14. Motif Tersembunyi

1.6K 207 51
                                    

“Lo haus banget, La?” Abil gemas melihat Lola yang terus menyedot es teh hingga tersisa sampai ke dasar gelas

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

“Lo haus banget, La?” Abil gemas melihat Lola yang terus menyedot es teh hingga tersisa sampai ke dasar gelas. Keluar dari kantin, keduanya memilih duduk santai di depan kelas X IPS 2, memindai setiap siswa yang berlalu lalang di koridor atau lapangan basket.

“Otak gue udah panas gara-gara pelajaran, ditambah lagi sama sikap aneh Arsen.” Lola menggigit sedotan dengan pelan karena Abil mengernyit heran ke arahnya.

“Aneh gimana? Kalau menurut pandangan gue sebagai cowok. Jelas-jelas Arsen mau deketin lo lagi."

Lola mendengus sembari berjalan ke arah tong sampah untuk membuang sisa minuman. Setelah menjatuhkan tubuh di samping Abil, barulah wajahnya tertekuk sesaat. Sikap Arsen hari itu berubah sembilan puluh derajat, menghadirkan tanda tanya besar dalam pikiran.

“Udahlah, nggak usah dibahas.” Lola mengibaskan tangan di depan wajah untuk mengusir raut penasaran dari wajah Abil.

“Hari minggu lo ada acara nggak?”

“Nggak ada, tapi sebelum ujian kenaikan kelas gue biasanya belajar di rumah. Kenapa?”

“Oh, gitu. Nggak apa-apa, La.”

“Lo mau ngajakin gue jalan, ya?" tebak Lola seraya menunjuk wajah Abil yang sedikit salah tingkah. Tawa Lola lolos saat Abil mengangguk samar. “Boleh, deh. Biar nggak stres belajar terus.”

“Lo serius, La?” Lola mengangguk mantap.

"Eum ... sebenernya takut ibu nggak ngasih izin. Gue coba ngomong ke ibu dulu, ya?"

Seharusnya Nani tidak mempermasalahkan, apalagi di akhir pekan. Lola biasanya lebih banyak beristirahat. Lagipula, selain mempersiapkan ujian kenaikan kelas, Pak Rusdi juga terus mencekoki otaknya dengan pelajaran Biologi. Semoga saja sang ibu bisa sedikit mengerti.

“Kalau gitu hari minggu jam setengah sembilan gue jemput, ya. Sekalian izin sama orang tua lo.”

"Lo mau izin ke ibu gue?" Lola agak kaget. Sebab selama ini, hanya Arsen yang berani melakukan hal itu. Arsen pun lebih banyak tidak mendapatkan izin.

"Kenapa? Mama lo galak?"

"N-nggak galak, sih. Cuma ...."

Abil terkekeh membuat ucapan Lola terputus. "Gue coba," katanya mantap.

Bersamaan dengan itu, bel berbunyi nyaring di setiap sudut SMA Bakti Nusa. Siswa-siswi yang sedang beraktivitas di luar kelas lantas berbondong-bondong masuk kelas. Termasuk Abil dan Lola yang berjalan menuju kelas masing-masing. Seketika koridor yang tadinya ramai kembali lengang.

 Putar Balik [Segera Terbit] √Where stories live. Discover now