru sudah siap menjadi supporter. Beberapa siswa-siswi membentuk kubu masing-masing untuk mendukung kelas mereka. Juga tidak terkecuali kelas X IPA 2 yang sudah heboh. Berbekal botol kosong yang diisi kerikil, semua kompak meneriaki nama kelas mereka.

Tepat di lapangan sudah ada Gaza, Ardo, dan Ajil—salah satu teman mereka yang bertindak sebagai penjaga gawang. Hanya Arsen yang belum terlihat batang hidungnya. Tim mereka hari ini memakai jersey polos hitam dilengkapi garis putih di bagian pundak. Sedangkan tim kelas Abil menggunakan jersey merah gelap. Para gadis langsung menjerit histeris saat cowok-cowok itu makin bertambah kadar ketampanannya saat memakai baju futsal.

"Aaa! Itu ... itu teman Chiko, 'kan? Si Danial, ya ampun! Kenapa dia ganteng banget!" Karina memekik.

"Bi, nggak boleh oleng. Cowok-cowok di kelas kita juga nggak kalah ganteng," samber Mika, "Arsen ke mana? Kok, nggak kelihatan." Gadis itu sibuk menilik keramaian, mencari sosok yang belum juga terlihat.

Baru saja dipikirkan oleh teman-temanya, Arsen berlari dari arah kelas. Betis yang putih kini terpampang nyata membuat para cewek tidak sanggup lagi untuk berteriak histeris. Arsen memamerkan senyum pada Lola yang sejak tadi terdiam di bawah pohon rambutan di sisi lapangan.

 Putar Balik [Segera Terbit] √Where stories live. Discover now