Part 8

1.1K 113 50
                                        

Satu mangkuk ramen di makan berdua terasa sangat menyenangkan. Hinata dan Naruto saling melempar senyum walaupun mereka masih terasa kikuk. Sebelumnya, Hinata yang tak sengaja menghirup aroma ramen yang begitu menggoda dari dapur guru. Dan menemukan seorang pria pirang di sana. Lalu berakhir memakan ramen bersama. Untung saja tidak ada orang, karena memang kebanyakan guru-guru lain memilih makan di kantin khusus guru. Tinggalah mereka duduk berdua asik makan ramen di dapur kantor.

"Hinata..." Naruto ragu menanyakan hal ini. Namun ia memberanikan untuk membuka percakapan yang sedikit serius menyangkut masalah pribadinya.

"Kau adalah alumni sekolah ini, apa kau tahu sesuatu sebelumnya?"

"Tentang apa? Aku tak mengerti apa maksudmu." Kernyitan di dahi Hinata jelas terlihat. Dia memberhentikan suapan mie Ramennya.

"Apa kau tahu, aku dulunya pernah sekolah disini. Bahkan seangkatan denganmu." Naruto berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku tak tahu entah ini penting untuk di tanyakan atau tidak. Tapi aku sedikit penasaran akan hal ini."

Naruto mengulum senyum dan menghela napas. Dia sedikit melirik Hinata yang sangat serius memperhatikannya. "Aku mengalami lupa ingatan saat kelas satu SMA, dan itu saat aku masih sekolah di sini. Yang kudengar itu semua karena aku mengalami kecelakaan hingga akhirnya aku di pindahkan di sekolah lain. Namun yang membuatku penasaran adalah ... aku tidak mengingat sedikitpun tentang sekolah ini."

"Naruto-san ceritamu itu ... terasa tak asing di tekingaku. Aku pun demikian, aku mengalami kecelakaan saat kelas satu SMA, sama seperti dirimu yang tak mengingat apapun. Jika kau tanya ... tahukah aku tentang dirimu yang pernah menjadi pelajar di sini? Hmm aku tak mengingatnya." ucap wanita lavender itu dengan wajah sedikit ditekuk.

"Namun aku selalu memimpikan sesuatu yang aneh. Entah itu apa, aku pun tak mengerti maksud dari mimpi itu. Tapi di mimpiku itu, terkadang muncul wajahmu." Naruto terkejut setelah mendengar penuturan Hinata. Hatinya mendesir halus, ia tak menyangka Hinata merasakan apa yang ia rasakan, bahwa kenyataannya selama ini ia selalu memimpikan Hinata begitupun sebaliknya.

Tak lama muncul Shino yang sedang mengambil sebuah cangkir.

"Hinata-san maukah kau bertemu denganku di kafe setelah mengajar nanti. Aku ingin melanjutkan pembicaraan kita tentang ini." Naruto dan Hinata mengabaikan kedatangan Shino, namun tetap menyudahi percakapan mereka barusan.

"Tentu." ucap Hinata dengan senyum pasti.

"Ada apa dengan mereka? Atau jangan-jangan mereka sedang menjalani hubungan gelap?" pikir Shino membatin.

°•°•°

Flashback On

"Naruto!!" Pria tua bernama Hiruzen memanggilnya dengan sedikit lantang.

Naruto menoleh cepat dan membungkukan badan. "Ada yang bisa saya bantu Hiruzen-sama?" ucapnya seraya tersenyum ramah.

"Ah! haha tidak ada. Aku hanya ingin memberimu ini." Pria tua itu memberikan selembar foto kepada Naruto.

"Apa ini?"

"Itu adalah foto yang ku temukan saat mencari dokumenku yang hilang. Setelahku ingat-ingat, ternyata kau adalah murid Iruka dulu saat sebelum dia pensiun." Jelas Hiruzen dengan senyum. Pria tua itu terus berbicara tanpa menghiraukan Naruto yang sangat terkejut mendengarnya.

Lalu Naruto mengamati gambar yang ia pegang, dan menemukan dirinya yang berada dalam selembar foto itu. Foto yang ia pegang adalah bentuk visual untuk mengingat sebuah kenangan di mana saat itu seluruh kelas mengadakan sesi foto saat hari pertama sekolah. Dan Naruto ada di salah satu dari sekian banyaknya murid di foto itu.

A Stored Feeling | ENDWhere stories live. Discover now